vote dan comments.
disini banyak bahasa kasar, mentioned of kiss, fan-fiction only. be wise, read all by ur own risk.
"Tapi dia gak mati, David, aku sudah bayar mahal untuk semua yang kamu minta ya!"
David berbalik dan langsung lempar tatapan kesal ke pria cantik di seberang meja kerjanya itu.
"Anak buah gue udah usaha, Hinan, soal mati atau gak itu nasibnya Madin, 'lo gak bisa nyalahin gue!" balasnya kebawa emosi, akhir-akhir ini karena masalah yang jadi semakin luas dan besar.
Beruntung David bisa kabur dari Penjara setelah Hinan membantunya mengatur anak buah David untuk melakukan serangan pengalihan di Kantor Polisi.
Kedua tangan Hinan mengepal erat, "aku mau kamu suruh anak buahmu itu untuk bunuh Madin, kalau perlu bunuh adiknya sekalian, aku mau Kenan benar-benar lepas dan bebas dari dia, bagaimanapun caranya!" ujarnya kemudian, penuh dengan emosi yang menuntut, kemudian David ngehela napas.
"Sebenarnya kenapa 'lo bernafsu setinggi ini untuk bunuh Madin?" tanya David kemudian, "ini bukan cuma karena 'lo mau si Kenan, 'kan?" ujarnya dengan raut yang percaya diri kalau asumsinya adalah sebuah kebenaran.
Karena kemudian Hinan nampak terdiam, rautnya jelas nampak berpikir, "lo punya banyak uang, 'kan? jadi, rasanya gak mungkin kalau lo ingin hidup dengan kekayaan Kenan, 'lo pasti punya alasan lain." Cecarnya kemudian, buat Hinan semakin bungkam.
Dia terlalu lepas menyuarakan keinginannya, tapi apa akan berguna kalau David tau alasannya?
"Kamu gak akan percaya," kata Hinan, "karena aku tau semua tentang Madin," ujarnya kemudian, David nampak tertarik, kemudian melangkah mendekat dan duduk di meja kerjanya, beberapa langkah di hadapan Hinan yang berdiri menatapnya lekat.
"Semua tentang dia, apa aja?" tanya David.
"Aku mau balas dendam." Kata Hinan.
Ekspresi David auto serius, "apa yang dia lakuin ke 'lo?" tanyanya.
"Duduk." Ujar David ke Hinan, yang kemudian nurut, narik kursi dan duduk karena David pikir mungkin apa yang akan dijelaskan oleh Hinan akan buat dia menguras cukup banyak tenaga.
"Pernah dengar, Thamed-Lights?" tanya Hinan kemudian, merogoh tas mahalnya untuk mengeluarkan notebook dengan case pink cetar itu, mencolek-colek layar sambil dengan serius menatapnya.
"Tamed-Lights?" David berpikir dong, "apa it—"
toktoktok!
"Dave!" Jaja berseru setelah mengetuk pintu.
"Oit?" balas David kemudian.
"Ada Jerome sama Jerry nih," kata Jaja melapor.
"Juno-Mahen juga datang, Dave!" Yohan berseru lalu menyela ruang di antara ambang pintu dan Jaja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[v] Shout Out! [EJWin]
FanficLegend of The Dark Moon Era; the struggle to find out all the puzzle pieces of their Destiny. pernah di : #1 on #yuma #2 on #daniel #2 on #andteam