Eka [1]

3.2K 424 65
                                    

Jangan pernah memilihAku bukan pilihan˳  ˳  ˳

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan pernah memilih
Aku bukan pilihan
˳  ˳  ˳

"Pulang duluan sana, gue ada latihan bola."

Kamu mendengkus sebal, sikap licik Reo tak juga berubah.

Selalu menyuruhmu untuk pulang, terus bakalan selingkuh sama cewek kelas sebelah.

Tapi, kali ini berbeda. Bedanya— "Kita udahan ya? Sekalian aku pulang, biar pulangnya bisa masing-masing."

Reo mendecak sebal. Dirinya menarik tanganmu untuk mendekat. "Ngapain lagi sih? Kebanyakan drama pake putus segala."

Ketus Reo menarikmu mendekat, berbicara tepat di wajahmu yang malas. "Males debat sama kamu, bikin capek."

"Gausah pake putus segala."

Tanganmu memundurkan Reo secara perlahan, berusaha memperbaiki keadaan yang terlanjur keruh. "Reo, kamu kan ganteng, multitalenta, banyak duit lagi,"

Hidung Reo kembang kempis ketika pujian yang kamu katakan benar adanya.

"Cari cewek lagi, ya? Dunia, aku, sama kamu, semuanya beda." Jelasmu mendongakkan kepala, memberanikan menatap Reo.

Selama ini, kamu selalu menghindari tatapan mata dari Reo. Sebabnya, Reo memandangmu kasar.

Selalu mengadahkan kepala, agar air mata tidak menetes.

Raut wajah Reo yang awalnya mengeras, berganti dengan kaku. "Kebanyakan alasan, bilang aja punya selingkuhan." Sinisnya menatapmu dari atas sampai bawah.

Ingin rasanya tanganmu terangkat dan menggeplak kepala lelaki di depanmu.

"Lemes banget mulutnya, belum pernah di sekolahin ya?" Balasmu berjalan menjauh.

Reo tak menyerah, dirinya menggapai tanganmu dan mencekal paksa. "Bilang aja kalo punya selingkuhan!"

"Apasih, ngaco banget. Lepasin, sakit tau gak." Ujarmu yang sudah mulai kesal dengan sikap menyebalkan Reo.

"Gak. Biasanya cewek kalo kaya gini pasti kurang duit, yang kemarin kurang? Mau tambah berapa?"

Kamu menghela napas panjang. "Ini bukan soal uang Reo. Udah ya, biarin aku pulang."

Lagi dan lagi Reo menggapai tanganmu dan mencengkram kasar agar kamu tidak lepas dari dirinya. "MANA SELINGKUHAN KAMU, HAH?"

"ITU TUH YANG DEKET SAMA LAPANGAN BOLA." Tunjukmu ngasal agar pandangan Reo teralihkan.

Dan, berhasil! Pandangan Reo teralihkan. Cekalannya mengendor banyak. Bukankah kesempatan untuk pergi?

Dengan sangat cepat kamu menguatkan kaki dan berlari kencang. Karena Reo pemain bola, kamu harus menjaga jarak sebanyak mungkin.

꒷ 𝐒ampoerna ،  𝐊aiser Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang