Nilai? Nilai tidak menetukan keberhasilan seseorang. Benarkan?
Skay langit naya
Hallo guys kembali lagi bersama author yang paling gemes ini wkwkwkkw12424x
Langsung ke intinya aja kali ya.
Oke guys happy Reading 👊
Hari ini adalah hari yang paling skay takuti. Mengapa? Karena hari ini adalah hari dimana pembagian raport. Kenapa? Kenapa skay harus takut? Jika saja nilai dia tidak sempurna maka ia akan dikurung di gudang belakang rumah. Skay takut skay takut kegelapan. Skay langit naya adalah gadis cantik yang tidak menyukai hujan, kegelapan, dan petir. Ia sangat sangat membencinya.
Skay baru saja bangun dari tidurnya, ia langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah dari kamar mandi skay langsung berjalan menuju anak tangga.
"Selamat pagi mbok" Ucap skay kepada mbok uni yang sedang berada di dapur.
Mbok uni hanya memberikan senyuman manis serta anggukan.
Setelah dari dapur skay langsung berjalan menuju meja makan.
"Bun, hari ini skay bagi raport, jadi bunda mau kan temenin skay nerima raport?" Ucap skay kepada nisa.
"Saya sibuk, saya juga harus menghadiri acara kampus abang kamu" Balas nisa dengan raut wajah datar.
"Tapi bun—"
"Suruh saja ayah kamu"
"Ayah mau kan temenin skay ngambil raport?" Tanya skay kepada sang ayah.
"Saya tidak sudi, lebih baik saya menemani abang kamu dari pada saya menemani anak pembawa sial seperti kamu" Balas jaka.
"Gak usah drama deh pakai acara nangis segala, lo kan emang biasanya ngambil raport sendiri" Ucap Egi.
"Bun, yah, kenapa kalian tidak bisa adil?" Ucap skay yang tengah menahan air matanya.
"Karena kamu memang anak yang tidak saya inginkan!" Balas jaka.
"Terus kenapa kalian gak bunuh skay aja?"
"Ada saatnya skay ada saatnya"
Tak terbendung lagi, akhirnya air mata yang sedari tadi skay tahan berhasil terjatuh. Saat ini skay tengah menangis sejadi jadinya.
"ayah skay nakal ya? maafin skay ya ayah? skay janji skay akan mati secepatnya"
"peluk skay sekali aja ayah... skay mohon" setelah mengatakan itu skay pergi dari rumah.
"Ayah, bunda, apakah kita sudah kelewatan sama skay?" Tanya Egi kepada kedua orang tuanya.
"Tidak, anggap saja apa yang tadi anak itu ucapkan hembusan angin yang berlalu" Lanjut jaka datar.
••••
Skay berjalan melewati koridor sekolah, ia berjalan dengan tatapan kosong dan tidak bersemangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Yang Tidak Adil [END]
Spiritualeaku hanya gadis lemah yang di beri nyawa, dunia tak pernah sekalipun berpihak kepadaku. aku kecewa, mau tidak mau aku harus menuruti perintah. hidupku seperti permainan catur, yang akan maju jika di atur. di dalam cerita ini, aku ingin mengajak kal...