Chapter •9

777 58 0
                                    


Happy reading!


Byan kini berada di balkon kamarnya. Menatap bulan sabit yang melengkung indah di gelapnya langit malam ditemani taburan kemerlip bintang membuat Byanca tak hentinya berdecak kagum akan ciptaan tuhan ini.

Dia menimang handphone milik Amara yang tadi diberikan oleh Anneth padanya, bingung harus mengatakan apa saat menghubungi kenalannya.

"Ah, masa bodo deh" ucapnya dan segera men-dial nomor yang sudah ditekannya dari tadi.

Dia menghela napas ketika mendengar nada tersambung dari ponselnya.

"Hm?" Terdengar suara dari sebrang sana

Byan meneguk salivanya gugup. "E.. R.. A.." ucapnya menyebutkan kode anggota miliknya

Seseorang disana tercekat kala mendengar ucapan Byan. "Shit! Se..."

"No, king. I haven't set up this phone yet" ucap Byan memotong perkataan orang itu

Dia paham, maka dia tak meneruskan perkataannya"who are you? Don't try to trick me"

"Siapa yang mau nipu kamu sih kak Avis. Kamu sendiri kemarin yang bilang 'Kalo ada apapun yang terjadi sama kamu, hubungi kakak segera oke. Mau hal itu masuk akal atau gak, kakak tetap disisi kamu. Cukup katakan kode kita, kakak akan berdiri disampingmu' sekarang malah bilang aku nipu" kesal Byanca. Dia sudah memilih menghubungi Avisha terlebih dahulu karena kata-kata itu dan sekarang dia malah di tuduh penipu.

Ya walau Avisha juga gak salah sih, orang Byan sendiri yang tiba-tiba nelpon gak pake permisi langsung nyebutin kode anggota aja. Siapa yang gak kaget, mana yang punya kode udah di dalam kubur lagi.

"Ren? is this really you? Kamu dimana? Kok bisa masih hidup?"

"Beneran Ren kak. Sekarang aku ada di Indo. Dan soal aku masih hidup, ini kek Firasat kamu kemaren kejadian, aku mengalami hal yang gak masuk akal" jawab Byan sembari menghela napas lelah

"Tempat kakek Gu? Besok kakak kesana. Kamu share location ke Kaka sekarang, biar kakak nentuin tempatnya"

"Oke. Kalo bisa jangan kasih tau siapapun dulu, takut mereka gak percaya sama aku"

"How dare you!" Terdengar teriakan wanita dari ponselnya.

Amara menatap layar ponselnya, siapa tau dia tak sengaja menambahkan orang lain dalam panggilan mereka. Tapi tak ada, hanya ada Avisha dan dia didalam panggilan itu

"Hah?"

"Alenka tenang" ah, Byan paham sekarang.

"Kak El! Beneran kak El?"

"Gimana bisa Lo gak mau ketemu gue hah! Lo tau gue hampir depresi gegara Lo ninggalin gue gitu aja sialan"  bentak Alenka. Sudah lama sekali dia tak mendengar Alenka memarahinya seperti ini.

"Len, tenang" dapat Byan dengar beberapa orang mencoba menenangkan Alenka

"Lah lagi ngumpul toh?" Tanya Byan tenang. Tak tau saja karena ulahnya Basecamp Gravist kini sedang rusuh.

"Ren! Lusa kita ketemu. Gue bawa semua yang berkaitan" putus Avisha segera menutup telpon mereka setelah mendengar persetujuan Byan

"Hmm, tadinya mau pelan-pelan eh malah bablas gini. Siap-siap deh gue" gumam Byan pasrah

••••

Ditempat lain, tepatnya Basecamp Gravist sedang rusuh setelah telpon yang diterima Avisha dari Byan tadi.

Disini terisi oleh semua anggota inti Gravist ditambah Kenzo dan Sean, serta kedua sahabat Mauren. Jennifer Airlene Emrick dan Georgia Helena Bagaskara.

