Ku tatap matanya yang tajam yang juga memperhatikanku
Dengan jarak yang sangat dekat aku dan saka sempat terdiam sampai akhirnya kami berdua dikagetkan dengan suara pintu kamarku yang tiba tiba tertutup entah karena tiupan angin.
"Eh makasih, gausah dibantuin juga kali gini doang mah," ucapku dengan ekspresi wajah yang sedikit memerah karena merasa malu.
"Gapapa lagi, santai aja sama gw mah," balasnya.
Segera ku ambil dan ku kenakan kaos polos warna Salem yang tertata rapi di dalam almari kamarku dan ku ganti celana pendek dengan celana Levis.
Segera ku menuju kamar mandi untuk mengganti celana.
"Ya elah ganti gitu doang ke kamar mandi, disini kan bisa kan cuma ada gw," celetuk saka
"Ga ah gila lu ya, malu bego," jawabku.
Usai sudah ku ganti baju dan celanaku, dengan sedikit malas kembali ku tanyakan kemana kita akan pergi
"Lu mau ajak gw kemana sih? Lagi males juga gw sebenernya," celetuku dengan ekspresi muka ditekuk.
"Jalan - jalan aja sih, lu kenapa sih Al ga mau jalan sama gw?" Tanyanya tiba tiba.
"Bukanya gw ga mau, cuma lagi males aja sebenernya, yaudah ayo cepet mau kemana," ajaku pada saka untuk keluar dari kamarku.
Seolah berusaha menggodaku, saka menawarkan siapa yang akan membonceng kali ini
"Lu apa gw yang bonceng nih?" Ucapnya sambil menatapku.
"Ya elu lah masa gw," jawabku sedikit ketus karena sudah badmood sejak awal.
"Yaudah lu naek kita berangkat, jangan lupa pegangan," ucapnya.
Ku naiki motor saka dan akupun berpegangan pada pundaknya tapi saka tak juga melajukan motornya dan malah meraih tanganku.
"Lu pegangan di sini aja, ngapain mesti di pundak disini kan enak," celetuknya sambil meletakan tanganku di lingkar pinggangnya.
Aku pun diam dan saka pun melajukan motornya.
Tak seperti biasanya, kali ini ia melaju cukup pelan.
Di sepanjang perjalanan aku yang hanya diam tak mengeluarkan sepatah kata pun membuat saka bertanya ada apa denganku.
"Al lu kenapa sih? Lu marah sama gw ya," tanya saka.
"Ih engga biasa aja, lu aja kali yang kenapa," elaku.
"Lu marah karena gw jalan sama Anggi kemarin?" Tanyanya lebih jauh.
"Ih engga apaan sih, lu mau jalan sama siapapun itu hak lu lah ngapain mesti marah coba," elaku.
" Maafin gw ya gw udah bohong sama lu kemarin, gw bilang nganter nyokap padahal gw lagi sama Anggi gw jadi ga enak sama lu," ucap saka yang akhirnya mengakui kesalahannya.
Tak mau keliatan aku sedang cemburu di depan saka, kembali ku mengelak kalau aku tak keberatan melihatnya jalan dengan siapa saja.
"Gapapa santai aja ga masalah sih mo lu jalan sama siapa aja itu kan hak lu ngapain mesti ga enak ke gw," kilahku.
"Gw tau lu lagi marah sama gw," ungkap saka sambil menyetir.
"Ngga ngapain mesti marah udah gausah berlebihan," ucapku membantah.
"Kalo lu ga marah kenapa lu ga bales wa gw tadi malem? Terus kenapa lu coba menghindar dari gw?" Tegasnya bertanya.
"Gw lagi ngantuk aja kemaren jadi ga sempet bales pesan lu, soal gw yang ga mau keluar emang lagi males aja, toh sekarang gw juga mau jalan kan? Udah gausah di bahas," jawabku yang memang sebenarnya malas menanggapi pertanyaan saka tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGEJAR CINTA SAKA MEGANTARA (BXB STORY)
Romancemenceritakan kisah cinta anak remaja bernama Refaldi Putra Abimana yang diam diam mencintai sahabatnya bernama Saka Megantara. kisah cinta yang sedikit rumit dan penuh pengorbanan karena saka adalah seorang straight. menceritakan kisah cinta bxb, r...