hidup lebih lama hanya untuk keinginan yang belum tentu terwujud
skay langit naya
aduhh bro, udah lama banget nih gak up, aku minta maaf okey? soalnya kan janjinya harus menuhin 15 vote, ternyata kalian gak sanggup segitu. tapi gapapa aku bakalan tetap lanjutin kok.
oke guys jangan lupa klik tombol votenya.
happy reading guys!!!
hari yang melelahkan baginya, seperti hari hari sebelumnya skay selalu rutin melaksanakan cuci darah yang di anjurkan oleh sang dokter. jika di bilang cape ya tentu pasti ia sangat cape, ia tahu bahwa menyerah itu bukan solusi.
langkah kakinya berjalan kecil memasuki koridor rumah sakit, terlihat banyak dokter yang berlalu lalang dengan pakaian serba putihnya.
dari ujung ruangan skay melihat dokter fahni yang berjalan menuju kearahnya, skay menghentikan langkahnya saat ia sudah tiba tepat di depan dokter fahni.
"Skay udah datang, dokter mau ngomong sesuatu" ucap dokter fahni setelah ia merangkul skay untuk kembali berjalan.
"Dokter mau ngomong apa?" tanya skay dengan menatap dokter fahni.
dokter fahni hanya diam. selang beberapa waktu tibalah mereka di suatu ruangan yang sudah tidak terlihat asing lagi bagi skay.
skay segera langsung menidurkan tubuhnya di atas ranjang rumah sakit. sedangkan dokter fahni sibuk mengatur alat alat yang akan digunakan skay untuk pelaksanaan cuci darahnya.
"Skay..." panggil dokter fahni.
skay langsung menoleh kearah dokter fahni. "Dokter fahni panggil skay?" tanyanya.
dokter fahni mengangguk, dengan tidak enak hati dokter fahni mengatakan "skay? dokter udah berusaha berbagai cara untuk kesembuhan skay, namun nyatanya saat ini belum ada perubahan sama sekali"
"Saat ini dokter hanya bisa memperlambat, kamu tau kan maksud dokter apa?" benar saja, setelah dokter fahni berbicara, dengan cepat dokter melihat raup wajah skay yang langsung berubah.
"dokter.... skay bisa hidup sampai kapan?"
mendengar pertanyaan itu, ntah kenapa ada rasa sakit yang mendalam yang dokter fahni rasakan. dokter fahni memang tidak mempunyai anak, tetapi dengan kehadiran skay dokter fahni jadi bisa merasakan sebuah kehangatan dari sosok buah hati.
dokter fahni sudah menikah kurang lebih tujuh tahun, tetapi Tuhan masih belum mengkaruniai anak. tetapi alhamdulillah nya suami dokter fahni selalu menerima kekurangan yang dokter fahni miliki.
"dokter akan selalu berusaha demi skay, karena dokter udah menganggap skay sebagai anak kandung dokter sendiri"
"bilang dok, skay bisa hidup berapa lama lagi?" tatapannya sayu, itu membuatnya saat ini pasrah kepada keadaan.
dokter fahni tidak sanggup mengatakannya. ia hanya bisa menangis di samping ranjang skay, ia merasa gagal sebagai dokter.
"dokter jangan nangis, kalo dokter nangis skay jadi ikut sedih" ucapnya dengan tangan yang perlahan mengelap air mata dokter fahni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Yang Tidak Adil [END]
Spiritualaku hanya gadis lemah yang di beri nyawa, dunia tak pernah sekalipun berpihak kepadaku. aku kecewa, mau tidak mau aku harus menuruti perintah. hidupku seperti permainan catur, yang akan maju jika di atur. di dalam cerita ini, aku ingin mengajak kal...