Bagian 18 Meninggalkan Kota!

1K 28 1
                                    

Saka pun kaget melihat kelakuan Aldi yang secara tak sadar melumat lehernya tersebut.

"Apa apaan nih kok si Aldi main sosor aja," ucap saka dalam hati kaget mematung dengan matanya yang kosong.

"Eh Al lu mau ngapain," ucap saka yang mencoba melepaskan pelukan Aldi.

"Bim plis gw minta sama lu malam ini aja gw janji ini yang terakhir," ucap Aldi dengan posisi yang tak mau melepaskan pelukannya.

"Lu ngomong apa ini gw saka," ucap saka keras di telinga Aldi.

Efek suara keras saka tersebut sontak membuat Aldi sedikit tersadar dan akhirnya kaget mengetahui bahwa sosok yang sejak tadi disampingnya adalah saka.

"Ehh sak maafin gw," ucap Aldi yang langsung mendorong saka keras agar menjauh dari dirinya.

Rasa malu bercampur aduk dalam pikiran Aldi yang sontak kedua tanganya memegangi kepalanya yang masih terasa sedikit pusing dan langsung bangkit dari tidurnya.

"Huhhh apa yang udah gw lakuin," ucap Aldi sambil memukul mukul wajahnya agar sadar dari rasa mabuk efek minuman keras yang ia minum

"Maafin gw sak gw ga tau kalo itu elo," ucap Aldi melihat saka.

Saka yang saat itu berada sedikit jauh dari Aldi pun masih kaget dan mencoba untuk biasa saja setelah kejadian memalukan tersebut.

"Udah gapapa bro," ucap saka sedikit mendekat kearah Aldi.

Sesekali Aldi melihat saka dan kembali memukul pipinya seolah menyesali apa yang sudah ia lakukan pada saka.

Aldi pun akhirnya bangkit dan berdiri berniat mengambil minuman dingin di kulkas yang berada di dalam kamarnya.

Aldi pun meminum segelas minuman air putih dingin untuk menyegarkan dirinya.

Termenung dan bingung, Aldi pun hanya terdiam mengingat apa yang sudah ia lakukan tersebut.

Saka yang masih terduduk di atas ranjang kamar Aldi pun hanya melihat Aldi tajam dengan sedikit senyum tipis seolah untuk mencairkan suasana.

"Udah bro gapapa tenang aja," ucap saka memecah keheningan. 

Aldi pun seketika menatap saka dan berjalan duduk di kursi dekat balkon kamar miliknya.

Seolah masih canggung dengan apa yang sudah ia lakukan, Aldi pun akhirnya merogoh rokok yang tersimpan di saku celana miliknya dan menyalakanya kemudian menghisap rokok tersebut.

"Sak soal kata kata gw yang tadi gw minta maaf ya," ucap Aldi tanpa melihat wajah saka dan memalingkan wajahnya ke arah balkon luar jendela karena malu

Saka pun mendekat dan kini berada di depan Aldi yang saat itu terduduk di kursi dekat balkon.

Berlututlah saka "hei udah gapapa gausah minta maaf terus," ucap saka tersenyum sambil beruaha melihat mata Aldi.

Rasa bersalah seolah kembali menghantui Aldi hingga membuat sorot matanya nanar dan berkaca kaca.

Seolah ingin menyembunyikan air matanya yang takut terjatuh dan terlihat oleh saka, Aldi pun lekas berdiri dan bergegas menghindar dari pandangan saka.

"Lu sebaiknya balik aja bro," ucap Aldi bergetar yang kini membelakangi saka.

Saka yang semakin bingung dengan sikap Aldi yang seolah ingin menjauh darinya pun nekat menanyakan sebab perintahnya tersebut

"Lu kenapa si bro? Coba ngomong sama gw lu kenapa sebenernya?" Ucap saka berbalik dan tiba tiba menerjang tangan Aldi erat.

"Coba lu ngomong sama gw sebenernya ada apa? Gw ada salah apa sama loe?" Ucap saka yang kini memegang pundak Aldi dengan tatapan tajamnya.

Seolah terus mengejar Aldi dengan pertanyaan yang dinilai rumit, Aldi yang saat itu kesulitan untuk menjawab pertanyaan saka pun berusaha menghindari tatapan tajamnya.

