Mendengar suara Bima dari lantai bawah, dapat kulihat ekspresi saka yang tampak sedih bercampur kemarahan semakin terlihat jelas.
"Iya Bim bentar ini gw dah siap lu tunggu," teriaku dari dalam kamarku.
Akupun kembali menatap saka yang saat itu termenung menatap tajam diriku
"Sak gw ijin pergi dulu ya gpp kan, kita lanjut lagi nanti oke?" Ucapku menatap muka saka yang saat itu tertunduk kebawah.
Ku tinggalkan saka di kamarku, saat kucoba melangkah keluar di depan pintu kamarku
"Al. . .," Panggil saka yang langsung tiba tiba menarik tanganku erat dan menyeretku di pojok tembok kamarku.
Mataku terbelalak ketika kini saka yang menatap dekat diriku seolah akan menciumku dengan posisi kami yang saat ini sangat dekat.
Tanganku pun ditahan oleh tanganya hingga susah membuatku untuk berontak seolah tak membiarkanku pergi.
Hidungnya yang mancung pun nyaris menyentuh hidungku, akupun menjadi takut melihat saka dengan ekspresi yang kini seolah penuh nafsu ingin memangsaku.
"Lu janji dulu sama gw sebelum lu pergi, kalo lu janji gw bakal lepasin lu Al," ucap saka dengan sorot matanya yang tajam menatapku.
"I iya janji apa sak?" Jawabku takut.
"Besok lu jalan sama gw, janji dulu sama gw," ucap saka yang semakin erat mencengkeram tanganku.
"Aww sakit sak," keluhku kesakitan.
Melihatku kesakitan saka pun langsung melonggarkan cengkraman tanganya padaku seolah merasa bersalah, sorot matanya yg tadinya dipenuhi kemarahan berubah menjadi berkaca kaca.
"Iya gw janji besok kita pasti ketemu," ucapku terbata bata menahan sakit di tanganku.
Terpancar jelas ego bercampur amarah terlihat jelas di matanya, akupun menatap mata saka yang juga tampak berkaca kaca.
Entah apa yang membuatnya berkaca kaca, seolah merasakan apa yang kurasakan, seolah tergambar jelas rasa penyesalan ketika ia melepaskan cengkraman tanganya padaku.
Akupun akhirnya meninggalkan saka yang saat itu masih berada di kamarku. Kulangkahkan kaki pelan meninggalkannya.
Sempat ku menghentikan langkahku dan mengusap air mata yang tak sengaja menetes dari mataku hingga akhirnya aku pergi menemui Bima temanku.
Saka pov
Terdiam lemas rasanya aku masih termenung di dalam kamar Aldi meski ia sudah pergi dengan Bima"sebenarnya ada apa dengan diriku, kenapa rasanya aneh, sakit apa yang sebenarnya kurasakan," gumam pikiran saka berkecamuk.
Meski Aldi sudah pergi bersama Bima, saka yang saat itu masih berada di kamar Aldi akhirnya melihat lihat kamar Aldi.
Saka pun terfokus pada foto foto Aldi yang terpajang di kamar pribadinya.
Cukup lama saka memandangi foto foto Aldi yang terpanjang di kamarnya, senyum pun tak sengaja tampak mengembang di wajah saka yang tadinya sempat tampak murung.
Tak lama setelah puas memandangi foto Aldi dan suasana di kamarnya, saka pun akhirnya meninggalkan kamar Aldi dan pergi dari kediaman Aldi.
Aldi POV
"Eh mau kemana kita bim," ucapku di atas motor yang saat itu di bonceng Bima.
Terlihat dari kaca spion, Bima pun melontarkan senyum mendengarkan pertanyaan Aldi tersebut.
"Ya jalan jalan aja, gw juga ga tau sebenernya mau kemana," ucap Bima dengan senyum lebar beruaha menggodaku.
"Lah kan ga jelas nih pasti haha, udah kalo ga tau mau kemana yaudah muter muter aja gimana," ucapku yang ikut tertawa menyarankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGEJAR CINTA SAKA MEGANTARA (BXB STORY)
Romancemenceritakan kisah cinta anak remaja bernama Refaldi Putra Abimana yang diam diam mencintai sahabatnya bernama Saka Megantara. kisah cinta yang sedikit rumit dan penuh pengorbanan karena saka adalah seorang straight. menceritakan kisah cinta bxb, r...