BAB 30: KILAS BALIK

14.3K 1.2K 43
                                    

SELAMAT MEMBACA
***

Flash Back On

Rumana yang baru pulang dari rumah Santi, langsung merebahkan tubuhnya di sofa dan meraih remote televisi di atas meja.

Radin yang baru pulang dari kampus, langsung duduk ikut bersama Rumana menonton televisi.

"Ganti motor GP Dek," pinta Radin pada Rumana yang memegang remote.

"Orang mau nonton kartun kok, Mas kalau mau nonton motor GP sana kekamar nonton dari HP." Rumana tidak mau mengganti kartun yang sedang dia tonton dengan motor GP sesuai permintaan kakaknya.

"Si botak itu setiap hari muncul Dek, ganti GP dulu kenapa." Pinta Radin lagi. Terlalu bosan menonton kartun anak kembar botak yang setiap hari menjadi tontonan wajib adiknya.

"Ya biar saja setiap hari muncul, tapi kan beda-beda ceritanya."

"Beda dari mana, orang setiap hari itu-itu saja di putar ulang kok. Coba kamu lihat itu botak dua dari dulu perasaan tidak lulus-lulus dari TK. Mas saja dari SMP sekarang sudah kuliah tapi dia masih TK tidak lulus-lulus. Begitu kok di tonton terus." Gerutu Radin pada Rumana.

Rumana sama sekali tidak mendengarkan gerutuan Radin, dia justru fokus dengan kartun kesukaannya itu. Biar kan saja kakaknya itu ngomel-ngomel nanti kalau sudah capek juga diam sendiri. Setidaknya itu yang ada di fikirannya Rumana saat ini.

"Ganti dulu Dek," ucap Radin lagi. Dia ingin merebut remote dari tangan Rumana, namun dengan cepat Rumana langsung berlari menyembunyikan di belakang tubuhnya. Radin tidak kehabisan akal, dia mengejar Rumana untuk merebut remote-nya.

"Bundaaaaaa, Mas Radin Bun!!!" teriak Rumana dari ruang tengah dengan keras.

"Pinjam dulu remote-nya Ruma," ucap Radin dengan kesal.

"Tidak mau!!!" teriak Rumana.

Radin semakin kesal, dia terus mengejar kemana perginya Rumana. Akhirnya kejar-kejaran merebutkan remote tidak bisa terhindarkan lagi.

Tentu saja kedua anak Rama dan Rinjani itu saling teriak karena sebuah remote. Mengakibatkan kegaduhan yang tak berkesudahan.

Rhandra yang sampai di rumah melihat kekacauan yang di akibatkan oleh Radin dan Rumana hanya bisa menghela nafas dengan kesal. Terlalu biasa melihat perdebatan antara keduanya. Tidak mengejutkan lagi.

"Kalian kalau tidak mau diam, Mas jual TV-nya." Ucap Rhandra dengan kesalnya.

Radin dan Rumana langsung terdiam. Rumana berdiri di ujung anak tangga, sedangkan Radin berdiri di dekat meja.

"Mas Radin yang duluan Mas," adu Rumana pada Rhandra.

"Ruma yang bikin jengkel Mas, orang mau nonton motor GP kok malah nonton kartun terus." Radin tidak mau kalah, dia juga ikut mengadu.

"Kemarikan remote-nya," pinta Rhandra pada Rumana.

Dengan pasrah Rumana menyerahkan remote di tangannya pada Rhandra.

Rhandra langsung mematikan televisinya dan menyembunyikan remote di belakang tubuhnya. Mengabaikan keberadaan Radin dan Rumana dia justru membuka undangan yang sejak tadi ada di tangannya.

"Undangan dari mana Mas?" tanya Radin mendekat kearah Rhandra.

"Radhika, Rumana, Radin, Raditya, Rhandra." Rhandra menyusun berjejer lima lembar undangan yang tadi dia bawa ke atas meja. Rumana yang mendengar juga mendapatkan undangan langsung mendekat dan mengambil undangannya.

JODOH KE 2 PAK LURAH (TAMAT & PINDAH DREAME/INNOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang