24. Awakened

662 63 20
                                    

Tenn menjauhkan dirinya secara perlahan dari Riku setelah melewati sekian menit, hanya untuk melantunkan lagu tidur dan memberi kehangatan agar sikecilnya terlelap.

Mata indahnya mencuri pandang pada jam dinding yang berada dikamar itu, dan sepertinya dugaannya salah. Tenn menghabiskan satu jam lebih untuk memberi kenyamanan pada Riku.

Samar-samar suara dentingan alat masak terdengar ditelinganya, mungkin setidaknya Tenn akan membantu sedikit. Mengingat walaupun Ia seorang tamu, tapi dia juga memiliki sedikit sopan santun untuk memberikan beberapa bantuan ringan. Namun sebelum itu, Ia akan mencuci muka terlebih dahulu.

"Tenn-nii hanya keluar sebentar, tetap tenang ya pangeran kecilku." Bisiknya pelan sembari merapikan kembali selimut Riku. Sentuhannya sangat ringan, membelai setengah sisi mahkota merah kesukaannya sebelum beranjak dari sisi sang adik dengan hati-hati.



"Apa Riku tidak mau ditinggal, kau cukup lama disana." Tanya Mitsuki spontan saat mendapati kehadiran Tenn, Ia hanya melirik sekilas dan tetap sibuk dengan apa yang dikerjakan.

"Tidak, hanya kembali terbangun saat aku memindahkannya." Tenn menatap sekelilingnya yang penuh dengan bahan masakan, secara tidak sengaja malah mendapati dua makhluk hijau dan kuning asik bersantai. Tidak sedikitpun memiliki niat untuk membantu rekannya menyiapkan makan malam.

Tenn menatap Mitsuki sekilas lalu mengalihkan pandangannya kearah beberapa bahan masakan, "akan kubantu." Tanpa menunggu respon, tangannya dengan sigap mengambil pisau dan beberapa sayur, yang sekiranya akan ikut menjadi isian makanan mereka.

Mitsuki hanya menoleh sebentar, tidak berniat memberi saran maupun kritik karena dia tau bahwa Tenn bisa. Sangat mampu sepertinya. Lagipula apa yang tidak bisa Tenn lakukan. Bahkan jika itu pertama kali untuk dirinya, untuk Riku, malaikat kecilnya, Tenn selalu mampu melakukan apapun bahkan jika itu menyulitkannya.

Mitsuki dan Tenn begitu serius dengan masakan mereka, beberapa kali terlihat saling melempar pendapat mengenai apa saja yang cocok untuk dimakan malam ini. Berbeda dengan leader i7 dan pria luar negeri yang masih asik dengan dunianya didepan televisi.

"Boleh aku membuat omurice?" Tanya Tenn disela-sela kegiatannya memotong beberapa sayur untuk tambahan sup yang dibuat. Saat itu tangannya berhenti bekerja sejenak guna melontarkan pertanyaan.

Dan hanya sepersekian detik pertanyaannya sudah mendapat balasan. "Tentu, apa untuk Riku?" Mitsuki tersenyum hangat pada sosok sempurna seorang kakak dihadapannya. Dia benar bukan, Tenn mampu melakukannya.

Sebenarnya dalam benak Mitsuki, Tenn tidak perlu meminta izin. Dia bukan orang asing, dia saudara yang amat dicintai center mereka, dan dia sangat diterima disini. Tapi melihat bagaimana sifat Tenn selama mengenalnya, tingkat sopan santun center TRIGGER sesungguhnya sangat luar biasa.

Terlepas dari sisi kejam dan perkataannya yang menyakiti hati.

Tenn hanya membalas dengan deheman singkat dan langsung melanjutkan sesi memotongnya, tidak lama aktivitas itu tergantikan dengan sesi pembuatan omurice yang telah direncanakan.


"Tadaima," seruan dari kedua orang di pintu masuk menginterupsi semua orang. Menghentikan sejenak segala aktivitas untuk menatap visual kedua remaja yang baru masuk.

"Okaeri," balas ketiga orang yang sudah terbiasa dengan seruan sebelumnya. Tenn hanya melihat sekilas, kemudian mengabaikan dua orang yang sempat Ia tanyakan keberadaannya ketika awal kedatangan tadi.

Little ChibiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang