vote dan comments.
warning tetap sama, bahasa kasar dan gangster vibes, 17+.
"ENHYPEN!"
Tongkrongan—atau Markas baru Enhypen seketika riuh saat Juna datang, yang di tunggu-tunggu akhirnya tiba, walau sebenarnya lebih baik jangan, tapi ini udah pasti kejadian.
"SIAPA YANG BUAT MASALAH?!" bentak Juna, naik ke tumpukan kayu yang jadi podium dadakan, menatap anak Enhypen yang pada diem semua.
"KALAU LO GAK MAU NGAKU, GUE TEMBAK SATU-SATU!" ancam Juna menodong pistol ke kepala anak buahnya.
"Jun," tegur Danu di belakangnya.
Dor!
"Akh!" pekik seorang dari Enhypen yang lengannya di tembak Juna. Langsung jatuh di tangkep temen di sampingnya.
Tatapan Juna bengis banget, amarah kental di wajahnya, "SIAPA YANG SURUH KALIAN BUAT MASALAH DI JALANAN?!" seru Juna ke mereka.
"Jun, lo gak bisa kayak gini, dia gak salah, kenapa lo tembak dia?!" Sena maju, terus seketika gak jadi menyentuh bahu Juna ketika pistol mengarah ke kepalanya.
Tatapan Juna tajam, "kenapa gue gak bisa? cuma buat ngaku aja apa susahnya? gue di panggil Polisi karena ada warga yang ngaku di rampok anak Enhypen, kalau Polisi itu sampai ngadu ke Petinggi Hypen, lo pikir apa yang bisa terjadi sama kita?" ujarnya bernada tajam, menusuk.
"Ya, tapi sabar—"
"Semua yang terjadi bukan cuma bikin gue muak, gue udah gak bisa biarin sedikit aja masalah muncul dan bikin semua jadi makin kacau, Bang!" kata Juna ke Hildan, yang kalau mendadak jadi sopan, pasti seriusnya bukan kaleng-kaleng.
Hildan diam.
Danu ngehela napas, dia ikut Juna datang ke Kantor Polisi, begitu sampai sana dia di omelin dong, di ancam bakal di aduin ke Baginda Hades yang terhormat, Juna bisa apa selain bilang, "iya, Pak, saya bakal urus ini dan selesaiin masalahnya," begitu.
"Jadi, buat siapapun yang bikin masalah sampai masyarakat ngadu ke Polisi, maju sekarang atau kalian semua yang mati?" tanya Juna balikin atensi ke Enhypen yang berbaris membentuk lingkarang mengelilingi para Petingginya.
Minus Bara, Kenan dan Wildan yang absen karena bekerja.
Taki maju dan berseru, "ngaku aja dulu!" begitu, lalu, "atau siapapun yang tau siapa orangnya, maju, bilang ke kita semua sebelum kalian yang gak tau apa-apa ikut kena imbasnya," dengan ekspresi datar kayak orang males, tapi demikianlah Taki di takuti, bahkan oleh anggota yang mayoritas lebih tua darinya.
"Jangan berlaga seakan kalian gak kenal siapa Ketua kalian, sebelum kalian pada pulang gak bernyawa, lebih baik mengaku aja," kata Sena kemudian, ya udahlah, situasinya emang lagi mencekik.
KAMU SEDANG MEMBACA
[v] Shout Out! [EJWin]
FanfictionLegend of The Dark Moon Era; the struggle to find out all the puzzle pieces of their Destiny. pernah di : #1 on #yuma #2 on #daniel #2 on #andteam