ᡕᠵ᠊ᡃ່࡚ࠢ࠘ ⸝່ࠡࠣ᠊߯᠆ࠣ࠘ᡁࠣ࠘᠊᠊ࠢ࠘𐡏 ﹾ 𝗣𝗘𝗖𝗔𝗡𝗗𝗨 𝗔𝗦𝗠𝗔𝗥𝗔 ; lagu tahun 90-an yang kamu sukai dengan buku bergelantung indah di tangan. ternyata, mengundang anjing gila mendekat. terdapat dua pilihan, lari atau sembunyi.
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan pernah letih 'tuk mencintaiku
° ° °
"Ikan sepat, ikan tongkol,"
"Cakep!!!"
Kamu refleks menutup telinga rapat-rapat ketika berada di tengah perkumpulan para cowok-cowok gila alias Kaiser dan teman-teman. Pantun tadi, sudah terdengar basi karena sering dilantunkan oleh pihak-pihak akhlakless.
Dan yang berpantun tadi, sudah pasti Kaiser.
"Mukamu kayak kon-"
Brak
"Tugasnya udah nyampe mana?"
Itoshi Rin, tiba-tiba membuka pintu sangat keras dengan menyuguhkan wajah datar dan sinis.
"Alamak, belom selesai." Balas Bachira.
"Gimana mau selesai. Daritadi aja bercanda gak jelas." Sahutmu mencibir pelan.
Situasi sedang hening, sehingga suaramu terdengar nyaring.
"Eh... Ha'ah lah! Kau ni opet, tau main je." Bachira menunjuk ke arah Nagi yang sibuk bermain game.
Baik Rin maupun kamu, sama-sama menghela napas kasar. Memangnya apa yang kalian inginkan dari mereka?
"Kamu,"
"Lo,"
Refleks, kamu dan Rin saling berbicara satu sama lain sambil saling lirik-lirikan.
Bachira yang mengamati itu langsung memasang wajah tengil, "Cie cie barengan ciee, jangan-jangan ikan hiu makan tomat." Ucapnya menunjuk Rin dan kamu secara bergantian.
"Hah? Apaan sih----mmbhhg!"
Belum sempat bicara, Kaiser sudah lebih dulu menghampiri lalu membungkam mulutmu agar tetap diam. Parahnya, Kaiser membawa wajahmu bersembunyi di dalam dekapan.
"Khaisherr, lephasgin!!"
Rin memutar bola mata jengah. Sudah cukup dia menyaksikan drama yang melebihi indosiar, lebih baik Rin menyelesaikan tugas sebelum memasuki deadline.
"Kapan mau bikin alatnya?" Tanya Rin tanpa basa-basi pada Kaiser.
Mengambil kesempatan, kamu mendorong tubuh Kaiser guna menjauh.
"Sekarang, nih gue mau beli alatnya."
"Cepet. Gue gak ada waktu." Balas Rin ketus.
"Sabar lah, udah kayak ndoro aja lo."
Rin sudah muak bekerja kelompok dengan teman-temannya. Bener sih isinya anak top paralel 10 semua, tapi yang bekerja hanya Rin, sisanya kelompok.
Kaiser berjalan menuju teras rumah, di sana terpampang motor Suzuki Bravo keluaran 1994 yang telah banyak dimodifikasi.
