prolog

1K 74 14
                                    

Keluarga yang utuh tidak menentukan kebahagiaan seseorang

Skay Langit Naya

Ini prolognya ya guys jangan lupa di vote and komen, aku sangat butuh banget saran dari kalian karena ini cerita pertama aku, kalau ada yang salah tolong di koreksi ya

happy reading guys!!

Di pagi hari yang cerah, terlihat seorang gadis cantik berambut panjang tengah menuruni anak tangga. Tak lupa pula ia menebar senyum manis yang membuat siapa saja pasti akan selalu ingin melihat senyuman manis itu. bagaimana tidak, ia mempunyai lesung pipi di sudut kanan dan kiri pipinya. Gadis tersebut bernama Skay Langit Naya nama yang indah bukan? Tapi tidak dengan takdirnya. Ia sedari kecil tidak pernah merasakan apa yang namanya kasih sayang keluarga. Keinginan nya cuman satu yaitu di sayang keluarga sebelum ia menutup mata.

Skay yang sudah sampai di bawah berjalan menuju meja makan. Sudah terlihat jelas ada siapa yang menunggunya di meja makan,lebih tepatnya mereka sedang melakukan sarapan bersama tanpa adanya skay.

"Pagi ayah, bunda, abang" Sapa skay dengan lembut sambil menampilkan senyuman manis itu.

Mereka yang mendengar sapaan dari skay hanya memberikan tatapan tajam dengan wajah yang datar. Mereka tidak memperdulikan sapaan dari anak bungsu nya itu.

Tenang saja senyuman yang sedari tadi skay tunjukan belum luntur. Skay mendekat ke meja makan ia hendak mengambil piring, tetapi seorang pria paruh baya menampik tangan skay.

"Ekhemm siapa yang menyuruh mu untuk sarapan bersama kami?" Kata pria paruh baya tersebut yang bernama Jaka Satria. Jaka memiliki perusahaan ternama di kota jakarta. Namanya terkenal di berbagai televisi, siapa sih yang tidak mengenal sosok jaka.

"Skay laper ayah, skay juga mau ikut sarapan bersama kalian"

"Gak!! Enak aja, gk sudi gue sarapan bareng anak sial seperti lo, yang ada belum pun makan gue dah muntah liat muka lo." Kata Eghi Alganza Sastra abang dari skay.

"Skay kamu langsung pergi sekolah saja. uang buat sarapan kamu sudah saya tranfer, saya lebihin 20 ribu." Pinta wanita paruh baya itu yang menatap skay datar. Ia bernama Nisa Esvania ibu dari skay.

"Tapi skay ingin ikut sarapan bersama kalian"

"Skay nurut apa kata saya!!"

"Iya bunda, skay pamit dulu"

Skay ingin menyalim tangan sang ayah, tapi pria paruh baya itu langsung menolak dan menghempaskan tangan skay yang hendak menyalim nya.

"Udah jangan banyak basa basi, cepat pergi sana!"

Skay mengangguk lalu ia hendak menyalim tangan sang bunda dan abang nya itu. Ia menyodorkan tangan nya berharap ada yg menerimanya. Sang bunda dan abang skay pun bersikap seolah olah tidak terjadi apa apa. Ia membiarkan tangan skay melayang begitu saja di udara.

"Yaudah bun, yah, skay pergi dulu"

"Skay." Panggil sang ayah.

Skay yang hendak keluar pintu berbalik ketika mendapatkan namanya di panggil. Matanya tertuju kepada sang ayah yang tengah menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Dunia Yang Tidak Adil [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang