Chapter •20

760 60 2
                                    


Happy reading!



Mereka, Byan dan Cello sudah sampai di kantin. Terlihat beberapa meja sudah terisi oleh beberapa siswa. Dapat Byan lihat pula ada Arsen-Alvin dkk yang duduk di meja pojok dekat pintu masuk kantin sedang menatap kearahnya.

"Lo ambil meja pojok sana dulu tuh. Gue ada perlu bentar" ucap Byan menunjuk kearah meja panjang yang ada di pojok belakang kantin dekat jendela besar yang menghadap kearah taman belakang.

Cello mengangguk dan segera berjalan menuju meja itu.

Setelah kepergian Cello, Byan menarik dan menghembuskan napasnya beberapa kali untuk menenangkan diri sebelum berjalan menuju meja yang terdapat kedua saudara Amara itu.

"Sorry, permisi" ucap Byan membuat mereka yang memang menatap gadis itu sedari tadi mulai bereaksi.

Para siswa yang tadinya sibuk sendiri kini mulai memperhatikan mereka.

Kevin yang pertama kali bangkit dari duduknya dan kebetulan dia pula yang paling dekat dengan posisi Byan.

"Kenapa By? Mau deketin Rezvan atau caper sama duo A?" Tanyanya dengan sarkasme

Byan mengernyit menatap tak suka pada Kevin, apa apaan cowok itu. Perasaan dia tak pernah mencari masalah dengannya.

Byan mengalihkan pandangannya tak sengaja bertubrukan dengan obsidian berwarna hitam yang juga sedang menatapnya, tatapannya terkunci pada lelaki tampan yang dikenalnya sebagai lelaki yang di cintai Amara dengan nama Rezvan. Yah dia akui selera Amara cukup baik.

Memilih memutuskan kontak mata mereka, Byan kini menatap kearah Duo A.

"Gue ada perlu sama Arsen" ucap Byan mengabaikan eksistensi Kevin didepannya

Arsen dan Alvin menaikan sebelah alisnya tanpa menjawab. Hal itu membuat Byan mendengus, ingin sekali dia memberi pukulan pada wajah keduanya.

Kevin menghalangi pandangan Byan pada Arsen dan Alvin, "Setelah trik yang Lo pake berhasil ke bang Gio, bukan berarti bakal berhasil juga ke kami" ucap Kevin kesal saat melihat Byan mengabaikannya

"Gue denger ingatan Lo udah balik by?" Tanya Raffan dengan tenang. Tak ada makna apapun dalam nada bicaranya.

Byan menoleh pada lelaki manis itu, "iya" ucapnya membenarkan

"Jadi Lo sekarang mau balik lagi ngerecokin kelompok kami?" Tanya Kevin dengan nada sinis

Byan terkekeh sinis, kenapa cowok itu tampak minta dipukul sekali.

"gue gak ada masalah sama Lo. Gue bilang, gue ada perlu sama Arsen" ucap Byan menggeser Kevin agar tak menghalangi pandangannya

"Kak Gio titip pesan, pulang sekolah nanti langsung jemput Opa Oma di bandara. Mereka landing jam 5 sore nanti"

"Kenapa gak ngechat gue langsung aja?" Tanya Arsen dengan nada tak suka

"Dia sibuk" ucap Byan hendak berbalik sebelum perkataan Kevin menghentikannya.

"Trik apa sih yang Lo pake ke bang Gio sampe jadi perhatian kek gitu sama Lo? Apa jangan-jangan Lo ngarang cerita tentang kecelakaan Lo kemaren buat narik perhatian? Iya? Padahal kita udah berharap Lo mati kemaren"

Hello, I'm Byan!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang