Tak terasa akupun tertidur selepas aku membalas chat dari bima temanku.
Akupun terbangun di jam 5 pagi dan berniat ingin ke kamar kecil untuk membuang air seni
Usai kegiatanku di kamar mandi ku putuskan untuk berjalan jalan di rumah mewah ayahku.
Ku lewati pintu demi pintu dan tibalah aku di salah satu pintu yang tak tertutup dengan kondisi sedikit terbuka.
Ku dekati pintu itu dan ternyata ku lihat bang Arya tengah tertidur di atas ranjang dengan posisi terlentang.
Memakai celana boxer dan bertelanjang dada, bang Arya tampak menggoda dengan tubuh sixspacknya dengan dada yang cukup bidang dihiasi Puting susu berwarna coklat melenting tampak menggoda.
Akupun melihatnya sampai sampai meneguk Saliva karena saking kagumnya diriku melihatnya tak berbusana.
Cukup lama ku melihat pemandangan menggiurkan di dekat pintu kamarnya hingga membuat batang kejantananku setengah berdiri.
Ku pegangi batangku seolah tak kubiarkan tegak sempurna dan segera ku sudahi aksiku dan berjalan melanjutkan diriku melihat lihat rumah ayahku.
Setelah cukup lama aku berkeliling, ku putuskan duduk duduk santai di taman rumah ayahku dan ku minta bibi pembantu untuk membiarkanku secangkir kopi.
Ditengah diriku duduk bersandar di kursi taman dan menyaksikan terbitnya matahari, pikiranku kembali teringat dengan sosok bang Arya yang tak berbusana di dalam kamar.
"Beruntung banget pasti yang jadi pacarnya, pasti selalu minta jatah dan pasti pistol bang Arya gede banget,"lamunku sambil menenggak Salivaku yang nyaris menetes membayangkan hal mesum tersebut.
Kopiku pun sudah datang dan segera ku Sulut sebatang rokok yang tersimpan di saku celanaku.
Ku hirup asap rokok dan sesekali ku teguk secangkir kopi buatan pembantu ayahku.
Tak lama aksiku merokok ditemani secangkir kopi, tiba tiba aku dikagetkan dengan seseorang yang tiba tiba menepuk pundaku.
"Bugh bugh woi lagi ngapain disini," ucap orang itu yang ternyata adalah bang Arya yang sudah terbangun dari tidurnya.
"Engga bang lagi mikir aja kira kira Refaldi balik kapan ya?" Ucapku.
Bang Arya pun langsung menemaniku duduk di sampingku menikmati udara pagi.
"Ya elah baru juga sampe masa udah mau balik aja lu tong," ucap bang Arya yang langsung ikut menyalakan rokok miliknya.
"Iya bang cuma mikir aja kok lagian ga selamanya Refaldi disini," ucapku.
"Udah nyantai aja disini tong, bapak juga masih kangen sama kamu kan," ucap bang Arya menimpali.
"Hari ini refal bingung mau kemana bang, Abang sibuk nggak hari ini?" Ucapku bertanya.
"Ehhh gimana ya tong Abang ngomongnya, itu tong Abang ada janji sama pacar Abang jadi nanti sore aja ya kalo mau jalan jalan," ucap bang Arya tersenyum sungkan melihatku.
"Ohh iya udah gapapa kok bang Abang pergi aja, refal gapapa hehe," ucapku tersenyum manis.
"Pasti bang Arya mau minta jatah nih ketemu sama pacarnya," ucapku dalam hati dengan mata menatap kosong ke arah terbitnya matahari.
"Heh tong lu mikirin apa kok bengong," ucap bang Arya menepuk pundaku lagi.
"Eh engga kok bang ga mikirin apa apa," ucapku berbohong.
Akupun berpamitan pada bang Arya mau mandi karena tubuhku sudah terasa sedikit lengket karena keringat dan sudah terasa tak nyaman.
"Bang Refal tinggal mandi ya kalo gitu,"ucapku berdiri dari kursi taman,
"Eh buru buru banget lu tong mau kemana sih emangnya," ucap bang Arya melihatku
"Ya ga kemana mana bang cuma ga enak aja badan kena keringet jadi lengket jadi mau mandi," ucapku.
