Tri [3]

1.9K 361 94
                                    

Menjadi permadaniSeperti mana yang tertulis˳ ˳ ˳

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menjadi permadani
Seperti mana yang tertulis
˳ ˳ ˳

Kaiser itu sosok yang sempurna. Hanya saja akalnya kurang sempurna.

Bagaimana tidak dibilang kurang sempurna jika saat ini saja tasmu dibawa lari olehnya.

Hanya karena tidak ingin bermain ulat bulu dengan Kaiser, ia mengataimu pick me dan menyerobot paksa barisan serta mengambil tasmu.

Kalau begini, "KAISER! GILA BANGET KAMU JADI COWOK."

Teriakan itu tidak digubris oleh Kaiser. Setelah menggantungkan tasmu di ujung pohon rambutan dan menangkring di sana.

Langkahmu terhenti tepat di atas pohon rambutan. Melihat aksi Kaiser memanjat layaknya kethek.

Sedangkan kamu di bawah, "AAAAA TURUNIN TASKU." Rengekmu menghentak-hentakkan kaki ke tanah.

Bukan Kaiser namanya kalau tidak jahil. Dengan entengnya ia menjulurkan lidah, lalu memetik buah rambutan.

Bibirmu mengerucut sempurna, alis yang awalnya lurus kini berganti mengerut.

"KALO GAK DIKEMBALIIN, RUMAHMU TAK OBONG LOH!"

Ancaman basi. Menurut Kaiser, itu bukanlah masalah besar.

Terlebih lagi dia adalah pesepak bola internasional yang setiap tahunnya mendapatkan gaji sebesar 34 M.

"Bakar aja. Gue gak peduli," Remehnya tersenyum miring, kemudian mencomot buah rambutan.

Karena keisengan yang belum berakhir Kaiser bertubi-tubi melemparkan kulit rambutan ke arah gadis berkuncir satu dengan wajah masam di bawahnya.

"ISENG BANGET KAMU YA. CEPET TURUNIN TAS- uhuk, ghuk, haaah!"

Tenggorokanmu mendadak kering dan tersendat di tengah-tengah pembicaraan.

"Nah loh keselek, 'kan. Makanya jadi cewek gausah pick me, ngomong make 'aku', 'kamu'. Jijik gue dengernya."

Ucapan asal jeplak yang dia keluarkan cukup menggoyahkan mentalmu.

Untuk saat ini kamu berdoa agar dahan yang menompa tubuh Kaiser patah dan menjatuhkan Kaiser.

Kamu dengan amarah yang menguasai, pergi begitu saja dan tiak peduli dengan tas.

Ekspresi datar tergambar di wajahmu. "Yaudah ambil aja tas bututnya, gak peduli."

Daripada harus dipanggil pick me, pick me. Emang siapa yang pengen di-pick.

Kaiser tertawa puas melihat ekspresi kesal yang dia inginkan. "Oit, tunggu dulu! Nih gue turun."

꒷ 𝐒ampoerna ،  𝐊aiser Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang