23. Fall asleep

641 77 19
                                    

Film telah mencapai pertengahan episode, dan tidak ada suara atau bahkan pergerakan dari penontonnya. Sangat hening, mereka semua fokus pada layar dihadapannya. Bagai orang yang benar-benar sangat menghargai apa yang ditontonnya, melihat dan memahami dengan bersungguh-sungguh tontonan yang ditayangkan.

Bahkan seorang seperti Tenn saja belum berpaling sama sekali dari tadi.

Seakan banyak pesan moral didalam anime tersebut, walaupun pada kenyataannya itu bahkan hanya sebuah tontonan ringan anak-anak. Nilai moral apanya?! Mereka hanya tipe orang yang memang fokus saja saat sedang menonton sesuatu.

Tenn memejamkan matanya sejenak, meregangkan tubuh dan area sekitar lehernya sedikit sebelum mengalihkan pandangannya kesisi kiri.

Setelahnya Ia bangkit dari tempat duduknya, bergerak perlahan mendekati Nagi. "Nagi, berikan Riku padaku. Ia tertidur." Suaranya bergema pelan, tapi mendapat perhatian dari seluruh pasang mata diruang tamu tersebut.

Sogo dengan kontan menjeda film yang ditampilkan, "bawa kekamarnya saja Kujo-san, aku akan mengantarmu." Ujarnya setelah berdiri tepat disamping Tenn yang sedang mengambil alih tubuh adiknya dengan hati-hati dari pangkuan Nagi.

"Eungh.. " Riku sedikit melenguh ketika merasakan tubuhnya berpindah tempat.

Tenn menepuk dan mengusap pelan punggung adiknya, menenangkan adiknya agar tidak terbangun. Setelah memastikan Riku kembali terlelap dalam tidurnya, Tenn beranjak menuju kamar milik adiknya dipandu oleh Sogo.

Yang tersisa hanya mengamati kepergian Tenn dan Sogo dalam diam, dan sedikit linglung. Waktu yang dihabiskan untuk menonton cukup memakan banyak waktu, sehingga sangat wajar jika sedikit rasa kantuk menghampiri.

"Apa masih mau lanjut, Nagi?" Yamato menatap tidak minat apapun objek didepan matanya, pandangannya mengabur bersamaan dengan dirinya yang menguap. Berbasa-basi menanyakan mengenai drama menonton anime dadakan siang hari ini.

Sedangkan yang diberi persoalan tersentak kecil, dengan secepat kilat membalikkan tubuhnya disertai kebangkitkan aura semangat yang kembali menguar. "Oh yes! Kita lanjutkan~ " serunya seraya melanjutkan film pada layar kaca yang sempat terjeda.

Mitsuki menghela nafas pelan, memilih beranjak dari tempatnya. "Aku akan kembali mempersiapkan makan malam, karena kita butuh lebih banyak hidangan untuk hari ini." Ucapnya tanpa mengharapkan sebuah jawaban, mengambil kembali celemek dan spatula yang sempat Ia acuhkan tadi.

Mengabaikan orang asing dan pria tua lainnya yang lanjut menonton animasi gadis berpakaian pink dilayar televisi.



"Kamar Riku setiap hari rutin kami bersihkan, jadi tidak perlu khawatir mengenai kebersihannya Kujo-san." Sogo membuka pintu didepannya dan memberi instruksi pada Tenn untuk masuk. Mulutnya lancar untuk memberi segala informasi yang berhubungan dengan center mereka kepada kakaknya.

Malaikat modern disampingnya ini begitu overprotective kepada adiknya, apalagi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan Riku. Mungkin Tenn bisa dikatakan tergolong jajaran orang yang terdiagnosa OCD. Dan Sogo tanpa diingatkan, secara naluriah—didalam alam bawah sadarnya sudah sangat mengerti dengan sikap penuh cinta Tenn pada Riku itu. Juga bukan hal yang sia-sia dirinya berbicara panjang lebar untuk Tenn mengenai Riku.

Karena itu akan menjadi informasi yang sangat penting bagi pemuda pemilik surai baby pink tersebut.

"Hm, terimakasih." Tenn hanya membalas singkat, meskipun sebenarnya rasa terimakasih yang diucapkannya sangat tulus.

Dihadapan orang disekitarnya, Tenn merupakan sosok yang perfeksionis. Sangat malah. Begitu dingin, acuh tak acuh, bahkan tidak tersentuh—bisa dipersingkat menjadi sosok yang kasar dan bermulut tajam.

Little ChibiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang