BAB 8: PERASAAN RUDI

20.9K 1.5K 50
                                    

SELAMAT MEMBACA 

*** 
Menjelang magrib semua kakaknya pulang. Satu per satu mereka berdatangan. Mulai dari Radin, Radhika dan yang terakhir adalah Raditya.

Mereka datang dan meletakkan pesanan adik mereka satu persatu di atas meja. Rumana yang duduk santai sambil selonjoran di sofa kemudian tersenyum saat melihat makanan dan minuman pesannya di belikan oleh kakak-kakaknya lengkap tanpa kurang suatu apapun.

"Mas Radin tadi Ruma titip apa?" tanya Rumana saat membuka bungkusan yang di bawa Radin untuknya.

"Roti bakar selai durian di beri susu coklat." Jawab Radin.

"Betul." Sahut Rumana, saat mencuil roti bakar yang di belikan oleh Radin.

Lalu dia beralih pada makanan yang di bawakan oleh Radhika.

"Mas Radhi tadi Ruma pesan apa?"

"Tahu isi tiga, lumpiya isi bihun 3 sama mendoan 3. Pakai cabe hijau," Jawab Radhika melaporkan pesanan adiknya.

Lagi-lagi Rumana, Rumana tersenyum karena makanannya sesuai dengan yang dia pesan.

"Yang terakir Mas Radit, tadi ..."

"Es Boba rasa red velvet tanpa boba dan banyak es nya." Raditya lebih dulu menyebutkan pesanan sang adik sebelum adiknya itu menyelesaikan ucapannya.

"Cerdas." Puji Rumana.

Ketiga kakaknya itu hanya memasang wajah pasrahnya. Bahkan mereka mengingat ketika adiknya tadi tiba-tiba mengirimkan pesan kedalam grub keluarga dengan banyaknya emoji menangis. Meminta di bawakan makanan seperti yang mereka bawa barusan.

"Wahhh banyak ya jajannya Ruma," ucap Rinjani saat melihat tiga bungkus makanan yang ada di hadapan putrinya itu.

Rumana hanya mengangguk sambil tersenyum polos.

"Mas-Mas yang bawakan Bun," jawab Rumana sambil menunjuk ketiga kakaknya.

"Bunda tau sendiri, kalau tadi ada bocah nangis di grub minta jajan." Sahut Radin mengingatkan.

Rhandra dan Rinjani hanya tertawa mendengar ucapan Radin.

"Coba lihat ini," Rumana langsung membuka selimut yang menutupi kakinya. Sontak saja, Radin, Raditya dan Radhika langsung terkejut melihat kaki adiknya terbalut kasa. Padahal tadi sebelum di tinggal kedua kaki adiknya masih baik-baik saja. Kenapa sekarang di perban sebelah.

"Kenapa ini?"

"Kenapa Dek?"

"Kenapa dia Bun?"

Tanya mereka bertiga secara beruntun.

"Nginjak paku," jawaban Rhandra tentu saja membuat ketiga adiknya tidak percaya.

"Nginjak paku dimana? Kamu ngapain bisa nginjak paku? Memang jalan matanya merem?" tanya Radin lagi beruntun.

Rumana yang mendengar pertanyaan Radin kemudian malas untuk menjawab. Biar kan saja kakaknya itu penasaran. Dia tidak akan beritahu.

"Nginjak paku dimana Ruma?" tanya Radhika. Masih menunggu jawaban adiknya.

"Siapa yang nginjak paku?" tiba-tiba Rama pulang dan melihat anak-anak dan istrinya berkumpul di ruang tengah.

"Rumana Ayah," Radin menunjuk kaki adiknya yang terbalut perban.

Rama langsung menggeser duduk Rhandra untuk melihat kondisi kaki putrinya. Bagaimana bisa menginjak paku. Dari mana Rumana mendapatkan paku.

"Ini nginjak paku dimana Nduk?" tanya Rama langsung.

JODOH KE 2 PAK LURAH (TAMAT & PINDAH DREAME/INNOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang