Shout Out #12 : Sekuat Sesakit.

811 122 393
                                    

vote dan comments.


Sore itu, Haris pamit pada sang Mama untuk pergi yang dia cuma bilang "mau cari angin, Ma," karena literally gak punya tujuan, Haris udah kayak bola nyasar, gelinding terus ikutin jalur yang menuntun sampai dengan gak jelasnya malah berakhir di Pe...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore itu, Haris pamit pada sang Mama untuk pergi yang dia cuma bilang "mau cari angin, Ma," karena literally gak punya tujuan, Haris udah kayak bola nyasar, gelinding terus ikutin jalur yang menuntun sampai dengan gak jelasnya malah berakhir di Perpustakaan.

Haris yang tukang tidur di pojokan kelas pas Guru nerangin sekarang lagi jalan-jalan ngawur menelusuri setiap lorong Perpus yang senyap, ini kayak Haris merasa goblok banget tapi suasana Perpus ternyata better than stay at home, dimana lebih terasa dingin daripada tumpukan es di freezer yang gak di bersihin seribu tahun.

"Shakeel?"

Haris terkekeh, setiap dia menyuarakan nama itu, selalu aja keinget sama Mama, orang yang sedang naik tangga yang bersandar di rak itu, punya nama yang sama dengan sang Mama. Tangannya terulur ke atas, berusaha meraih buku yang akhirnya bisa dia dapatkan dan bikin rautnya sumringah.

Haris senyum, dia lucu.

Dia gak pakai kacamata, terakhir kali, Haris injak kacamatanya sampai remuk karena nolak ngerjain tugas Haris.

Haris hendak lanjut jalan, tapi ketika bocah itu turun dari tangga dan berbalik, ekspresi gembiranya seketika lenyap setelah mendapati Haris beberapa langkah besar di hadapannya.

Haris hendak lanjut jalan, tapi ketika bocah itu turun dari tangga dan berbalik, ekspresi gembiranya seketika lenyap setelah mendapati Haris beberapa langkah besar di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SHAKEEL ENZY DARWINANDA.

Haris ambil satu langkah.

Shakeel lantas berbalik dan berjalan menjauh, meninggalkannya.

Seakan gak ada Haris bersamanya di lorong panjang itu, Haris menyeringai kecil lalu melangkah sedikit lebih cepat dan menjatuhkan lengan kirinya merangkul Shakeel.

Yang kemudian melontarkan hela napas jengah.

Menepis lengan Haris, tapi kemudian ditangkap kembali bahunya oleh lengan yang gak mau jauh dari bahunya itu.

"Kenapa sih?" tanya Haris ketika Shakeel gak bicara, hanya terus menyentak tangannya agar lepas.

"Tolong jauhin gue, Kak Haris, harus berapa kali gue bilang?!" tanya Shakeel, kesel. Menyerang Haris dengan tatapan kesal, ah, Shakeel menggunakan lensa dengan warna hijau muda.

[v] Shout Out! [EJWin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang