8

3.3K 322 40
                                    

Haechan menghembuskan napasnya dengan perlahan untuk menghilangkan kekesalan di dalam dadanya sebab ulah Mark.


Iya lagi-lagi Mark. Bagaimana Haechan tidak kesal jika Mark memberikan foto selfie untuk di posting di IG NCT 127 tapi di foto selfie tersebut ada wajah dirinya yang membuat para penumpang kapal Markhyuk semakin berkonspirasi.


Sebenarnya apa sih maunya mahluk itu? Batin Haechan benar-benar marah. Ia jelas marah dan kesal karna merasa perasaanya sedang di permainkan.



Sebenarnya Haechan ingin sekali membahas itu. Tapi ia mengurungkan untuk tidak melakukannya. Ia tidak mau Mark tau kalau ia masih memperdulikan hal-hal tersebut.


Haechan mengambil jaket juga tasnya. Ia memilih untuk menunggu Jeno di basement saja di bandingkan di ruang itu.


"hai..bear.." panggil Mark.


Haechan mengabaikan, ia ingin tetap pergi hanya saja di halangi oleh Mark.



"mark.. awas aku mau lewat"


"kamu sudah lihat postingan di NCT 127? Bagaimana menurut mu, bear?" tanya Mark dengan wajah penuh senyum yang membuat Haechan merasa semakin kesal saja.




"berapa kali harus ku bilang panggil aku dengan nama saja. Apa ada dari kalimat ku yang tidak kamu paham artinya?"



Haechan menarik napasnya dalam kemudian menghembuskannya untuk kembali menenangkan dirinya.


Kepala Haechan terangguk. "aku mengerti untuk semua kedekatan yang kamu coba lakukan di depan kamera sekarang. Tapi sekarang sudah tidak ada kamera. Jadi tidak perlu melakukan itu. Tolong berhenti bersikap seperti itu. Harus bagaimana aku menjelaskannya agar kamu paham hyung?"



"Kenapa harus berhenti? Haechan, aku tau. Aku sangat tau sekali kalau kamu marah. Aku minta maaf untuk semua itu. Oke? Aku juga tau kamu tidak mencintai Jeno. Kamu melakukan semua ini hanya karna ingin aku cemburu kan? " Mark menjeda kalimatnya. Kemudian menatap Haechan sambil mengangguk.


"Aku sudah cemburu. Aku sudah mengakui kalau aku cemburu. Jadi berhenti ya..hmm?" Tangan Mark terangkat untuk mengusap pipi Haechan yang langsung saja di tepis oleh Haechan.


"babe? oke... kamu mau kita punya hubungan kan? fine.. lets make it babe. Kamu mau kita apa? pacaran? atau apa? kamu boleh membuat hubungan apapun yang kamu mau. Aku tidak akan menolaknya.."

Haechan menatap Mark dengan terluka. Mendengar semua ucapan Mark justru membuat Haechan semakin terluka. Haechan merasa bahwa Mark selalu saja menganggal remeh semua hal tentangnya.


"aku tidak tau harus bagaimana menghadapi mu.." Haechan sudah akan pergi lagi, tapi Mark masih tetap menahan Haechan.



"Mark.. awas!"


"Apa aku salah? coba sekarang bilang di hadapan ku kalau kau mencintai Jeno dan tidak mencintai ku lagi. Katakan di hadapan ku dengan menatap ku."

Kedua tangan Haechan mengepal di kedua sisi tubuhnya.



"Minggir.." pinta Haechan.


"See? tidak bisa kamu lakukan bukan? kamu tidak bisa melakukannya. Karna kamu tidak mencintai Jeno dan hanya mencintai ku. Kamu seperti itu chan dan aku tau itu. Jadi berhentilah seperti ini hmm.. oke?" Mark menggapai tangan Haechan. Menggenggam tangan itu kemudian mengecupnya.



Sedangkan Haechan masih hanya terus menatap Mark lekat.


"Kita mulai dari awal ya?"


Bukan Cinta Segitiga Biasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang