Sang bulan telah menampakkan wujudnya. Langit malam yang membentang dengan bertabur bintang menandakan bahwa waktu beristirahat telah tiba.
Tidak berbeda dengan yang lain, pemuda pemilik surai baby pink juga akhirnya dapat mengistirahatkan tubuhnya dengan nyaman. Setelah menyelesaikan sebuah konser yang cukup menguras tenaga.
Ia merebahkan tubuh lelahnya diatas ranjang dengan mata terpejam.
Tak lama setelahnya secara tiba-tiba seulas senyum kecil yang sangat tulus terbit pada bibirnya.
Lalu dengan perlahan kedua kelopak mata yang terpejam tadi perlahan terbuka menampakkan manik indahnya.
Ia memandangi langit-langit kamarnya dengan tenang tanpa melunturkan senyumannya sedikit pun.
Ah.. dia merasa senang.
Ingatan waktu konser dimana dirinya bertemu sekilas dengan adik kecilnya membuat pemuda itu tersenyum senang.
Perbedaan dan padatnya jadwal kerja adalah salah satu penyebab sulitnya mereka untuk bertemu.
Terlebih dengan status idol yang mereka berdua miliki, itu menjadi alasan utama betapa susahnya bagi mereka untuk sekedar beraktivitas diluar rumah.
Harus melakukan penyamaran ekstra sempurna agar tidak menimbulkan kericuhan didepan para fans. Dan juga menjaga perilaku supaya tidak menimbulkan rumor aneh yang akan merusak citra mereka didepan awak media.
Jangan lupakan mengenai fakta hubungan kakak adik yang mereka miliki belum terekspos sama sekali, lebih tepatnya mereka adalah saudara kembar.
Hal itu membuat segalanya menjadi lebih merepotkan.
Walaupun begitu, hanya dengan mengetahui keadaan dan kondisi masing-masing sudah cukup membuat mereka tenang dan senang.
"Riku semakin manis" gumam pemuda pemilik surai baby pink itu sembari tertawa kecil ketika kembali mengingat tingkah manis adiknya.
Setelah puas mengingat secuil momen kebersamaannya bersama adik kecilnya, pemuda bersurai baby pink tersebut memejamkan matanya untuk tidur.
Tentunya dengan senyum manis yang masih setia menghiasi bibirnya.
•
•
•
•Baru sebentar pemilik surai baby pink itu merasa menutup mata untuk tertidur, sekarang dirinya harus terpaksa membuka matanya kembali ketika telinganya mendengar suara bising dari arah pintu apartemennya.
Bunyi bel yang ditekan dengan tak sabaran itu sangat mengganggu waktu istirahatnya.
Bukan itu saja, bahkan lebih parahnya pintunya juga digedor dengan brutal seperti kekasih yang sedang memergoki kasus perselingkuhan saja.
"Ck, orang gila mana yang bertamu tengah malam seperti ini" decaknya kesal sambil mengacak rambut dan mengusap wajahnya kasar.
Pemuda dengan surai baby pink itu mengambil tarikan nafas panjang lebih dulu sebelum kakinya mulai melangkah keluar dari kamar berjalan menuju pintu apartemennya.
Karena terlalu kesal dengan tidurnya yang diganggu, pemilik surai baby pink tersebut membuka pintu apartemennya tanpa melihat terlebih dahulu siapa yang berkunjung tengah malam seperti ini.
Sedangkan diluar, mengetahui pintu yang mulai terbuka sekumpulan pemuda yang sedari tadi memencet bel dan mengetuk pintu dengan brutal spontan menghentikan aksinya.
Pada saat pintu terbuka sepenuhnya dan memperlihatkan sekumpulan pemuda dengan berbagai surai warna warninya, sang pemilik surai baby pink spontan meledakkan amarahnya.
"Apa kalian sudah gila?!" Ia menatap satu persatu pemuda didepannya dengan tatapan yang seolah ingin menguliti mereka hidup-hidup.
Kemudian pemilik surai baby pink tadi melanjutkan kalimatnya tanpa memberikan mereka kesempatan untuk membuka mulut.
"Dimana otak kalian?!"
"Ini- "
"Kujo-san tenanglah sebentar" salah satu pemuda dengan surai berwarna orange bernama Izumi Mitsuki memotong kalimat yang belum selesai terucap itu.
Sebelum pemuda bernama Kujo, lebih lengkapnya Kujo Tenn si pemilik surai baby pink tadi menumpahkan seluruh kalimat kematiannya.
Tenn memutar bola matanya malas dengan sedikit berdecak pelan, lalu tanpa aba-aba kembali menutup pintu apartemennya.
Namun sebelum pintu sepenuhnya tertutup,
"Tenn-nii.. hiks" rengekan panggilan dengan suara kecil terdengar oleh kedua telinganya.
Tenn tersentak dengan apa yang ia dengar.
Karena hanya satu orang yang dapat memanggilnya menggunakan panggilan seperti itu. Itu panggilan adiknya kepada dirinya, tentu Tenn terkejut.
Dengan tergesa Tenn kembali membuka pintu apartemennya dan menatap satu persatu wajah beberapa pemuda didepannya.
Tapi nihil, tidak terlihat wajah adiknya sama sekali disitu.
Bagaimana mungkin Tenn dapat melihat wajah Mitsuki yang lebih pendek darinya tetapi tidak dengan adiknya yang bahkan tingginya setara dengannya.
"Dimana-" lagi, sebelum pertanyaannya selesai terucap sudah terlebih dahulu terpotong oleh suara rengekan dan isakan kecil.
"Hiks Tenn-nii.. "
Tenn segera menoleh ketempat asal suara dan membelalakkan matanya terkejut ketika melihat sosok anak kecil yang berada digendongan Mitsuki.
"Hah?" Tenn mematung dengan banyak pertanyaan dikepala melihat pemandangan didepannya.
Lebih tepatnya pada anak kecil yang sedang menangis itu.
Rambut berwarna merah dengan gaya rambut yang sama dengan miliknya, dan juga wajah yang mirip dengan adiknya. Riku.
Tidak tidak, wajahnya bahkan sama persis dengan Riku saat masih kecil dulu!
"Kalian menculik anak?" ya.. walaupun mirip dengan adiknya Tenn masih berfikir secara rasional atas kejadian dihadapannya saat ini.
"Mau Tenn-nii.. hiks Tenn-nii.. hiks"
Isak tangis anak kecil tersebut semakin parah ditambah kedua tangan bergerak menggapai kearah Tenn.
Mitsuki yang paham dengan keinginan anak kecil digendongnya segera melangkah maju dan mengalihkan gendongannya pada Tenn.
Mitsuki tidak ingin anak tersebut semakin menangis dan berujung sesak nafas.
Tenn yang masih kaget dan tidak mengerti dengan situasi dihadapannya secara tidak sadar tangannya terarah untuk mengambil alih anak kecil tadi dari Mitsuki.
"Riku jangan menangis lagi ya.. ini kan sudah sama Tenn-nii" ucap Mitsuki lembut sembari mengelus pelan kepala anak kecil yang dipanggil menggunakan nama adik kembarnya Tenn.
"Riku-kun jangan menangis, nanti dadanya sesak" pemuda dengan rambut berwarna lylac bernama Osaka Sogo juga ikut mengelus punggung anak kecil yang berada pada gendongan Tenn.
"Riku? Mana? Ini siapa?" batin Tenn bingung.
Tenn menatap kebingungan pada dua orang dihadapannya dan juga anak kecil digendongannya.
Melihat raut kebingungan dari Tenn pemuda bersurai raven bernama Izumi Iori membuka mulutnya dan berkata, "Dia adikmu Kujo-san, Nanase Riku"
"Hah?" Tenn sedikit membuka mulutnya terkejut mendengar penjelasan Iori. Lantas mengalihkan pandangannya menatap lekat anak kecil yang digendongnya.
"Riku?!"
✧✧ ✧✧
Catatan penulis:
Peringatan adanya OOC (Out Of Character) secara keseluruhan.
Cerita ini memang sengaja dibuat dengan dominasi karakter Nanase twins, terlalu banyak karakter sedikit menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Chibi
FanfictionTenn menatap kebingungan pada dua orang dihadapannya, terlebih pada anak kecil digendongannya. "Dia adikmu Kujo-san, Nanase Riku" "Hah?" Tenn sedikit membuka mulutnya terkejut. Lantas mengalihkan pandangannya menatap lekat anak kecil yang digendongn...