Tadi, setelah Byan mengatakan kode milik Mauren, Avisha segera memberi instruksi diam dan menekan loud speaker pada ponselnya agar yang lain dapat mendengar pembicaraan mereka. Avisha merasa segala tentang Mauren berkaitan dengan semua orang di ruangan itu. Jadi tak ada salahnya membagi informasi.

Tapi Avisha sendiri tak memprediksikan bahwa Mauren akan mengatakan untuk tak memberi tahu tentang ini pada orang lain. Dan jadilah Alenka mengamuk seperti sekarang ini.

Avisha yang melihat kedua sahabat Mauren yang masih menenangkan Alenka yang masih mengamuk pun menghela napas berat. Tumbenan seorang Avisha membuat kesalahan seperti ini.

Avisha mengalihkan perhatian pada handphonenya saat satu notifikasi muncul dari aplikasi WhatsApp-nya. Byan sudah mengirim lokasinya beserta beberapa pesan lain. Setelah melihat sebentar lokasi yang dikirim Byan, Avisha kemudian memberi mark sebuah kafe dekat rumah Byan dan mengirimkannya kembali pada Byan.

"Tenang Alenka. Sekarang sebaiknya kalian bersiap, gue udah dapat lokasinya. Bang, kasih tau keluarga kalian gih. Kita berangkat besok pagi, ngumpul di bandara jam 4 pagi. Oiya bang, Ren nitip ponselnya buat dibawain juga" ucap Avisha sopan pada Sean dan Kenzo.

Kenzo dan Sean adalah pendiri Gravist sekaligus ketua dan wakil, yang sekarang diserahkan pada Avisha dan Aksa. Maka dari itu, anggota Gravist begitu menghormati Kenzo dan Sean.

"Oke. Gue pergi dulu" ucap Kenzo yang langsung pergi diikuti Sean.

Kenzo dan Sean marah serta tak habis pikir, bagaimana bisa adik mereka malah menelpon Avisha dibandingkan keluarganya sendiri. Sial! Kita lihat saja penjelasan bagus apa yang disiapkan Mauren ketika bertemu mereka nanti.

"Kenapa gak sekarang aja perginya biar cepet sampe?" Tanya Alenka pada Avisha

"Lo mau ketemu Mauren dengan keadaan kek gini? Tenangin emosi Lo Alenka. Kita harus dengerin penjelasan Mauren nanti. Dia pasti punya alasan kenapa baru hubungi kita sekarang dan kenapa dia gak mau ketemu kalian dulu" ucap Avisha membuat semua orang di ruangan itu terdiam

"Ah, dia bilang, dia mengalami hal gak masuk akal kek firasat Avisha?" Ujar Liam yang sedari tadi termenung

"Firasat apa Vis?" Tanya Aksa pada Avisha

"Dan kenapa Lo langsung percaya itu Ren?" Kali ini Kavin yang bertanya membuat semua orang menatap Avisha

Avisha menghela napas berat, "kemarin waktu kalian pulang dari sini, gue sempet bisikin Ren tentang firasat gue. Saat itu cuma gue sama Ren aja yang tau apa yang gue ucapkan, dan tadi dia nyebutin perkataan gue itu. Makanya gue tau dia Ren"

"Tentang firasat gue, gue juga gak tau maksudnya apa. Gue cuma punya firasat buruk soal Mauren, dan seakan ada hal gak masuk akal bakal terjadi. maybe, like a miracle?" Jelas Avisha

"Yaudah, sekarang kalian pulang. Siap-siap kita harus berangkat subuh ini" ucap Avisha membuat mereka segera meninggalkan Mansion itu.

Sekarang pikiran mereka semua sedang berkecamuk. Antara bahagia, sedih, bingung, marah, dan lega. Bercampur menjadi satu, tentunya dengan rasa bahagia yang mendominasi.



Holla! Boleh minta kritik dan sarannya ya untuk cerita aku.

Mungkin ada yang punya ide untuk cerita ini, boleh bisikin aku yaa, hehe..

Hope you guys like the story! ;)

Hello, I'm Byan!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang