Dasa [10]

1.5K 312 16
                                    

Kini usai sudah s'galapenantian panjangku˳  ˳  ˳

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini usai sudah s'gala
penantian panjangku
˳  ˳  ˳

Selepas memberikan tote bag yang diberi oleh Kaiser, kamu langsung cepat-cepat menghilang.

Penyakit gangguan pencernaanmu kambuh, rasanya perut seperti diaduk-aduk dan bumi diputar secara cepat. Efeknya berdampak pada muntahan yang sedang kamu keluarkan saat ini.

Miris sekali, mengapa harus terjadi di sekolah, "Ugh bikin pusing." Keluhmu berpegangan erat pada dinding kamar mandi.

Salah satu penyakit yang kamu takutkan adalah berhubungan dengan perut. Jika sudah menyerang pencernaan, ulu hati serta kepalamu selepas ini akan terdeteksi kesakitan luar biasa.

"Apa aku izin pulang aja, ya? Tapi kalo pulang takut dimarahin bunda."

Kamu menghela napas kasar. Benci ketika tidak dapat melakukan apapun dan tunduk terhadap perintah mutlaknya.

Meskipun sedang bersandar pada dinding, kakimu masih bisa menompang. "Gak perlu pulang ke rumah, aku bisa mampir ke taman baca dulu."

Keputusan yang telah kamu lakukan sepihak.

"Emang siapa yang mau nurutin egoisnya bunda, anaknya mati juga gak bakalan peduli." Decihmu berjalan gontai menuju kelas.

Sesuai prediksi, kelas sedang ramai dikarenakan guru pengajar sedang sibuk akan ujian kelas 12.

Kamu berjalan menghampiri ketua kelas. "Maaf ganggu, aku mau izin pulang. Gaenak badan soalnya,"

"Nanti surat sama izin dari kesiswaan aku taruh langsung ke wali kelas." Lanjutmu langsung mencapai inti pembicaraan.

Perkataanmu membuat ketua kelas hanya dapat menganggukkan kepala. "Oke, hati-hati pulangnya."

Kamu mengacungkan jempol sembari membawa tas di bahu kiri.

Langkah kakimu menelusuri lorong sekolah yang cukup ramai siswa berkeliaran dari berbagai kelas.

Namun keramaian itu berimbas negatif pada tubuhmu yang sedang diserang penyakit perut.

Semuanya mempermudahmu untuk memberikan izin pulang. Tidak satupun guru menyusahkan atau bersifat menyebalkan.

Selepas itu kamu langsung meninggalkan pekarangan sekolah, berjalan menuju taman baca.

Namun, tiba-tiba terdapat langkah yang mendekatimu secara cepat sehingga menimbulkan suasana sensitif.

Pikiranmu mulai kacau, ditambah perutmu yang melilit, dan— "Halo manis."

BRRRAAAK.

Suara hantaman antara tas berisi buku tebal dengan wajah seseorang.

"JANGAN GERAK ATAU AKU TERIAK?!" Ancaman yang cukup memberikan ringisan bagi sang pelaku.

꒷ 𝐒ampoerna ،  𝐊aiser Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang