"Riku diam, nanti jatuh." Peringat Tenn pada Riku yang terus bergerak dalam gendongannya, mencoba menyapa kedua pria dibelakangnya.
"Hahh.. " Tenn membalikkan badannya dengan terpaksa agar adiknya lebih leluasa melihat kedua rekan kerjanya.
"Dia benar-benar jadi anak kecil," kagum Gaku terperangah dengan ekspresi terkejut sembari mencoba untuk memegang tangan kecil Riku.
Tapi pada saat yang sama Tenn menyadari gelagat Gaku yang berniat menyentuh adiknya.
Dengan cepat ia menepis tangan Gaku secara kasar dan menjauhkan Riku dari jangkauan pria didepannya.
"Jangan menyentuhnya," larang Tenn beserta nada tak bersahabatnya.
Sibuk dengan acara mewaspadai Gaku, Tenn malah tidak menyadari bahwa Ryuu sudah menepuk dan mengusap pelan rambut merah bocah kecil digendongnya.
Ryuu menampilkan senyuman hangat beserta tatapan lembut miliknya kepada Riku.
Sedangkan Riku hanya tersenyum lebar dan mengarahkan kedua tangan kecilnya memegang tangan Ryuu yang berada diatas kepalanya.
Sebenarnya Riku itu penasaran, karena tangan Ryuu terasa sangat besar.
Ya walaupun tangan kakaknya juga lebih besar dari miliknya sendiri tapi milik Ryuu terasa lebih besar lagi.
Karena hal itu dirinya spontan memegang tangan Ryuu saat pria itu mengusap kepalanya.
"Riku-kun sangat manis"
Tenn menatap kaget pemandangan didepannya, dengan gerakan cepat dirinya menjauhkan Riku dari kedua pria menyebalkan—yang sialnya juga temannya itu.
"Kalian! Kubilang jangan menyentuhnya!" ujar Tenn dengan nada sedikit meninggi.
Kesal dirinya saat adik manisnya itu dipegang-pegang—
Tidak, dilihat orang lain juga tidak boleh!
Memang gini nih. Udah brocon, posesif lagi!
"Oi bocah! Kami hanya penasaran dengan Nanase, tidakkah kau yang harus menjaga sikapmu itu!" protes Gaku marah karena sikap posesif Tenn pada center rival grup mereka.
"Kasar sekali," lanjutannya sembari mendengus sebal.
Tenn hampir meledakkan amarahnya pada Gaku sebelum suara Ryuu menginterupsi pendengaran dua orang pria yang saling menatap marah satu sama lain.
"Kalian berdua jangan bertengkar! Riku-kun takut," perkataannya langsung mengalihkan atensi kedua pria didepannya kearah bocah kecil yang berada digendongan Tenn.
Riku sedari tadi hanya terdiam menatap adegan didepannya dengan horor, pelupuk matanya sudah penuh dengan air mata dan siap tumpah kapan saja.
Benar saja, tangisnya langsung pecah—lebih tepatnya dirinya sudah menangis sejak kakaknya membentak Gaku tadi sih.
"Hiks hiks," Riku menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Tenn sembari memegang erat kemeja kakaknya dengan tangan gemetar.
Tenn terkejut melihat adiknya menangis, lalu dengan langkah tergesa membawa Riku menuju kamarnya.
"Gagak sialan, " gerutunya dalam hati menyumpahi salah satu rekan grupnya itu.
"Duduk dimana saja! Aku akan menenangkan Riku terlebih dahulu," pesannya pada kedua rekannya sebelum hilang dari arah pandang mereka.
•
•
•Tenn mendudukkan dirinya diatas ranjang dengan Riku berada pada pangkuannya, "Riku tenanglah, jangan menangis."
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Chibi
FanfictionTenn menatap kebingungan pada dua orang dihadapannya, terlebih pada anak kecil digendongannya. "Dia adikmu Kujo-san, Nanase Riku" "Hah?" Tenn sedikit membuka mulutnya terkejut. Lantas mengalihkan pandangannya menatap lekat anak kecil yang digendongn...