14

3.4K 287 15
                                    

Wajah Haechan terlipat seribu melihat Jeno yang sedang memasukan barang-barang ke koper.


"jenoo.. aku ikut ya"



"Kamu kan harus latihan untuk tur kita di Indonesia dan tur 127 di Amerika. Banyakin istirahat chan. Aku di Milan ngga lama kok"



"Mau ikut Jen.. please..please..." Haechan turun dari kasur  dan bergelayut manja pada lengan Jeno.



Jeno membiarkan saja kekasihnya itu mau berbuat apa, ia tetap terus merapikan barangnya.


Haechan mengganggu dengan mengeluarkan kembali barang yang sudah di masukan tapi Jeno dengan sabar memasukan kembali. Hingga Haechan menjadi kesal sendiri karna sikapnya tak juga mendapatkan perhatian Jeno.



"Ish yaudah pergi aja sana! memang tidak ada yang sayang dengan ku!"


Jeno hanya menggeleng sambil tersenyum. Ia merapikan dulu barang-barangnya sebelum berjongkok di hadapan Haechan yang saat ini duduk di lantai dengan wajah kesal.


"Ayo bangun jangan duduk di situ dingin"


"Karna kita sudah melakukan hal aneh-aneh itu ya? kamu jadi tidak peduli lagi dengan ku?" kesal Haechan


"Kok ngomong nya gitu?"


"Habis memang iya. Aku sudah seperti pelacur tau ngga. Habis melakukan itu terus di tinggal pergi begitu saja"


Raut wajah Jeno langsung berubah menjadi serius.

"Jangan bicara seperti itu. Aku tidak suka mendengarnya"


"Loh memang iya. You fuck me lalu you want to go.."


"We making Love!" Tegas Jeno. Suaranya sedikit naik membuat Haechan terdiam.


Haechan melipat bibirnya rapat-rapat.


"Aku tau kamu kesal. Tapi aku tidak suka kamu merendahkan diri kamu seperti itu chan. Aku akan sangat merasa bersalah kalau sampai kamu berpikir seperti itu. Kamu pikir untuk apa aku menunggu melakukan ini? itu karna yang aku inginkan bukan sekedar sex saat kita melakukan itu. Aku ingin kita bercinta.  Apa aku salah mengartikan apa yang kita lakukan itu chan?"

Haechan menggeleng cepat. "tidak..tidak. Maaf... aku..aku cuma masih mau dengan mu. Maaf..."



Jeno masih hanya diam dan Haechan pun langsung memeluk Jeno.


"Maaf Jen... aku janji tidak akan bicara seperti itu lagi. Kamu mau pergi jangan marah, aku takut"



Jeno menghela napasnya. "Aku tidak marah.. Aku merasa bersalah"



Haechan menjauhkan wajahnya agar bisa menatap Jeno. Ia menggeleng.

"Jangan merasa bersalah! Aku senang melakukan itu dengan mu. Aku merasa memiliki mu dan dimiliki kamu. Karna itu aku tidak ingin di tinggal. Maaf kalau sikap ku kelewatan. Tapi jangan merasa bersala. Please jen..."


Jeno masih hanya diam.


"Jen aku nangis nih kalau kamu ngga jawab.."


"Yaudah ayo bangun.. dingin duduk di situ." ucap Jeno dan Ia pun mengangkat Haechan.

Memindahkan Haechan duduk di kasur. Jeno akan pergi namun Haechan menangkap tangan Jeno.



"Aku benar-benar minta maaf, "



Bukan Cinta Segitiga Biasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang