Halo 👋🏻
🔹🔸🔹
Semua tergantung mindset.
Prom sebenarnya penggosip handal. Apalagi jika sudah disatukan dengan Ford. Jiwa beropini keduanya adalah sebuah harga mati. Bahkan Prom tidak akan menyangkal jika orang-orang berkata dia terlalu talkactive. Karena dengan senang hati dia akan mengiyakan.
Tapi kehidupan itu kan tidak bisa diprediksi. Ada kalanya yang semula rata-rata tiba-tiba merosot dan mengalami sedikit kesenjangang.
"Jadi ya begitu." Ford mengakhiri ceritanya. Mengambil gelas keduanya yang berisi heineken light kemudian dengan tenang kembali meminum hingga tandas.
Prom yang duduk dengan memangku adik bayi mengangguk-angguk mencoba memahami seluruh kesalahpahamannya dengan Ford dan pak bosnya.
"Kau tahu, aku sebenarnya mendukung-mendukung saja jika kalian memang ada hubungan. Sebentar, ini masih membuatku sangat bersemangat tahu!" Prom berkomentar dengan seringai yang tak kunjung menghilang. "Maksudku, kau pasti sadar diri sendiri. Aku sebagai teman lamamu juga sangat tahu, kau itu tipe yang butuh afeksi. Lalu melihatmu tiba-tiba menjadi kelewat dewasa karena adik bayi, rasanya jadi aneh! Aneh Ford!" kembali melanjutkan ucapannya sementara tangan bergerak menimang-nimang adik bayi yang barusan merengek.
"Oh, sini biar adik bayi aku gendong." Ford menyahut seraya mengambil alih adik bayi.
"Ford kenapa tidak dicoba saja. Lagipula, radarku mengatakan kalau bos besarmu itu ada rasa padamu." Prom berkata.
"Sembarangan." Ford menimpali. Mendelik tajam ke arah Prom sebelum melangkah memasuki kamar dan meletakkan adik bayi di tengah kasur. Ford dengan cekatan membentuk benteng pertahanan adik bayi untuk jaga-jaga, kalau adik bayi nekat mengguling, dengan berbagai bantal dan guling. Dia tata mengelilingi tubuh adik bayi sebelum merasa cukup puas dan kembali ke ruang tengah tempat di mana Prom berada.
"Pak bos itu hanya kebetulan saja ada di saat aku sedang susah." Ford berkata di antara langkahnya.
"Mana ada kebetulan berulang kali." Prom menimpali.
"Ada. Aku buktinya." Ford membalas.
"Halah." Prom mendengus.
"Halah apa??" Ford bertanya. Mendelik tajam menatap pada Prom.
"Pembohongan publik." Prom menjawab.
Ford mendecak. "Susah bicara denganmu!" berkata seraya duduk di samping Prom.
"Kalau sudah mudah tersinggung biasanya sih benar." Prom sekali lagi mengonfrontasi. Tangannya kemudian mengambil botol jose cuervo dan menegaknya langsung.
"Sinting." Ford berkomentar seraya merebut botol di tangan Prom dan menjejalkan potongan lemon ke dalam mulut temannya yang kini hanya sibuk terkikik.
"Kalau begitu katakan dengan jujur. Kau suka pak bosmu, kan?" Prom bertanya. Mengangkat sebelah alisnya menunggu Ford yang tak kunjung menjawab dan ikutan menegak tequila bekasnya.
"Tidak. Pak bos tidak suka padaku. Dia cuma kasihan padaku." Ford berucap.
"Pak bos tidak suka tapi kau suka." Prom kompor.
"Aku tidak suka." Ford mempertahankan jawabannya
"Tidak suka? Yang benar." Prom masih memaksa. Menyenggolkan lengannya pada lengan Ford.
"Berisik." Ford menyahut. Tangannya lantas meraih pir untuk dimakan.
Prom tersenyum semakin lebar. Lihat bagaimana Ford diam-diam tersipu. Temannya itu pasti sedang memikirkan pak bosnya itu! Dia sangat yakin!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cup! Cup! Adik Bayi - MarkFord
Short StoryApa salahnya jadi orang tua tunggal! ➖ Dimulai : 20230306 ➖ Berakhir : 20240212 Boy x Boy ©pipieeww_