Sugawara Koushi

291 34 16
                                    

Aku terlahir normal, memiliki mata untuk melihat, memiliki hidung untuk bernafas, memiliki tangan da kaki. Tapi tuhan mengambil Suara ku dalam sekejap.

Entah dosa apa yang telah aku perbuat sampai kami-sama mengambil suara ku. Bukan hanya suara ku, orang tua ku juga.

Kalian pasti sudah tau kenapa.

---

Prinsip dalam hidupku ketika aku sudah tidak bisa berbicara, aku hanya perlu tersenyum agar orang terdekat ku tidak khawatir.

Aku benar benar berterima kasih dengan Kami-sama karena aku di pertemukan dengan Daichi.

Dia orang yang sangat baik, sampai sekarang aku sangat mencintainya.

Tapi entah kenapa ia merasa dirinya tidak cukup melindungi ku, padahal aku merasa dia selalu berada di sampingku ketika aku benar benar down.

Aku tidak pernah berpikir untuk mati. Karena masih banyak teman-teman, saudara dan kekasih yang mengkhawatirkan ku disini.

---

Aku juga akan seperti Daichi. Tidak akan banyak menceritakan di disini, karena yang berlalu biarlah berlalu. Kita akan membuka lembaran baru yang lebih baik lagi.

Mungkin, ini adalah lembar terakhir kisah ini. Kisah ini tidak jelas hahaha, kisah ini hanya menceritakan seorang manusia bisu yang selalu mendapatkan pelecehan seksual.

Tetapi di buku ini memang tempatnya kebahagiaan kami berada.

Tentang bagaimana kami membangun rumah tangga, tentang bagaimana kami menjadi sepasang suami istri, tentang bagaimana bahagianya Daichi mendengar aku hamil, tentang bagaimana di uji nya rasa cemburu, tentang bagaimana sabarnya kami mendapatkan kabar buruk tentang kehamilan laki-laki dan tentang di ujinya Daichi di pojokkan oleh masyarakat karena menikahi aku yang notabenenya laki-laki.

Tidak lupa dengan tentang kami menyambut haru bayi pertama kami datang menjumpai kami.

---

Di kehamilan ku yang kedua, memang aku merasa lebih melelahkan, aku bahkan banyak kesakitan, sampai Daichi haru mengambil cuti untuk mengurus Kouichi.

Di bulan ke 9 kehamilanku yang ke dua ini, aku semakin sakit, tubuhku benar benar lemah. Daichi dan yang lainnya khawatir.

Saat dimana Anak kedua kami lahir.

Dia buta.

KAMI-SAMA! AKU SUDAH BANYAK MENDAPATKAN UJIAN. Apa kesalahan ku...

Jika itu aku yang buta tidak masalah tapi jangan anakku!

Aku menangis keras saat dokter yang memeriksa anakku memberi tahu bahwa saraf mata anak ini tidak berfungsi.

Aku memeluk bayi ku dan erat, wajah ku yang pucat membuat diriku terlihat sangat frustasi.

Tidak mengapa jika itu diriku Kami-sama!

---

Sakit rasanya melihat anakku tidak bisa tumbuh kembang seperti anak yang lain, ketika aku menemani Kouichi bermain di taman, aku membawa Daiki.

Daiki hanya duduk di atas pangkuan ku, dia hanya meraba raba tubuh ku kemudian memeluk.

Anak di usianya biasanya bermain bersama kakaknya di taman ini.

Tetapi tidak dengannya. Hati ku nyeri. Sangat sakit.

---

Aku mengajarkan anakku berjalan menggunakan benda yang ada di sekitarnya, membiasakan dirinya untuk mendengar ucapan orang.

Aku tersenyum ketika Daiki bisa berjalan menggunakan kursi.

Aku tidak pernah membedakan kasih sayang ku ke pada dua anak ku.

Kouichi dan Daiki adalah anak ku.

Kouichi juga tidak merasa benci memilih adik istimewa seperti Daiki, justru saat pulang dari sekolah ia selalu mengajak Daiki untuk belajar ala pun.

Kouichi juga belajar menabung demi membelikan buku untuk anak yang tunanetra. Padahal Daichi bisa saja membelikannya. Aku tidak menyangka Kouichi akan se sayang ini kepada adiknya.

Pernah sekali setelah Kouichi pulang sekolah, pada saat itu Kouichi masih kelas satu SD. Ia mengajak adiknya yang masih kecil itu bermain di taman. Aku membiarkannya tetapi aku mengikuti mereka diam diam di belakang.

Anak ku Daiki hampir mendapatkan pukulan dari anak nakal. Dengan cepat Kouichi melindungi adiknya sehingga ia yang mendapatkan pukulan itu.

Kouichi anak yang baik.

---

Aku bahagia ketika bersama anak anak ku.

Aku bahagia ketika melihat Kouichi melindungi adiknya.

Aku bahagia ketika Kouichi tersenyum senang karena ia berhasil mendapatkan rangking satu.

Aku bahagia ketika Daiki tersenyum karena berhasil membaca buku yang di belikan Kouichi.

Aku bahagia ketika Daiki lahap makannya.

Aku bahagia ketika Daichi memelukku dan mencium kening ku.

Aku sangat bahagia. Terima kasih Daichi. Aku bahagia karena dirimu.

Aku sangat mencintainya.

---

"Mama?"

"Iya, Daiki?"

"Apa yang membuat mama bisa kuat dengan kekurangan mama pada saat itu?"

"Karena mama selalu berpikir, meskipun aku memiliki kekurangan, aku harus bisa bertahan karena mungkin di masa depan aku akan mendapatkan hal yang membuatku bahagia"

"Apa yang membuat mama bahagia?"

"Mama bahagia ketika melihat Daiki anak lucu mama menatap mama dengan mata indahnya"

"T-tapi mata ini tidak berfungsi"

"Tetap cantik, sayang"

"Mamaa!!!"

"Ei Kouichi jangan lari lari!!"

"Mama!!! Papa nakal curi eskrim aku!!!"

"Hahahaha"

"Daichi!"

"Hehe maaf, sayang"

"Papa"

"Ya nak?"

"Kenapa papa ingin melindungi kami bertiga?"

"Kouichi anak jagoan papa, ketika kamu dewasa nanti kamu akan menjadi pemimpin yang hebat. Mau itu dalam lembaga, masyarakat, keluarga. Kamu harus bisa menjadi pemimpin yang dapat melindungi orang yang di sayang. Begitu lah posisi papa mu saat ini, nak"

"KOUICHI AKAN MENJADI PEMIMPIN!!!!"

"Hahahaha ingat sayang, kata mama mu, seorang pemimpin itu tidak akan pernah menundukkan kepalanya ketika bersedih, okey?"

"SYAP!!"

"Hahaha aku penasaran dengan wajah Kouichi nii-chan sekarang "

"Wajah ku sangat tampan"

"Kakakku dan papaku akan selalu tampan"

"Kalau mama?"

"Kata papa mama itu cantik tauk!!"

"Aduh Daiki, anak ku sayang kau mengemaskan sekali "

"Hahaha"


Happiness will definitely come. We don't know when it will be, we can only wait and try.

—END—

Unspoken Love 2: Happiness || DaiSuga [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang