vote dan comments.
"Udah siap semua?"
Kenan datang setelah sempat pulang sebentar buat ganti baju, sebelum acara lamaran ulang yang akan berlangsung sekiranya dua jam lagi, dekor udah selesai dengan segala tetek bengek yang Kenan mau semuanya nyaris sempurna, minimal kalau ada celah, sekecil-kecilnya lah.
"Udah, tinggal tunggu tim seserahan dateng," kata Juna sambil nge-cek grup Panitia Lamaran Ulang, yang isinya malah kerusuhan Hildan dan Danu yang repot bawa segala macam barang padahal udah di kasih mobil.
"Lo pada udah makan?" tanya Kenan kemudian.
"Habis acara aja lah, sekalian," sahut Taki seraya masukin ponsel ke saku jaket.
"Lah, kenapa? sekarang aja, gue pesenin," kata Kenan, kemudian pesen paket makanan buat semua orang.
Bisa-bisanya pesen paket Dinner tapi gak pesen buat nasi kotak untuk dayang-dayang dan pelayan. Agak hectic.
Ayas sama Yasha ngaso sambil ghibah di salah satu meja, mereka udah beres bikin satu ruangan besar itu penuh dengan bunga-bunga yang di tata cantik, berikut dengan segala macam hiasan yang sederhana aja tapi tetap menampilkan estetika dan Madin pasti akan menyukainya.
Quotes-quotes boleh nyopet dari internet udah tertulis apik di setiap sudut ruangan yang berdiri papan-papan tulis hitam, dengan Polaroid-polaroid yang terpajang di dinding.
Pokoknya, rumah Kenan dan Madin udah apik dan super estetik, tinggal acara lamaran dan semuanya harus berakhir dengan baik, sesempurna eskpektasi mereka semua yang udah usaha seharian ini.
"Ngantuk 'lo?" Taki noleh ke Haris yang krenyep-krenyep dan emang beberapa kali menguap.
Haris terkekeh dan mengangguk, semalam dia begadang, nonton bola sama Juna, terus karena males di suruh nemenin Shakala beli tetek bengek keperluan dia nugas, Haris ikut Juna karena lumayan banget, makan dan jajan gratis.
"Cuci muka dulu, Haris," kata Ayas, yang kemudian bangkit, "ayo bareng, Kakak juga mau ke toilet," katanya.
Haris meraih uluran tangan Ayas, terus di genggamnya tangan si Kakak yang berjalan memimpin ke belakang, sepanjang jalan, melewati lorong dan berkelok seakan terasa begitu lama, Haris memandangi tautan tangannya sama Ayas yang terasa hangat hingga menyengat dada.
"Kakak."
"Iya?" Ayas yang udah mau masuk toilet batal Karen Haris memanggil.
Rautnya seketika kayak orang bloon, terus menggeleng, "nggak, ngga jadi," katanya.
"Ada apa?" tanya Ayas, jelas malah penasaran.
"Ngga, tadi gue cuma reflek, hehehe," sahut Haris di akhiri senyum kosong, malu banget woiy.
KAMU SEDANG MEMBACA
[v] Shout Out! [EJWin]
FanficLegend of The Dark Moon Era; the struggle to find out all the puzzle pieces of their Destiny. pernah di : #1 on #yuma #2 on #daniel #2 on #andteam