14. Kari

826 112 12
                                    

Bintang pojok kirinya teman-teman, dimohon kerjasamanya ^_^


"Pwah.. "

Riku melepaskan dotnya ketika merasa bahwa isi didalamnya sudah habis.

Dirinya terdiam sejenak memandangi dot kosongnya kemudian menelusupkan wajahnya pada dada bidang kakaknya.

Tenn menaruh botol dot yang dipegangnya keatas meja dapur sembari menyuarakan pertanyaan pada sang adik, "Riku mengantuk? Mau tidur?"

Sebenarnya tidak mungkin untuk adiknya itu tidur lagi, mengingat Riku sudah cukup tidur tadi pagi.

Tapi kalau memang Riku kembali mengantuk Tenn memilih untuk menidurkannya. Lagian untuk seusia Riku juga tidak masalah jika banyak tidur.

"Riku lapar" gumamnya pelan namun masih dapat didengar oleh Tenn.

"Mau kari, Tenn-nii" lanjutnya sembari mengangkat wajahnya hingga bersitatap dengan sang kakak.

"Ouh.. Riku sayangnya Tenn-nii lapar hm?"

Tenn beranjak dari duduknya sembari menggoda adiknya. Mengangkat tubuh kecil itu tinggi-tinggi lalu memberinya banyak kecupan dibagian pipi chubby nya.

Sedangkan Riku hanya diam atas perlakuan kakaknya, Ia hanya menatap polos sang kakak dihadapannya yang sedang tersenyum manis.

Sungguh, Riku tidak akan pernah bosan menatap wajah tampan Tenn sampai kapanpun.

Tenn sendiri juga dengan cekatan menyiapkan sarapan untuk sang adik sambil tetap menggendongnya. Tidak susah, Riku ringan.

"Nggak mau itu Tenn-nii"

Riku melayangkan protes kala melihat Tenn memasukkan beberapa sayuran dalam piring sajinya.

"Hm? Tidak boleh begitu Riku"

"Riku harus makan sayur, agar Riku sehat" jelas Tenn pada adiknya dan tetap menaruh sayuran pada piring Riku.

"Ermhh"

Riku menggosokkan wajahnya dengan kasar pada perpotongan leher Tenn, Ia menggeram menandakan bahwa dirinya kesal.

"Riku nggak mau! Riku nggak suka sayur yang itu Tenn-nii!"

Riku semakin merengek, tubuhnya juga ikut bergerak heboh didalam gendongan Tenn.

"Hahh.. " Tenn meletakkan kembali sendok sayur yang dipegangnya.

Membawa piring berisi karinya keatas meja makan dan kembali mendudukkan dirinya pada salah satu kursi.

Kemudian Ia menatap dalam diam adiknya yang sibuk merengek-rengek menolak makan sayur itu.

Beberapa saat kemudian pemilik surai merah itu terdiam, mungkin sudah lelah dengan aksinya.

Tenn menangkup wajah kecil yang bersembunyi pada lehernya itu, membawanya bertatap muka dengannya.

"Sudah?" pertanyaan itu Tenn tujukan kepada aksi protes adiknya, tak lupa dengan tatapan malas dan jengah yang Ia ciptakan untuk menghadapi adik kecilnya.

Tapi siapa sangka wajah Riku yang sudah masam daritadi bertambah menjadi kerutan kesal.

"Ouch!"

Tenn mengaduh kesakitan kala kedua tangan kecil itu berada tepat dikedua matanya, lebih tepatnya seperti matanya ditampar oleh kedua tangan kecil tersebut.

Little ChibiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang