Hidup itu penuh rintangan. Kalau hidup tidak benar-benar diberi cobaan, tandanya dia belum mendapatkannya saja sekarang, tunggu tahun depan.
"Aku tidak bisa. Aku tidak mau." Mark menjawab penuh penekanan. Menatap tajam pada Mix yang berdiri tidak jauh dari meja kerjanya sebelum membuang muka.
"Lalu kau bisanya apa?" Mix yang mendapat penolakkan untuk kesekian kalinya dari seorang Pakin bertanya ikut kesal. Tidak tanggung-tanggung kemudian berjalan mendekati kursi temannya itu demi melempar satu tamparan kencang pada lengan kiri yang lantas membuat Mark memekik kesakitan.
"Kau kira diam saja bisa membuat Ford mengerti perasaanmu?" Mix sekali lagi berucap.
"Tapi bukannya aneh jika berlutut sambil menyerahkan cincin seperti yang kau ucapkan tadi. Itu sangat berlebihan. Memang tidak bisa lebih sederhana. Ajukan kotaknya saja."
"Konsep langsung melamar saja sudah tidak normal berani-beraninya protes ide cemerlangku! Lagi! Kau kira melamar itu seperti bertukar MoU, sialan Pakin kau setua ini tapi masalah beginian saja bahkan tidak bergerak melalui hati diri sendiri. Selama ini kemana saja?!"
"Kerja."
"The fuck!" Mix mengumpat memutar tubuh dan mengusap kasar seluruh wajanya frustasi. Sementara Mark terlihat biasa saja dengan tangan kembali sibuk menscroll layar ipad. Terlihat serius meski sesekali sudut bibirnya terangkat menampakan cengiran bodoh.
Mix yang sudah kembali berbalik dan melihat tingkah bodoh Mark tentu tidak bisa menahan diri seperti biasa, mendengus seraya berkata, "Berhenti wisata masa depan ini sudah tujuh hari bodoh jadi mau sampai kapan kau seperti ini. Cepat pilih yang mana!"
"Jika mengadakan pernikahan di swiss sepertinya kita perlu sewa perkebunan yang dekat dengan tempat ternak agar adik bayi bisa bermain dengan domba dan sapi. Mungkin menyewa satu rumah kosong sehingga mobilisasi akan lebih mudah."
"Jauh sekali fantasi orang satu ini." Mix menggeleng. Berakhir mendekati sofa di tengah ruangan. Dia mengambil gelas kopinya untuk dibawa duduk bersama. Melirik sekilas ke arah temannya yang masih sama anehnya seperti tadi.
Pakin membuat kepalanya serasa mau pecah nyaris semingguan ini memang benar adanya.
Tidak melupakan hari dimana dia menyeret susah payah Mark untuk maju memberanikan diri menemui Ford yang sedang pergi makan malam bersama dengan Nanon, Mix yang sudah berpikir jika hari itu benar-benar akhir dari segala keribetan soal percintaan Pakin berlabuh juga, ternyata salah.
Karena hari selanjutnya teman bodohnya itu sekali lagi menerobos masuk ke ruang kerjanya dan membuat dia terpaksa menutup klinik yang baru buka satu jam karena pikiran macam-macam Mark Pakin.
"Di antara emas dan perak bagus yang mana? Tidak-tidak, itu hal mudah kita pikirkan cinicn belakangan, harusnya sekarang kau menunjukkan padaku tempat paling bagus untuk menikahi Ford, Tempat yang ramah untuk bayi dan cukup tenang untuk bisa melangsungkan janji sehidup semati." Mark dengan pertanyaan bodohnya.
"Sebelum menikah atau melamar bukannya lebih baik diajak pacaran dulu. Atau minimal ada komitmen. Kau tahu komitmen kan? Sekarang sedang trend, alih-alih pacaran mereka mengatakan itu komitmen karena jika pacaran mereka sulit selingkuh. Selain itu, memang siapa yang akan menerima lamaran orang yang tidak memiliki status apa-apa? Yang berpacaran bertahun-tahun saja bisa tidak diterima lamarannya, apalagi yang status hanya atasan dan bawahan?" Mix di antara keterkejutan berkomentar.
yang segera dibalas dengan pertanyaan lain,"Bukannya mengajak menikah akan lebih aman dibanding hanya mengajak pacaran?" oleh seorang Mark.
"Maksud?" Mix segera menyahut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cup! Cup! Adik Bayi - MarkFord
Short StoryApa salahnya jadi orang tua tunggal! ➖ Dimulai : 20230306 ➖ Berakhir : 20240212 Boy x Boy ©pipieeww_