Chapter •12

659 49 0
                                    


Happy reading!


"Gila si Amara beneran berubah ya, jadi makin cantik aja. Kalo dari dulu dia kek gitu, beh dah gue jadiin pacar" celetuk Kevin kala melihat Byan keluar dari mobilnya

Beberapa orang di kelompok mereka secara sekilas menatap Kevin tajam.

"Yeu, si Amara yang gak mau sama Lo. Selera Amara mah kek si Rezvan, kalo di banding sama Lo ya ke banting jauh" sinis Raffan

Sudah menjadi rahasia umum bagi siswa XHS tentang Amara yang menyukai Rezvan, karena memang gadis itu menyatakan perasaannya blak-blakan. Belum lagi tingkahnya yang selalu menempeli pemuda itu setiap bertemu, bikin geleng-geleng kepala memang.

Ah, siswa XHS juga tidak tau jika Amara, Alvin dan Arsen adalah saudara. Seperti yang Amara katakan, keluarganya menutup rapat informasi tentang dirinya. Mereka tidak mau mengakui bahwa dia adalah bagian dari keluarga itu. Sialan memang, tapi yah bagaimana lagi.

Dan karena Amara memang dasarnya suka caper kepada para kakaknya, tidak hanya dirumah, bahkan di sekolah pun ia akan tetap melakukan hal-hal untuk menarik perhatian kakaknya itu. Maka dari itu, cukup banyak siswa dan siswi yang menganggap Amara itu cewek sasimo.

Yah, karena juga di sekolahnya itu kebanyakan siswa dari SMP XHS akan tetap melanjutkan tingkat SMA mereka disana juga. Jadi sebagian besar mereka juga sudah mengenal tentang Amara beserta rumornya. Padahal mah itu beda context antara tingkahnya pada Rezvan dan kakaknya.

"Tapikan Amara lagi Amnesia, dia lagi lupa sama si Rezvan. Kalo gue deketin dia sekarang terus buat dia suka sama gue, walaupun nanti pas dia udah inget semuanya, tetap aja hatinya udah pindah ke gue" tukas Kevin, entah mengapa kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya

"Bro, Lo beneran suka sama Amara?" Tanya Raffan penuh selidik diikuti semua sahabatnya yang menatap Kevin

Kevin yang mendengarnya terkekeh canggung, "gue cuma ber.. berspekulasi doang kok. Lagi pula, nanti pas Amara inget semuanya pasti dia bakal balik lagi ke sifatnya yang dulu. Udahlah, ayo ke kelas. Bentar lagi bel masuk" ucap Kevin seraya melangkah pergi

Mereka yang ditinggalkan saling melirik satu sama lain, seolah bertelepati melalui tatapan mata selama beberapa detik. Setelah itu mereka menyusul Kevin yang sudah mulai menjauh.

•••••

Setelah bertemu kepala sekolah dan menceritakan keadaannya yang saat ini membutuhkan bimbingan dan perhatian lebih. Sekarang disinilah Byan berada, di depan kelas dengan plakat 10 IPS 3, kelas yang berada di ujung lorong bersama kepala sekolah itu sendiri.

Tok ...

Tok ...

Tok ...

"Selamat pagi Bu Nur. Ini saya membawa siswa anda yang bernama Amara Byanca" ucap pak kepala sekolah setelah mereka masuk kedalam kelas

Guru yang dipanggil Bu Nur itu mengangguk, "iya pak, ada apa ya sampai bapak ikut mangantarnya?"

"Saya jelaskan sekalian kepada siswa disini ya" Kepala sekolah itu tersenyum, lalu menatap pada siswa yang sedang duduk memperhatikan mereka sedari tadi. "Anak-anak, teman kalian bernama Amara Byanca ini sedang mengalami amnesia akibat dari kecelakaan yang dia alami. Jadi bapak harap, kalian dapat membantu dia untuk beradaptasi kembali dengan kalian dan lingkungan sekolah. Mengerti?" Ucap kepala sekolah dengan penuh wibawa

"Mengerti pak" sahut para siswa

Kepala sekolah itu mengangguk puas, ia berbalik menatap Byan dan Bu Nur. "Baik, saya tinggal ya" pamitnya segera meninggalkan kelas itu

Kelas yang tadinya tertib segera gaduh setelah kepala sekolah menutup pintu kelas.

"Loh ini Amara? Yang bener aja?" Celetuk salah satu siswi perempuan dari arah tengah

"Ya ampun Ra, hilang ingatan bisa bikin Lo jadi cantik begini? Gimana bisa" Sahut seorang siswa dari arah belakang

"Gila gila, berasa pangling banget liat lo sekarang" ucap siswi yang duduk tepat di kursi depan berhadapan langsung dengannya

Byan tersenyum. 'Gue kira nih kelas anak teladan gegara tertib amat pas masuk, ternyata oh ternyata kelas ajaib.'

"Kenalan dulu ya, nama gue Amara Byanca. Panggil Byan aja mulai sekarang okeey~" ucap Byan sambil tersenyum manis

"Ya ampun By, jangan senyum di depan mereka. Senyumnya di tunjukan kalo kita lagi berduaan aja" ucap siswa yang duduk di belakang tadi dan mendapat sorakan dari penghuni kelas itu

Byan terkekeh melihatnya. Sepertinya kehidupan sekolahnya kali ini akan jauh lebih menyenangkan.

"Sudah anak-anak. Ayo tenang dulu kita lanjutkan pelajaran ini" ucap Bu Nur yang mendapat seruan protes dari para siswa itu

"Byanca, kamu duduk di kursi kosong itu ya. Teman sebangku kamu lagi ijin, jadi kamu duduk sendiri dulu" ucap Bu Nur mempersilahkan Byan untuk duduk di kursi kosong yang berada di deretan tengah samping jendela.

"Baik Bu, terima kasih" jawab Byan sopan dan berlalu menuju kursinya.

Byan memilih duduk tepat di samping jendela, dia menoleh pada kursi kosong disebelahnya. Kursi itu milik sahabat Amara.

Tepat setelah dia mendapatkan ponsel milik Amara, dia melihat banyak notif masuk dari kontak dengan nama Carissa Lean G. Itu. Setelah mengecek history chat mereka, baru lah Byan sadar bahwa si Carissa ini adalah sahabat baik Amara.

Carissa juga sudah mengatakan bahwa dia mengambil ijin sekolah selama 2 hari karena ada urusan keluarga di luar kota dan akan masuk sekolah besok. Sebenarnya Carissa sudah menyuruh Byan untuk masuk besok saja bersamaan dengannya, tapi Byan menolak dengan alasan bahwa dia sudah terlalu lama absen dari sekolah.

Padahal mah dia hanya bosan berada di rumah itu terus. Lagi pula pulang sekolah ini dia harus bertemu dengan keluarga dan sahabatnya. Belum lagi mereka akan mengadakan pesta hari jadi Gravist lusa nanti, dia juga harus ikut berkontribusi bukan.



Hallo! Boleh minta kritik dan sarannya ya untuk cerita aku.

Mungkin ada yang punya ide untuk cerita ini, boleh bisikin aku yaa, hehe..

Hope you guys enjoy the story! ;)

Hello, I'm Byan!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang