SELAMAT MEMBACA
***
Rumana yang baru saja selesai mandi dan ingin duduk santai di teras depan langsung berlari menghampiri Rhandra saat melihat kakak laki-lakinya itu ingin pergi. Dan sudah naik keatas motor."Mas, mau kemana?" Tanya Rumana sambil menahan motor milik Rhandra yang sudah ingin pergi.
"Pergi." Jawab Rhandra pada Rumana.
"Kemana?"
"Jalan-jalan."
"Ikut Mas..."
"Ahhh tidak usah, di rumah saja kamu." Rhandra menolak untuk membawa Rumana.
"Ikuttt pokoknya." Ucap Rumana langsung naik ke atas motor. Duduk dengan manis di boncengan.
Rhandra tidak bisa menolak lagi, tidak ada pilihan lain selain membawa adiknya itu.
"Awas rewel minta pulang," ucap Rhandra sebelum menjalankan motornya.
Rumana hanya tertawa di boncengan. Yang penting ikut jalan-jalan.
Awalnya Rumana terlihat senang, namun lama kelamaan dia seperti tau kemana tujuan mereka. Kenapa harus lewat jalan itu. Arah menuju rumah Pak Lurah.
"Kita mau kemana Mas?" Tanya Rumana pada Rhandra.
"Ke tempat Mas Rudi," jawab Rhandra santai.
Rumana langsung memukul punggung Rhandra dengan keras.
"Mau pulangggg," rengek Rumana langsung. Kenapa tiba-tiba ke rumah Pak Lurah bukannya tadi katanya mau jalan-jalan.
"Tidak jadi ikut. Antar pulang lagi Mas." Ucap Rumana dengan suara kerasnya.
"Nahhh nahhhh nahhhh berulah. Kan tadi sudah di bilang jangan ikut kamu ngeyel ikut. Sudah Mas bilang juga awas minta pulang. Ini sudah merengek di tengah jalan."
"Tadi katanya jalan-jalan, kok jadi kerumah Pak Lurah. Ngapain coba. Pulang Mas," Rumana merengek seperti anak kecil. Meminta pulang, namun Rhandra sama sekali tidak memperdulikannya. Dia terus saja menjalankan motornya dengan pelan.
"Ya kan betul, jalan-jalan ke rumah Mas Rudi." Jawab Rhandra dengan santainya.
Rumana langsung manyun, tau jika maksud dari ucapan kakaknya jalan-jalan itu ke rumah pak Lurah maka lebih baik dia tinggal saja di rumah tadi. Tidak ikut juga tidak papa.
Sampai di rumah Rudi, Rhandra menghentikan motornya di depan Rumah.
"Mas ada tamu itu ayo pulang saja," bisik Rumana pada Rhandra.
Dari tempat mereka berhenti. Keduanya bisa melihat sebuah mobil yang terparkir di halaman lurahnya itu.
Rudi bersama seorang laki-laki dan perempuan serta anak kecil tengah duduk di teras depan sambil berbincang asik yang entah membahas apa.
"Tidak papa, itu teman lama Mas kenal mereka." Ucap Rhandra dengan santai lalu dia tetap turun dari motor dan membawa bungkusan yang sejak tadi di gantungkan di bawah motornya.
Mendengar Rhandra mengenal tamu Rudi, Rumana merasa heran. Pasalnya Rumana tidak mengenal ketiga tamu itu. Bagaimana kakaknya bisa mengenal mereka. Mereka siapa, pertanyaan di kepala Rumana.
"Bawa ini," tiba-tiba Rhandra menyerahkan paper bag di tangannya pada Rumana.
"Itu apa?" Tanya Rumana melihat paper bag yang awalnya di bawa Rhandra namun sekarang sudah beralih di tangannya sendiri.
"Bolu titipan dari Bunda." Jawab Rhandra.
"Assalamu'alaikum." Ucap Rhandra pada empat orang yang tengah duduk di teras depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH KE 2 PAK LURAH (TAMAT & PINDAH DREAME/INNOVEL)
RomanceIni kisah dari Rumana, putri kesayangan ayah Rama dan Bunda Rinjani. "Mau ayah nikahkan sama siapa? Sama Ruma? Ruma tidak mau, tidak doyan duda." ___Rumana___ "Kalau saya bukan duda, saya bisa membayar mahar yang tinggi dan juga jika dulu saya tida...