"Oh yaudah kalo gitu," ucap bang Arya membolehkan ku pergi.
"Refal tinggal ya bang," ucapku melangkah meninggalkan bang Arya di taman.
Akupun melangkah masuk kedalam rumah dan segera ku pergi ke kamarku untuk berniat mandi membersihkan diriku yang sudah lengket karena keringat di badanku.
Ku masuki kamar mandi dan ku mulai ritual mandiku sekitar 15 menit dan segera ku ganti baju untuk segera turun sarapan dengan ayahku
Seharian kemarin aku memang jarang membuka ponsel dan sesekali ku balas pesan dari Bima dan pagi ini Bima pun kembali mengirim pesan kabar padaku.
"Pagi sayang kangen nih," ucap Bima yang sudah mulai berani.
Melihat pesan Bima tersebut akupun tersenyum geli, ku balas pesan darinya sambil ku turuni anak tangga menuju ruang makan "ih apa sih Bim emang lu siapa manggil manggil sayang," balasku.
Usai mengirim pesan dari Bima ku lihat pesan dari saka yang menumpuk yang memang sengaja tak kubuka.
Duduklah aku di meja makan masih dengan mataku yang fokus menatap ponsel dengan fikiran kosong kembali merasa dilema soal pesan dari saka apakah akan ku balas atau tidak.
Akupun kasihan dan akhirnya ku buka pesan dari temanku saka tersebut.
"Bro lu apakabar disana?"
"Bro lu beneran mau jauhin gw, gw tau kok,"
"Kalo lu suka sama gw lu bilang, jujur gw ga tau dan maaf kalo selama ini gw secara ga sengaja bikin luka di hati lu,"
Akupun semakin terdiam mematung dengan tatapan kosong di meja makan usai ku baca pesan saka tersebut.
Ku genggam ponselku lebih erat dengan tatapan berubah sedih karena teringat kejadian memalukan yang kulakukan dengan saka.
Tanpa ku balas pesan darinya kembali ku lanjutkan pesan yang ia kirimkan padaku.
"Bro ga bisa ya kita masih temenan seperti sebelumnya?"
"Bro bales gw lah jangan kyk gini,"
"Jujur gw kesiksa lu ga ngasih kabar kyk gini, cuma lu temen yg bisa ngerti gw," akhir pesan dari saka.
"Ga sak lu ga salah gw yang salah karena udah suka sama lu, kalo soal kita temenan kek dulu gw udah ga bisa, gw mau lu bahagia dan gw tau itu bukan sama gw," ucapku dalam hati dan tak terasa air mata pun ikut menetes.
Dadaku kembali sesak setiap kali ku baca pesan yang dikirim oleh pria yang sangat ku cintai tapi mustahil untuk ku miliki tersebut.
Cepatlah ku usap air mataku setelah ku sadar ada langkah kaki mendekat ke arahku di meja makan dan tampaknya akan makan bersama denganku.
"Anak ayah udah bangun, gimana nak nyenyak ga tidurnya disini, refal suka di sini sama ayah?" Ucap ayahku yang tiba tiba menepuk pundaku dari belakang dan langsung ikut duduk di sampingku di meja makan.
"Suka kok yah," ucapku mencoba tersenyum manis di depan ayahku dan ayahku pun mengusap lembut rambutku.
"Yaudah nak ayo makan," ucap ayahku.
"Eh tong tungguin gw lah main tinggal aja," ucap bang Arya berteriak dari belakang bergegas menuju meja makan.
"Bang Arya kelamaan buruan sini makan bareng," ucapku menoleh ke arah bang Arya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGEJAR CINTA SAKA MEGANTARA (BXB STORY)
Romansamenceritakan kisah cinta anak remaja bernama Refaldi Putra Abimana yang diam diam mencintai sahabatnya bernama Saka Megantara. kisah cinta yang sedikit rumit dan penuh pengorbanan karena saka adalah seorang straight. menceritakan kisah cinta bxb, r...