28.🤵👰

790 102 9
                                    

Keesokan pagi nya, Junkyu dan Mashi terbangun dengan keadaan wajah yang berantakan. Kelopak mata yang bengkak, pucuk hidung yang memerah, wajah yang sembab dan pusing di kepala karena lelah menangis.

Malam ini Yoshi dan Haruto tidak tidur dengan istri mereka. Yoshi ketiduran di ruang kerja sedangkan Haruto sendiri memang tidur di kamar lain untuk menenangkan hati nya.

Keadaan sarapan pagi kali ini terlihat kosong dan hampa. Tidak ada senyum ceria dan tawa serta candaan yang menghiasi kegiatan makan mereka.

Hanya ada keterdiaman dan enggan nya saling menatap antara satu dengan yang lain. Semua nya hanya sibuk dengan urusan masing-masing, seakan tidak peduli dengan sekitarnya.

"Aku duluan" ucap Mashi pada semua nya, dia tidak peduli ada orang yang mendengarkan atau tidak, yang penting dia sudah mengatakan nya pada mereka yang ada di meja makan itu.

Mashi hendak merangkul tas nya, namun langkah nya terhenti "Mashi, aku ikut dengan mu ke rumah sakit" ucap Junkyu tiba-tiba

Hanya anggukan kepala di berikan Mashi pada Junkyu. Melihat keterdiaman dan sikap cuek Mashi, Yoshi menatap Asahi dan Haruto untuk mempertanyakan hal apa yang telah terjadi tanpa sepengetahuan diri nya "ada apa dengan Mashi?"

Asahi hanya mengangkat kedua bahu nya, sedangkan Haruto terdiam dengan pertanyaan sang kakak. Dia tau ini semua karena sikap nya semalam pada Mashi, namun jika dia mengatakan hal sebenarnya, dia bisa mati di tangan kakak nya sendiri.

Haruto pun mengikuti ucapan Asahi "tidak tau kak" ucap nya lalu mengalihkan perhatian nya pada nasi di piring nya. Dia juga mulai melahap makanan nya, dia tidak ingin Yoshi bertanya lebih lagi pada diri nya

Asahi sendiri menatap malas dengan suasana pagi ini "lagian kakak itu suami nya, masak gak tau apa yang terjadi di belakang kakak. Hati-hati kak, takut nya istri kakak itu bermain api di belakang kakak" ucap Asahi melirik Haruto sejenak

Nasi yang hampir di telan Haruto kini harus tersangkut di tenggorokan nya saat mendengar sindiran halus Asahi pada nya, dia tau ucapan Asahi untuk nya karena mata nya juga menangkap lirikan Asahi pada nya. Rasanya tenggorokan Haruto seret untuk melawan nasi itu.

Yoshi tidak tau apa maksud yang di katakan asahi, tapi dia tidak suka adiknya itu memandang rendah istri nya "jaga ucapan mu itu Asahi, oka-san dan oto-san tidak pernah mengajarkan mu berlisan buruk pada orang lain" peringat Yoshi pada adik nya itu

Lalu Yoshi meletakkan alat makan nya dengan kasar sehingga menghasilkan bunyi yang nyaring. Hal itu membuat Asahi dan Haruto tersentak kecil "sudah lah, aku sudah tidak lapar. Aku pergi dulu" Yoshi pun melenggang pergi dari sana

Asahi menatap marah kepergian Yoshi "karena dirimu Mashi, aku mendapatkan perlakuan seperti ini. Aku membenci mu" ucap Asahi dalam hati meremat kuat pisau dan sendok di kedua sisi tangan nya

Asahi menancapkan kuat pisau itu pada daging sebagai sarapan nya "Haruto buat lah Mashi di pandang buruk oleh kak Yoshi, jika tidak akan ku pastikan Junkyu tau kejadian semalam di kolam berenang" ancam Asahi pada Haruto

Lalu dia juga pergi dari sana meninggalkan Haruto yang membeku. Sekarang Haruto seperti nya benar-benar menyesali perbuatan nya semalam. Kebodohan nya membuat nya terjebak dalam situasi yang lebih buruk lagi.







🤵👰







Di dalam mobil, Junkyu dan Mashi masih sama-sama bertahan dalam keterdiaman kedua nya.

Mashi yang memang lagi gak mood pagi ini, sedangkan junkyu sedang gelisah memikirkan rangkaian kata untuk di ucapkan pada Mashi.

"Mashi" panggil Junkyu pelan, dia takut melihat wajah datar Mashi, walau kelopak mata kedua nya sama bengkaknya seperti punya nya

Istri Pengganti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang