Bagian 6: Dibohongi

1.4K 29 0
                                    

Seminggu sudah berlalu sejak aku mengajak saka untuk mabuk bersama di tengah persawahan, dan seminggu itu pula waktu berlalu mengenang pertama kali saka mencium leherku dikala ia mengigau dan tak sadarkan diri.

Akupun jadi semakin terperosok jatuh ke dalam lembah cintaku pada pria straight yang nyatanya sudah memiliki pacar tersebut.

Kembali ku ingat ketika ku raba perut sixpacknya saat memboncengku waktu itu dan lama sudah rasanya aku tak lagi melihat batang hidung pria satu itu.

"Si saka tumben ga ngabarin gw, udah beberapa hari ini dia ngilang kek setan, biasanya dikit dikit WhatsApp ngajak nongkrong, kemana perginya tuh anak," gerutuku yang tampaknya sudah kangen berat wkwk.

Akhirnya kuberanikan untuk WhatsApp dan mengirimkan pesan seolah ingin menanyakan kabarnya

"Woi sak, kemana aja lu? Lama ga keliatan dah, kabar lu gimana?" Tulisku singkat dan langsung ku kirimkan.

Tak lama ku menunggu kabar balasan chat dari saka, akhirnya saka membalas pesanku.

"Oh iya Al gw baik nih, lu gimana?" Balasnya singkat

"Gw baik, lu kemana aja, lama nih ga ngopi bareng, ngopi yok ntar malem mumpung malam Minggu juga," balasku menawarkan untuk keluar bareng.

"Ohh nanti malem ya, gimana ya, gw lagi agak repot nih mau nganter nyokap ada urusan kasian ga ada yg nganter," balasnya beralasan.

Bukan tanpa alasan Aldi mengajak saka ngopi bareng, nyatanya biasanya saka lah yang kerap kali ngajak ngopi duluan, terlebih ketika ia sedang tertimpa masalah keluarga ataupun ada masalah dengan si Anggi pacarnya.

Aldi pun akhirnya membalas pesan saka dan menyudahinya karena saka yang beralasan tak bisa di ajak keluar dengan alasan sibuk mengantar ibunya.

"Oh yaudah gapapa santai aja lagi," balas Aldi.

Siang pun akhirnya berganti sore dan Aldi pun memutuskan untuk keluar dengan rekan - rekanya yang lain yaitu "Irgi, Bima dan juga Dimas.

Siang pun akhirnya berganti sore dan Aldi pun memutuskan untuk keluar dengan rekan - rekanya yang lain yaitu "Irgi, Bima dan juga Dimas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Irgi

Dimas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dimas

Dimas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bima

Mereka pun memutuskan untuk sekedar nongkrong di alun - alun kota sembari menghabiskan malam Minggu bersama.

Irgi, Bima Aldi dan juga Dimas pun memutuskan untuk duduk di warung angkringan pinggir jalan raya yang posisinya langsung menghadap patung monumen kota yang mana pemandangannya sangat indah di malam hari.

Tak hanya sekedar nongkrong, banyak muda mudi remaja sedang kasmaran menghabiskan malam minggunya disana.

"Tumben rame banget ini alun alun dah," celetuk Irgi.

"Ya elah bro namanya juga malam Minggu wajarlah banyak orang pacaran juga," celetuk Dimas menimpali.

Ditengah perbincangan Aldi dan kawan kawanya, tak disangka Irgi pun tak sengaja melihat saka dan Anggi yang ternyata juga nongkrong tak jauh di dekat aku dan rekanku nongkrong.

"Eh itu bukanya si saka ya lagi sama si Anggi tuh," celetuk Irgi.

Sontak rekan - rekanku pun melihat ke arah saka dan Anggi yang sedang asik duduk bermesraan di tengah alun alun kota.

Akupun ikut melihat dengan mata kepalaku sendiri saka dengan Anggi yang sedang asik bermesraan,

yang mana hal tersebut seolah langsung membuat hatiku sakit karena merasa di bohongi.

"Oh jadi mau kencan bareng pacar, kenapa sih tadi alasan nganter ibu segala," gumamku dalam hati.

Tiba - tiba Bima pun memanggil saka bermaksud untuk menyapanya

"Woi sak disini juga lu," sapa Bima dengan sedikit keras.

Saka pun sontak menoleh dan akhirnya menyadari keberadaan ku bersama teman - temanku.

Tampak sedikit kaget, saka yang saat itu melihatku pun seolah merasa sungkan karena sudah berbohong padaku.

Dengan muka kaget, saka pun hanya melambaikan tangannya seolah menanggapi sapaan Bima tersebut.

Seolah tak bisa menyembunyikan kekecewaan yang ada di fikiranku, akupun hanya diam mematung dengan mimik wajah kecewa.

Ku teguk sedikit kopi susu yang ku pesan dan ku nikmati tusukan sate angkringan, terlihat saka yang terus melihatku dengan muka sungkan seolah merasa bersalah akan perbuatanya.

Lama sudah ku nikmati obrolan dengan kawan - kawanku, akupun meminta untuk pulang kerumah dengan alasan tak enak badan.

Mood ku yang sebenarnya sudah hancur pun memaksaku untuk menyudahi tongkronganku dengan yang lain

"Eh pulang yok, tiba tiba ga enak badan nih gw," ucapku memecah obrolan.

"Lah kenapa ga biasanya lu balik jam segini," ucap Irgi bertanya.

"Tumben banget sih Al lu ga enak badan," ucap Bima. "Iya nih tumben," sahut Dimas berbarengan.

"Udah balik yok, lagi ga enak badan beneran nih gw masuk angin deh keknya," ucapku berbohong.

Setelah sedikit obrolan berlanjut, Bima Dimas dan juga Irgi pun menyetujui permintaanku untuk pulang kerumah.

Bangkitlah kami dari tempat duduk yang semula ku tempati menuju sepeda motor yang kami parkirkan di pinggir jalan.

"Woi sak balik dulu ya, si Aldi ga enak badan nih resek banget dah," ucap Irgi yang tiba tiba berpamitan sambil menggerutu pada saka dan pacarnya.

Mendengar hal tersebut, saka pun mempersilahkan

" Oh oke oke santai aja, maaf ya ga bisa gabung nongkrong jadi ga enak ," ucapnya.

"Santai santai," celetuk Bima.

Dapat ku lihat saka pun terus memperhatikanku berjalan menuju sepeda motor Bima dengan muka yang seolah merasa bersalah karena sudah berbohong padaku.

MENGEJAR CINTA SAKA MEGANTARA (BXB STORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang