Manik crimson itu tidak bosan meneliti sekitar, walaupun hampir dua jam berputar ditempat yang sama namun matanya tetap asik menjelajah menyusuri semua yang dapat dilihatnya.
Tak jarang binar mata saat menginginkan sesuatu tercipta pada manik kembarnya.
Mendapati hal yang menarik, kakinya siap melangkah berniat menghampirinya.
Riku melangkahkan satu kakinya bersemangat, tapi belum juga kakinya menyentuh lantai tubuhnya sudah ditarik kebelakang.
"Diam Riku, mau kemana"
Pemuda bersurai baby pink ini benar-benar lelah dengan tingkah adiknya.
Belum lima menit mereka sampai pada antrean pembayaran, bocah kecil itu ingin melesat pergi saja.
Untung saja Tenn tahan, kalau tidak ia pasti berlarian mengejar anak kecil hiperaktif itu.
Ya, mereka saat ini tengah mengantri untuk membayar seluruh barang belanjanya.
Dan yup! Riku diberi kesempatan Tenn untuk berjalan sendiri. Sudah dari tadi sebenarnya, waktu dari stan permen.
Hitung-hitung ini adalah permintaan maaf Tenn karena tak sengaja memarahi adiknya tadi.
Tapi ternyata semua keputusannya salah, memang sebaiknya kaki kecil itu tidak perlu menginjak tanah saja.
Tenn dibuat kewalahan dengan adiknya yang sering sekali terlepas dari genggamannya. Ingin hati mengikat adiknya itu agar tidak bergerak kesana-kemari.
Tenn menunduk hendak mengangkat adiknya kembali pada gendongannya, tapi Riku malah menjauh darinya. "Nggak mau, mau jalan!" protesnya dengan menghentakkan satu kakinya.
Tenn mengusap wajahnya kasar, adiknya benar-benar menguras kesabarannya hari ini.
Tapi Tenn tetap tidak marah, ia kembali menggandeng tangan kecil itu dan kembali fokus pada pembayarannya.
Melirikkan mata pada adiknya yang terus menatap lekat kesatu arah Tenn memutuskan untuk bertanya, "Riku mau apalagi, hm?"
Tidak ada jawaban yang keluar dari bibir mungil itu, Riku menggelengkan kepalanya dan berganti memainkan jari-jemari Tenn.
Menghela nafas sebentar karena adiknya tidak mau membuka mulut, Tenn berjongkok mensejajarkan tubuhnya.
"Mau apa sayang? Ambil, nanti Tenn-nii belikan" ujar Tenn lembut penuh perhatian.
Riku menatap kakaknya dengan wajah cemberut lucu, lalu tangannya terangkat menunjuk pada jajaran lolipop coklat.
"Mau itu.. boleh?" tanyanya takut-takut.
Riku mengerti sudah membeli banyak makanan manis, karenanya saat menginginkan hal tersebut dirinya sedikit takut untuk meminta pada Tenn.
Takut kakaknya kembali marah, tadi saja belum selesai melangkah dia ditarik kembali oleh Tenn. Pasti mau minta juga tidak akan dituruti.
Dan reaksi yang diberikan Tenn juga tidak sesuai ekspektasi Riku, ia tersenyum gemas melihat adiknya melayangkan sebuah permintaan dengan takut.
Wajah Tenn mendekat dan memberi dua kecupan di pipi chubby milik adiknya seraya berucap memberi izin, "Boleh kok" lanjutnya dengan mengelus kepala adiknya yang tertutup Beanie Hat.
Riku yang mendengarnya pun tersenyum senang dan langsung memeluk erat kakaknya, "Terimakasih Tenn-nii, Riku sayang Tenn-nii!!"
"Tenn-nii juga sayang Riku"
•
•
•"La la la la la~"
Senandung kecil dari bibir mungil surai crimson mengalun indah disepanjang perjalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Chibi
FanfictionTenn menatap kebingungan pada dua orang dihadapannya, terlebih pada anak kecil digendongannya. "Dia adikmu Kujo-san, Nanase Riku" "Hah?" Tenn sedikit membuka mulutnya terkejut. Lantas mengalihkan pandangannya menatap lekat anak kecil yang digendongn...