BAGIAN 5

258 25 14
                                    

HAPPY READING!!

.

Hati-hati banyak typo bertebaran!

.
.
.

Akhtar menyantap dengan nikmat semangkuk mie ayam di hadapannya. Tak mempedulikan kedua kembarannya yang sedang bercekcok tidak jelas itu.

Walau terkadang dirinya juga merasa tertarik dengan topik dari obrolan aneh ini, tapi tangannya tak pernah lepas dari sebuah sumpit yang sedari tadi sudah singgah di tangan kanannya.

Notifikasi ponsel mereka bergetar secara serentak menandakan adanya pesan masuk, yang mereka yakini dari salah satu kembaran mereka.

Aktivitas cekcok kedua orang aneh itu seketika berhenti. Begitu pula Akhtar yang sedang menyantap mie ayamnya, netranya langsung melirik ponsel itu kemudian dengan cepat tangan itu mengambilnya.

"Ceilaaaahh, ternyata gue sekelas sama my princess!" Heboh Nathan ketika ia baru saja membaca pesan singkat di ponselnya.

"My princess, my princess, dia punya gue!" Sewot Yudha tak terima. Hingga tak sadar bahwa ia menuangkan banyak sambal ke dalam mangkuk baksonya.

"Bacot! Gaya lo my princess, orang dia punya kita semua!" Tegas Akhtar yang mulai terganggu dengan keributan dua makhluk ini.

Nathan dan Yudha sontak bertepuk tangan. Tidak disangka saudara kulkas mereka bisa berbicara panjang juga. Sungguh momen yang langka bagi mereka.

"Rekor baru! Hari ini, jam segini, menit ini, detik ini, Akhtar bisa ngomong lebih dari tiga kata!" Seru Nathan kembali. Ia dibuat speechless untuk pertama kalinya oleh Akhtar.

"Betul tuh! Biasanya tiap hari juga paling banyak dua kata." Yudha membenarkan perkataan kakak kembarnya.

Sungguh! Akhtar menyesal telah meladeni dua makhluk menyebalkan itu. Seharusnya ia ikut saja tadi dengan dua kakak kembarnya yang lain, daripada harus menghadapi kedua makhluk aneh ini.

Hening.

Tak ada yang kembali bersuara. Entah kenapa mereka sedikit canggung. Bahkan untuk membuka topik saja tak ada yang bersuara kembali. Semuanya fokus kepada makanan mereka masing-masing.

"Bang..." Panggil Yudha pada Nathan.

Nathan hanya berdehem karena mulutnya penuh dengan makanan.

"PEDES BANGET SIALAAANNN!!" Teriaknya heboh. Nathan sontak memberikan jus jeruknya kepada Yudha yang sudah menahan tangisnya karena rasa pedas.

Akhtar hanya memutar bola matanya malas, kemudian melanjutkan aktivitas makannya.

Semua kembali normal, bakso milik Nathan ditukar dengan punya Yudha yang sudah penuh dengan sambal. Setelah mengisi perut, tiba-tiba saja Yudha kepikiran dengan jurusan yang ia tempati.

"Plis deh, Mom. Yudha kan pengen masuk perkantoran, malah dimasukin ke logistik!" Yudha mendumel sambil mengerucutkan bibirnya sebal.

"Malah bang Ardhan yang masuk perkantoran! Sama Akhtar pula." Lanjutnya dengan celoteh yang tidak jelas.

"Ada apa si, Yud, di perkantoran tuh? Lu keknya kepingin bet gitu," tanya Nathan.

Yang ditanya malah melirik ke Akthar yang juga sedang menetap dirinya sambil menaikkan sebelah alisnya seakan berkata 'kenapa?'.

"Y-yaa kan...siapa tau nanti jadi manajer atau bos di perusahaan gitu," gugupnya.

"Yang lain." Tegas Akhtar yang mampu membuat Yudha diam seribu bahasa. Kakaknya yang satu ini memang pandai dalam mengintrogasi seseorang. Ia seakan tahu bahwa Yudha memiliki maksud lain dari apa yang telah ia ucapkan.

A.N.J.A.YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang