BAB 1: RUMANA

78.1K 2.6K 156
                                    

SELAMAT MEMBACA
***
Rumana Radeya Ranajaya, nama yang di berikan oleh sang ayah 22 tahun silam. Sesuai namanya, Radeya yang berarti orang yang menyenangkan. Gadis berusia 22 tahun itu tumbuh menjadi gadis yang periang dan di sukai oleh siapapun. Ruma, orang-orang biasa memanggilnya, dia tengah tersenyum melihat undangan yang di dapatnya dari kampusnya tadi. Akhirnya, setelah 7 tahun meninggalkan kampung halamannya, tidak lama lagi dia akan kembali pulang. Berkumpul bersama keluarganya.

Besok kedua orang tuanya akan datang ke Jakarta untuk menghadiri acara wisuda sekaligus menjemputnya pulang. Berbeda dengan ke empat kakaknya, jika mereka memilih bersekolah di Yogya dekat dengan keluarga maka Ruma lebih memilih melanjutkan sekolahnya ke ibu kota dengan alasan menemani sang Oma yang katanya sering merasa kesepian.

Dengan berat hati Rama dan Rinjani harus melepaskan putri semata wayangnya untuk melanjutkan sekolah ke kota.

"Ayah sama Bunda kapan datang?" Ruma langsung menoleh saat mendengar suara seseorang. Ketika di toleh ternyata Abang sepupunya, Arman yang bertanya.

"Tadi katanya besok. Abang baru pulang?" tanya Rumana ketika melihat Abang sepupunya itu masih memakai pakaian yang sama dengan yang dia kenakan pagi tadi.

"Iya, baru pulang." Jawab Arman dengan santai. Dia melepas sepatu dan kaos kaki yang dia kenakan.

"Bang Arhan sama Papi belum pulang Bang?" Rumana kembali bertanya saat melihat Arman yang pulang sendirian.

"Belum, tadi sih masih ada jadwal operasi jadi Abang duluan." Jawab Arman.

Dia dan saudara kembarnya Arham memang mengikuti jejak sang Papi menjadi dokter. Sama seperti kedua abang sepupunya, Rhandra dan Radhika yang lebih dulu menekuni profesi tersebut.

"Coba Abang lihat itu apa?" Arman mengulurkan tangannya meminta undangan di tangan Rumana.

Rumana pun memberikan undangan di tangannya pada Arman.

"Boleh bawa semua keluarga ya?"

"Boleh."

"Maksimal berapa anggota keluarga?" tanya Arman lagi.

"Bebas. Tidak ada batasan." Jawab Rumana lagi.

Arman mengangguk pelan, ada sedikit rasa sedih di hatinya. Sebentar lagi adiknya akan lulus dan pastinya akan pulang. Tidak ada lagi yang akan dia ganggu nantinya.

"Abang datang tidak ke acara wisudanya Ruma?" tanya Rumana.

"Tidak." Jawab Arman dengan santainya. Rumana yang mendengarnya hanya bisa membuang nafas dengan pelan.

"Tapi hadiah kelulusan adakan?" tanya Rumana dengan penuh harap.

"Ada tidak ya. Tidak usah lah, nanti kamu minta saja sama ayah pasti di kasih."

Rumana lagi-lagi hanya bisa membuang nafasnya dengan pelan. Sudahlah percuma berharap pada abangnya tidak akan ada hasilnya.

***

"Ruma jadi ikut jemput Ayah ke bandara tidak. Itu mamang sudah siap?" tanya Utari saat memasuki kamar cucunya.

Rumana tersenyum melihat sang Oma datang kekamarnya. Dia yang tengah bersiap-siap langsung mempercepat kegiatannya.

"Jadi Oma, sudah mau berangkat mamang nya?" tanya Rumana pada sang oma.

"Iya, itu sudah mau berangkat. Cepat turun kalau mau ikut ke bandara."

"Iya Oma, sedikit lagi selesai." Ucap Rumana sambil mempercepat gerakannya.

"Sudah cantik itu, nanti keburu Bunda marah-marah kalau kamu telat jemputnya." Setelah mengatakan itu Utari keluar dari kamar Rumana.

JODOH KE 2 PAK LURAH (TAMAT & PINDAH DREAME/INNOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang