Tak lama ku habiskan sarapanku dan ayahku pun sudah berpamitan untuk berangkat ke kantor
Tinggallah aku dan bang Arya yang juga selesai menyantap sarapan miliknya dan tampaknya akan segera pergi untuk menemui pacarnya.
"Tong Abang tinggal dulu ya," ucap bang Arya melihatku dan langsung berdiri meninggalkan meja makan dengan senyum wajahnya yang masih fokus menghadap ke arahku.
Entah kenapa aku selalu merasa sedih akhir akhir ini ketika aku sedang sendiri.
Aku yang masih terduduk di meja makan pun merenung dan ku raih ponsel miliku untuk membuka pesan WhatsApp yg sudah menumpuk.
Tak lupa Bima pun seperti biasa mengabariku.
"Pagi sayang," ucap Bima yang entah akhir akhir ini semakin berani menggodaku.
"Apaan sih Bim udah becandanya," tulisku membalas pesan darinya dengan mukaku yang sedikit tersenyum karena ulahku.
Tak lama Bima pun langsung membalas pesan dariku
"Sayang udah makan?" Ucap Bima yang tak memperdulikan ucapanku untuk berhenti memanggilku sayang.
"Udah Bim barusan," ucapku membalas.
Aku yang saat itu memang merasa kesepian pun bercerita padanya.
"Bim gw disini kok jadi makin sedih ya," ucapku.
"Sedih kenapa sayang," ucap Bima.
Belum sempat ku membalas pesanku Bima pun langsung mengajaku untuk berbicara melalui telfon.
"Lu sedih kenapa? Coba gw tebak pasti lu kesepian disana," ucapnya memungkas.
"Iya Bim gw ga ada temen disini katanya loe mau kesini temenin gw," ucapku menagih janjinya.
Bima memang selalu tau apa yang kurasakan, entah kenapa dia begitu peka pada perasaanku yang kini sedang tidak baik baik saja.
"Lu tunggu aja gw pasti gw dateng," ucap Bima yang membuatku penasaran menanti kedatanganya di kota ayahku ini.
"Ih tapi kapan sumpah lu jangan bikin gw penasaran Napa," ucapku kesal.
"Sabar udah kangen ya," ucap Bima dengan sedikit tawa terdengar ketika menggodaku.
"Iya Bim gw kangen sama lu haha," ucapku balik menggodanya
Cukup lama aku berbincang dengan Bima di telpon dan akupun mengakhiri pembicaraanku denganya setelah ia pamit berangkat bekerja.
Usai makan, akupun segera beralih menuju kamarku untuk sekedar merebahkan diri.
Notifikasi dari saka yang masih terus mengirimiku pesan pun cukup mengganggu pikiranku hingga membuatku sulit untuk melupakannya.
Iseng iseng akhirnya ku buka chat dari saka dan terlihat cukup banyak pesan yang ia kirimkan padaku.
"Bro apakabar,"
"Masih marah ya sama gw?"
"Bro gw udah putus sama Anggi,"
"Lu dimana sih bro gw kangen banget sama elu,"
"Seharian gw mikirin loe, jujur gw ngerasa kehilangan orang penting dalam hidup gw,"
"Sakit banget ya Al rasanya, maafin gw," tulis saka.
Melihat isi pesan yang dikirimkanya padaku membuat air mataku kembali menetes, fikirku pun bertanya tanya mungkinkah saka benar benar merindukanku.
Ku usap air mata yang terjatuh dan mengalir di pipiku dan akhirnya ku balas pesan darinya.
"Maafin gw ya sak, gara gara gw lu jadi kayak gini,"
"Gw di Jogja sak di rumah bokap gw, lu jaga diri baik baik ya disana nanti kalau gw pulang pasti gw kabarin kok," balasku dan langsung ku kirim dengan perasaan sesak kembali menyelimuti dadaku.
Ku rebahkan diriku terlentang dengan perasaan sedih tiba tiba teringat masa kebersamaan ku dengan saka yang cukup indah.
Hati kecilku seolah ingin sekali mengulang masa dimana saka tak tahu perasaanku kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGEJAR CINTA SAKA MEGANTARA (BXB STORY)
Romancemenceritakan kisah cinta anak remaja bernama Refaldi Putra Abimana yang diam diam mencintai sahabatnya bernama Saka Megantara. kisah cinta yang sedikit rumit dan penuh pengorbanan karena saka adalah seorang straight. menceritakan kisah cinta bxb, r...