Ford selama beberapa hari ini merasa tidak enak kepada Mark. Ditambah Nanon yang notabennya adalah kepala divisi tempat dia bekerja. Atasan yang selalu memerintahnya langsung. Dan yang terpenting! Nanon adalah teman dekat Mark. Ford jadi kesulitan untuk bersikap. Nyeri kepalanya jadi sering kumat.
"Ford, makan siang nanti—"
"Skip kak!" Ford menyahut cepat. Tidak peduli dengan Nanon yang baru saja tiba di samping mejanya melongo kaget karena ucapannya diputus sepihak.
"Hah?" Nanon tentu bertanya-tanya kebingungan.
"Masih ada dua materi yang belum selesai aku kerjakan. Kak Nanon makan siang dengan yang lainnya saja, aku tidak apa-apa." Ford berkata seraya fokus pada layar komputer melanjutkan power point yang belum selesai dia kerjakan.
"Oh, oke. Baguslah. Aku baru mau bilang tidak bisa makan siang denganmu karena aku ada janji dengan teman. Tapi kau sudah lebih dulu menolak, aku tidak jadi merasa tidak enak padamu." Nanon menjelaskan. Ford seketika beralih. Menatap Nanon yang terlihat senang.
"Biasanya juga makan siang sendiri." Ford berkata.
"Tapi lima hari ini selalu bersamaku. Jadi tidak baik jika aku membuatmu berharap." Nanon membalas.
Memang siapa yang berharap?
Ford justru bersyukur karena dia bisa lepas dari atasannya itu. Karena Nanon terlalu berisik dan tidak berhenti bertanya padanya. Tidak hanya itu, Nanon juga selalu menyangkutkan segala sesuatu mengenai dirinya dengan bos besar di kantor. Ford tidak suka. Ford risih.
"Beruntung sekali, aku tidak mengharapkan apapun kak." Ford berujar. Melempar senyum singkat dengan tangan bergerak tanda mengusir.
"Seperti Pakin yang tidak suka mengharapkan apapun. Dia ini kelewat santai. Tuh kan, kubilang juga apa! Kalian ini match made in heaven." Nanon berseru. Menarik perhatian orang-orang lain membuat Ford malu bukan main. Wajahnya berubah sedikit memerah.
"Lihat siapa yang malu? Benar, kan? Kalian memang ada apa-apa." Nanon berkata. Menggoda Ford yang menatap ke arahnya tidak senang. Lama-lama TTH-nya bisa kumat lagi!
Dan tepat ketika Ford memutar kepalanya kembali untuk menatap ke layar komputer, Nanon menggoyang-goyangkan tubuhnya, "Gila! Orang yang sedang dibicarakan muncul juga!" memekik kesenangan karena melihat seseorang yang baru saja membuka pintu ruang kerjanya. Ford tidak berniat untuk mengalihkan perhatian, dia memilih menyibukkan diri dengan mengetik cepat.
Tidak peduli jika kantor sudah kosong karena orang-orang memilih kabur beristirahat sedetik setelah kemunculan Mark dari balik pintu. Biasanya dia juga begitu, tapi seminggu terakhir dia tidak bisa. Gara-gara Nanon!
"Hai, Mark. Kau seperti gembel tidak mandi seminggu." Nanon berkomentar ketika Mark tiba di hadapannya dengan wajah jelek, kurang tidur. Tangannya bergerak menyisir rambut keriting Mark yang mencuat.
"Hiperbola." Mark berucap seraya menepis tangan Nanon yang kemudian menggerutu padanya.
"Kasar sekali. Pantas Ford terus-terusan menolakmu." Nanon berkata.
Ford yang tadinya tidak ada niatan beralih sedikit terusik. Kepalanya sedikit menoleh. Melirik kesal pada Nanon, dia kemudian menghela, kembali melanjutkan tugasnya.
"Memang siapa yang mengejar Ford." Mark bersuara. Bola matanya saat itu juga bergerak untuk melirik ke arah seseorang yang masih berdiam di kursi kerjanya dengan kepala fokus menatap layar komputer dan tangan kiri tidak berhenti mengetik sementara tangan kanan setia memegangi tetikus.
Karyawan yang lain sudah pergi meninggalkan meja kerja untuk mengambil istirahat, kenapa dia tidak? Mark membatin.
Nanon yang diam-diam memperhatikan arah pandang Mark tidak bisa menahan senyum. Dia kemudian memukul kencang pundak Mark. Mengabaikan erangan pemilik pundak. Nanon menyeringai, "Mata itu berbicara." Berujar singkat sebelum beralih kembali pada Ford yang sama sekali tidak terganggu dengan kehadirannya dan Mark.
"Ford kau tidak perlu bersedih karena aku tidak bisa menemanimu makan siang. Mark sudah siap mengajakmu makan siang di restoran daging sapi dekat perempatan." Nanon berkata yang segera ditatap tidak ramah oleh Mark dan Ford.
"Jangan mengada-ada!" Mark berseru sementara Nanon terkikik.
"Jangan pelit begitu dong pak bos. Kecil-kecil begitu, Ford penyelamat perusahaan kita ini. Kau harus tahu, hampir sebagian besar ide-ide yang masuk adalah ide cemerlangnya." Nanon berkata. "Ford pantas dijajakan daging sapi premium!"
Mark mengerling. Lelah dengan segala rayuan Nanon. Sudah hampir seminggu tapi masih saja belum berhenti. Seperti penolakannya selama ini kurang tegas. Harus bagaimana dia agar Nanon berhenti membicarakan Ford dan menjodohkan anak itu dengannya?
Semua ini gara-gara adik bayi memang.
"Sudah tugas karyawan mengembangkan potensinya di perusahaan. Kalau kerjaannya bagus maka peluang untuk naik jabatan lebih cepat." Mark berkomentar.
"Ya, kau benar. Ford cocok naik jabatan menjadi pasangan chief executive officer perusahaan kita." Nanon menggoda.
"Kak Nanon cukup." Ford menyahut.
"Aku tidak sembarangan pilih pasangan!" Mark membalas.
Oh, wow!
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cup! Cup! Adik Bayi - MarkFord
KurzgeschichtenApa salahnya jadi orang tua tunggal! ➖ Dimulai : 20230306 ➖ Berakhir : 20240212 Boy x Boy ©pipieeww_