vote dan comments.
warning; psychology issues, dead scene, bloody scene, bad words, satanic scene, FICTION ONLY! not safe for child. be wise, i warn u to read with all ur own risks.
"Kayaknya kak Madin sama Jema superhuman dah, cepet bener bisa di ajak healing."
Madin dan Jema terkekeh denger ucapan Yasha yang jalan paling depan itu, mereka baru aja keluar dari mobil yang bawa mereka keluar dari Area &Team, milih lanjut jalan kaki sekalian healing bareng, minus Niki dan Yuma yang stay di &Team karena Yuma di kekep Daniel terus Niki terpaksa nemenin karena disana juga ada Taki, sementara Lia gak bisa stay karena di tarik Jema, Nichole dan Tara, ya taulah, tiga ibu angkat dadakan Lia itu emang agak lain.
"Apapun itu, yang penting kita semua udah cukup baik-baik aja sekarang," ujar Madin seraya masukin ponselnya ke dalam tas, "jadi, mau kemana kita?" tanyanya kemudian.
"Uhmmm, katakan Peta!" seru Jema girang, "ehehehe, kita buat list mau kemana aja, 'kan?" katanya cengengesan, seruan dia bikin orang di sekitar pada noleh, malu.
"Here's the Peta!" kata Nichole keluarin kertas seukuran buku tulis yang udah di hiasi dengan tulisan ceker ayam khas milik Niki.
Tulisan Dokter, kalau kata Tara mah.
"Uhm, pertama kita kemana?" tanya Ayas menatap Nichole yang kemudian angkat pandangannya dan tersenyum.
"Guess where? Time to happy-happy, Tempest Bar!" ujar Nichole dengan senyum khas semakin lebar.
"Yash!" seru Yasha dan Tara barengan nonjok udara lalu saling rangkul.
"Let's go, Mom, are you ready to get high???" ujar Ayas ke Madin yang dia rangkul, yang kemudian terkekeh dan menggeleng heran, tapi rasanya sia-sia, "Mom, come on," ujar Ayas waktu Madin kayak emoh banget.
"I can't, you guys—"
"You, Mom, We are," ujar Yasha di depan Madin, meraih bahu Madin yang loyo.
"Big Boss memang gak ngatur kita soal Healing, tapi, percaya kita bakal have fun hari ini, jangan mikirin yang berat-berat, Mom, we'll do it together or never at all," kata Jema ke Madin, yang kemudian narik napas panjang mengisi rongga di dadanya yang terasa berat, sedikit sesak.
"Ayolah," kata Tara merengek, "kita mau Healing, apa yang salah? Mom, semua orang suka healing lho, semua orang butuh healing, without any exception, we are also need it." Katanya sangat antusias memaksa Madin supaya mau.
"Okay—"
"NAH!" seru mereka barengan, Madin sampai kesentak, terus usap dada, untung gak semaput ibu ratu.
"Bukan ide yang buruk, kita cuma healing, 'kan?" tanya Madin kemudian.
Seketika pada ngangguk kenceng alias cosplay pajangan dashboard.
KAMU SEDANG MEMBACA
[v] Shout Out! [EJWin]
FanfictionLegend of The Dark Moon Era; the struggle to find out all the puzzle pieces of their Destiny. pernah di : #1 on #yuma #2 on #daniel #2 on #andteam