kau di takdirkan untuk bangkit. bukan mati, walaupun hanya sedetik.
Skay langit naya
haii guyss ini kali pertama aku buat cerita dengan menggunakan sudut pandang orang pertama atau menggunakan kata aku, saya, gue, beta, dll.
tenang aja cuman di part ini kok.
Kalian yang baca tapi gak vote sama follow punya dendam apasih sama author yang paling imut ini. Di vote dong biar makin semangat akunya hehehehehe
Yaudah yuk kita lanjut aja
happy reading guys!!
menggunakan sudut pandang orang pertama (skay menceritakan kehidupannya)
bagaikan badai namun tak kunjung damai, matahari masih terbenam dari barat tapi ntah mengapa rasanya sudah seperti hampir kiamat. bagaikan cahaya namun selalu padam. aku selalu bertanya kepada diriku sendiri mengapa aku terlahir jadi perempuan lemah dan tak berdaya? meskipun aku bertanya kepada diriku sendiri namun sang penyair (author) selalu menjawabnya.
"karena kau hebat, mereka tidak akan mampu jika berada di posisi mu. kau di takdirkan untuk bangkit. bukan mati, walaupun hanya sedetik"
aku tak mengerti apa maksudnya, aku terlalu bodoh untuk mencerna itu semua.
aku tak tahu mengapa setiap aku lelah aku selalu berjalan perlahan ke arah riuhnya ombak pantai. namun saat sudah hampir ke tengah aku berhenti, aku menyadari aku akan mati jika aku tak menghentikan langkah ku. aku tak sebodoh itu.
meskipun aku lelah dengan kehidupan dunia, aku tidak akan mati di tangan ku sendiri. tidak akan pernah, dan tidak akan pernah bisa.
kata mereka aku hanyalah anak pembawa sial dan tidak berguna, namun aku menangkis perkataan itu. aku adalah aku dan aku akan hidup sesuai alur hidupku aku tidak perlu mendengarkan perkataan mereka. aku akan menjadi diriku sendiri sampai aku jadi debu.
awan cerah itu perlahan mulai menampakan kesedihannya. ku percepat langkah ku untuk segerah meneduh, aku terduduk di halte bus yang kosong, tak ada satu orang pun di sana.
dan benar saja selang beberapa menit awan yang tadi sempat ceria kini kembali bersedih. aku muak dengan brisik nya air hujan, sepertinya sudah masuk musim hujan.
sambil menunggu hujan redah sesekali aku bersenandung, memainkan gantungan kunci yang ada di tasku dan menatap setiap kendaraan yang berlalu lalang.
aku bosan. hujannya masih tak kunjung redah, ngomong ngomong tentang hujan ntah mengapa aku jadi teringat seseorang.
waktu itu setelah meninggalkan motor yang aku tumpak kan dengan kekasih ku, kami mulai berjalan melewati derasnya hujan. aku mencincing sepatu ku begitu pun dengan seseorang yang ada di sebelahku.
memang tak terlalu jauh dari jarak rumah ku, tapi aku sengaja memperlambat nya agar tidak cepat cepat sampai kerumah. ini momen langkah. mandi hujan bersama orang yang aku cintai.
aiden kekasihku. ah tidak, aku harus menerima kenyataan, bahwa sekarang dia adalah mantanku.
dengan tiba tiba aiden langsung menggendong ku di tengah derasnya hujan, aku sangat bahagia kala itu. aku tertawa dan memberi kecupan singkat kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Yang Tidak Adil [END]
Spiritualaku hanya gadis lemah yang di beri nyawa, dunia tak pernah sekalipun berpihak kepadaku. aku kecewa, mau tidak mau aku harus menuruti perintah. hidupku seperti permainan catur, yang akan maju jika di atur. di dalam cerita ini, aku ingin mengajak kal...