"Lu kenapa, gausah menghindar, tatap mata gw sebenernya loe kenapa," kejar saka yang terus mencengkeram pundak Aldi yang saat itu berusaha untuk berontak.

Aldi pun menjadi berkeringat gugup

"Gapapa bro sebaiknya lu balik gw ga enak sama pacar loe nanti nyariin," ucap Aldi beralasan.

Saka yang sudah muak dengan Aldi yang terus beralasan dan tak juga mau jujur padanya pun akhirnya nekat melontarkan pertanyaan mengejutkan.

"Al. .. loe suka sama gw?" Ucap saka tiba tiba.

"Degg," Aldi pun terdiam kaku mendengar pertanyaan saka tersebut.

"Jawab pertanyaan gw refaldy putra Abimana," ucap saka sambil mengoyak tubuh Aldi yang saat itu cuma terdiam.

Aldi pun menjadi kesal karena ia terus di dera pertanyaan yang memang sulit untuk dia jawab.

"Udahlah bro gausah lu tanya hal yang aneh aneh," ucap Aldi yang memberontak dan akhirnya lepas dari cengkraman saka.

"Gw tau sebenernya loe suka kan sama gw Al," ucap saka kembali mengulangi pertanyaanya.

Aldi yang sudah lelah dengan perdebatan rumit itu pun akhirnya menjawab

"Udahlah lagian ga penting juga kita bahas ginian," ucap Aldi.

"Kalo loe gamau balik yaudah gapapa lu bisa tidur di sini sama gw," ucap Aldi yang akhirnya menuju tempat tidur dan akan tidur di sisi samping tempat tidurnya. 

Tanpa ada obrolan lagi diantara mereka, saka pun akhirnya ikut tidur di sisi samping tempat tidur bersebelahan dengan Aldi yang saat itu tidur membelakanginya.

"Al lu gapapa kan bro," ucap saka yang saat itu merasa bersalah.

Saka pun coba menyentuh Aldi yang saat itu tidur dibalik selimut namun ia mengurungkan niatnya.

"Yaudah bro lu istirahat pasti lu capek banget," ucap saka yang tak jadi menyentuh Aldi.

Suasana malam yang begitu canggung akhirnya berubah menjadi pagi hari yang sunyi.

Aldi pun terbangun karena suara ayam yang sudah berkokok tanpa ada saka di tempat tidurnya.

Saka ternyata bergegas pulang pagi pagi buta hingga Aldi tak menyadari kepergiannya.

Aldi pun bangkit dari tidurnya dan merenungi perbuatanya semalam yang mungkin membuat Aldi risih dan tak lagi mau berteman dengannya.

Dalam diam Aldi pun tiba tiba menangis efek rasa bersalah yang begitu besar ada dalam fikiranku.

"Kenapa gw bego banget semalem hiks hiks," rintih Aldi sambil sesekali memegang kepalanya erat.

Seharian hingga menjelang sore Aldi terdiam diri dikamar hingga suara BI asih menyadarkanya untuk segera makan karena dirinya yang menjadi tak nafsu makan sejak pagi.

"BI mama kemana sih kok belum balik sampe sekarang," ucap Aldi yang kini berada di meja makan. 

"Ibu katanya belum bisa balik den katanya ada urusan mendadak," ucap bi asih.

Begitulah ibuku, jarang mengabariku meski sudah berhari-hari ia tak pulang kerumah entah apa yang ia lakukan diluar sana, sementara ayahku yang tinggal tak satu rumah denganku berada di kota yang beda dengan diriku tinggali saat ini.

"Jadi kangen bokap kalo lagi gini, apa gw susulin aja ya," ucap Aldi dalam hati.

Berniat mengunjungi ayahnya yang tinggal tak sekota denganya, Aldi seolah ingin berada di lingkungan yang baru setelah apa yang ia alami kemarin bersama saka membuatnya ingin pergi jauh dan menghilang dari kota yang sekarang ia tinggali.

Ditambah ibunya yang tak kunjung pulang, Aldi merasa kesepian berada di rumah mewah hanya bertiga dengan sang ibu dan pembantunya yang setia yaitu BI asih.

MENGEJAR CINTA SAKA MEGANTARA (BXB STORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang