BAGIAN 1

497 47 6
                                    

Happy Reading

Hati-hati banyak typo bertebaran

.
.
.

BYURR!!
Satu ember yang berisikan air membasahi wajah sekaligus tempat tidur milik seorang remaja laki-laki tampan. Diduga ember tersebut berhasil dilayangkan oleh seorang gadis yang diketahui sebagai kembarannya itu.

Laki-laki itu tergelonjak kaget dan langsung mendudukkan dirinya. Netranya menatap tajam seseorang di hadapannya. Memakai seragam sekolah dan memegang sebuah ember di tangan kanannya.

"BANGUN BANG, SEKOLAH!!" Teriaknya. Suara itu mampu membuat siapa saja ingin menutup telinganya, termasuk remaja laki-laki itu saat ini.

"BACOT!" Sahutnya. Ia hendak melanjutkan aktivitas hibernasinya namun sebuah cekalan berhasil menghentikannya.

"Gak ada tidur-tidur! Ini tuh hari pertama sekolah bang, ayo dong!!" Gadis itu terus menarik-narik lengan sang pria.

Karena merasa tak ada respon dari sang kakak, gadis itu terpaksa mengeluarkan jurus jitu nya. Dengan senyuman smirk nya yang tipis, gadis itu mengambil ancang-ancang dan— "MOMMY!! BANG ARDHAN GAK MAU SEKOLAH NIH!!"

Remaja laki-laki yang diketahui bernama Ardhan itu sontak membelalakkan matanya. "APAAN SIH?! ENGGAK MOM, ARDHAN UDAH BANGUN KOK!!"

Dengan gerakan yang sangat cepat, laki-laki itu langsung melesat pergi ke kamar mandi untuk melakukan ritualnya. Ia takut akan omelan sang ibu yang sangat diluar nalar itu.

.
.
.

"Akhtar, bangun dulu, makan." Tegur sang ibu seraya mengguncangkan tubuh salah satu putranya yang tertidur di meja makan.

"Gini amat punya abang pelor. Kerjaannya kalo ga makan, ya tidur!" Cetus seorang pria yang diyakini adalah adik dari Akhtar. Siapa lagi kalau bukan Yudha?

Acara makan bersama tak akan dimulai jika ada salah satu dari mereka yang kurang. Dan, itulah yang sedang terjadi sekarang. Menunggu kurang lebih sepuluh menit untuk bisa menyantap sarapan pagi demi si sulung yang tak kunjung keluar kamar. Dengan terpaksa sang ibu menyuruh anak gadisnya untuk membangunkan putra sulungnya itu.

Dan benar saja, tak lama suara langkah kaki yang bergesekan dengan tangga itu mulai terdengar semakin dekat dengan meja makan. Menampakkan seorang laki-laki dengan seragam sekolahnya dan tak lupa juga dengan wajah datarnya.

"Ini nih, tersangka pagi ini!" Unjuk seorang laki-laki bernama Nathan pada Ardhan. "Bang Ar, gara-gara nungguin lo doang nih kita kaga makan-makan dari tadi!" Ocehnya.

"Tinggal makan aja." Jawab Ardhan dengan datar.

"Mommy nyuruh kita buat nunggu lu dulu, Bang, baru boleh makan. Karena dia kaga mau ada yang namanya kekurangan anggota di meja makan enih." Jelas Yudha.

Melihat seluruh adiknya sudah berada di meja makan membuat Ardhan buru-buru duduk di kursinya, sambil menatap kembarannya satu persatu dengan tatapan yang tajam.

Yang ditatap seperti itu tentu saja merasa takut. Walau mereka sudah terbiasa, tapi mereka tahu bahwa tatapan abangnya itu hanya tertuju pada satu orang, kembar perempuannya.

"Udah boleh makan, kan? Kasian cacing di perut Nathan udah demo nih dari tadi!" Keluhnya.

"Anak orkay kok cacingan!" Ejek sang ayah dengan senyum jahilnya.

A.N.J.A.YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang