Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sore kedua setelah Juwi ditemukan, sekarang Kembang Desa kita ini sudah boleh pulang, katanya dia udah gumoh banget ada di rumah sakit, apalagi ruangannya deket sama ruang mayat, semakin gumoh karena setiap coba tidur Juwi gak bisa tenang, mana gak selalu ada Juna di sampingnya, selama dirawat kemarin, Enhypen selalu gantian dan gak ada yang absen buat jagain Juwi, takutnya juga penculik itu datang lagi, 'kan gak boleh dibiarkan.
Kecuali Wildan yang setelah malam itu, dia gak dateng ke Rumah Sakit lagi karena sibuk, bekerja bagai kuda.
Juwi ada di dalam mobil Bara bersama empunya dan Kak Yasha, sementara Juna, Hildan, Danu, Sena dan Taki mengawal mobil Bara di depan, belakang, samping kiri dan kanan, seketika Yasha yang duduk di depan berasa jadi Ibu Negara.
Mana suara motor mereka berisik banget, mobil Bara juga warna biru mentereng, auto jadi pusat perhatian sepanjang jalan pulang, mana setiap ada ruang yang bawa motor pada ngobrol, sesantai itu.
Yasha diam-diam tersenyum, ya, minimal habis ngamuk ada yang melegakan amarahnya, Enhypen menampilkan sehangat dan bagaimana solidaritas yang seringkali Bara banggakan, sekarang Yasha buktikan.
Bukan berarti langsung sembuh ya, Yasha hargai usaha Bara buktiin kalau Enhypen emang rumah yang ramah dan gak neko-neko ya walau ada aja masalahnya.
"Ayo Juwi, pelan-pelan," Yasha meraih tangan Juwi ketika mereka turun, udah parkir di halaman rumah Juna yang luas kayak jidat author.
Motor-motor para Abang udah parkir rapi di satu sudut yang teduh karena udah sore, matahari di barat terhalangi dinding dan pepohonan.
"Abang—"
"JUJUUUUUUUUUU!"
Gedebrak, gubrak-gubrak!
"Kak Cala???" Juwi menoleh ke orang yang rusuh banget lari dari pintu utama.
Teriak heboh banget merentangkan tangannya ke Juwi lalu stop ketika Juna menahan dahinya.
"JUNA APAAN SIH?!" amuk Shakala emosi.
"Juwi baru pulang, kalau lo peluk nanti dia remuk," kata Juna ngasih tau.
"Enggak ya, dikata gue apaan kali," balas Shakala kesel, terus beralih ke Juwi yang senyum ke dia, kangen.
"Jangan erat-erat," kata Juna nepuk punggung Shakala yang meluk Juwi.
"Pelit amat anjeng!" kesel Shakala, ketika akhirnya dia merangkul Juwi.
Yasha ikut masuk ke dalam rumah dan duduk bareng yang lainnya yang langsung menempatkan diri bak yang punya rumah, duduk sesuka hati dimanapun, bahkan Sena udah rebahan di karpet sambil nenggak sekaleng cola yang dia ambil sendiri di kulkas, sangat mentang-mentang.