Saptadasa [17]

799 136 45
                                    

Yang kutahu pasti'ku benci 'tuk mencintaimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang kutahu pasti
'ku benci 'tuk mencintaimu

°   °    °

"Gue bosen."

Kamu tetap berkutik dengan alat tulis dan mengabaikan ucapan setan pengganggu.

Memang, siapa yang tidak kesal?

Sudah bagus kamu tidak sekelas sama Kaiser dan kawan-kawan. Tapi si jamet gila ini malah menyusup di kelasmu pas guru lagi mengajar.

Terlebih Kaiser duduk di sampingmu dan mengusir teman sebangku. "Barongsai gue bosen." Rengek Kaiser di telingamu.

Kamu yang kesal cuman bisa menggaruk kasar telinga dan menjauh dari Kaiser.

Kaiser menumpu lengannya di atas meja supaya menahan berat pipi, ia pun menatap ke arah depan dan mendengarkan guru sedang menjelaskan.

Lalu, terlintas sebuah ide jahil.

"BU KENTIT," Teriakan Kaiser menggelegar saat kelas sedang sunyi.

Guru yang dipanggil, alias bu Kenti membelalakkan matanya dan menatap Kaiser penuh garang.

"Kamu, ya! Sudah saya biarin diam di kelas malah mancing emosi. Mau saya tarik ke BK, hah?!" Bu Kenti berkacak pinggang.

Kaiser menarik ujung seragam kamu, kemudian menyengir lebar. "Kata dia ibu gausah kebanyakan ngomong, tuh maskernya sampe becek."

"Hah? Apaan sih, aku gak ngomong—"

"HAHAHAHA."

Siswa-siswi yang berada di dalam kelas sontak menahan tawa karena yang diucapkan Kaiser memang benar.

Pelototan tajam dikeluarkan dari guru tersebut. Beliau selalu memakai masker supaya tidak tertular virus dari anak-anak remaja. Karena masker yang guru tersebut pakai adalah masker medis, alhasil setiap air ludah yang keluar membuat masker tersebut becek.

"KAISER, 'TANPA NAMA. KELUAR DARI KELAS IBU SEKARANG!"

"Yes, berhasil," Kaiser mencekal erat tangan kamu dan menarik keluar. "MAKASIH BU KENTOT."

"Apa?! KAISERR BALIK KE SINI KAMU!"

Brak

Pintu kelas tertutup sempurna selepas kedua siswa tersebut berlari ke luar kelas. Bisa dipastikan besok mereka berdua akan menerima hukuman yang berat.

°   °   °

"Hosh, hosh,"

"Be-berhenti dulu, aku capek." Kamu menepis kasar tangan Kaiser.

"Gitu doang capek?" Ejek Kaiser menaikturunkan alisnya.

"Hah?! Kamu gila, ya? Udah tau bu Kenti itu sensian orang nya malah kamu pancing. Kaiser gila! Terus nasibku besok gimana kalo orangnya ngajar?!" Ekspresi jelek tergambar di wajahmu.

꒷ 𝐒ampoerna ،  𝐊aiser Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang