BAGIAN 6

214 26 22
                                    

HAPPY READING!!

.
.
.

Hati-hati banyak typo bertebaran!

.
.
.

Jihan dan Ardhan sudah menemukan kelas mereka masing-masing. Dan, jaraknya hanya dibatasi oleh satu kelas.

"Ck, gue duluan lah Bang!" Gerutunya.

"Belajar yang rajin ya, my princess. I'm always proud of you." Tangan Ardhan mengelus lembut puncak kepala Jihan.

"Jangan lupa masuk kelas lo, ya? Awas aja kalo bolos!" Ancam Jihan.

"Iya, gue mau nungguin Akhtar dulu. Katanya tuh bocah lagi jalan ke sini," ucap Ardhan meyakinkan.

Jihan beranjak dari sana kemudian memasuki kelasnya. Dengan penuh keberanian, Jihan mencoba mengetuk pintu kelas dengan sopan, membuat seorang guru laki-laki yang sedang berbicara itu sontak menoleh dan menghentikan kalimatnya.

"S-saya anak baru, Pak." Gugup Jihan. Netranya memandang ke seluruh penjuru kelas, memastikan tempat duduknya tidak bersama dengan laki-laki, bisa-bisa ia dimarahi habis-habisan oleh abangnya itu.

"Baik silahkan masuk. Anak-anak Bapak minta perhatiannya sebentar, hari ini kita kedatangan murid baru, bisa perkenalkan diri kamu?"

Satu langkah ketika Jihan memasuki kelasnya, aura kecantikannya mampu membuat semua pasang mata yang berada di kelas itu terpana. Mereka speechless melihat Jihan yang ternyata sekelas dengan mereka. Namun ada juga yang berteriak dengan heboh.

Seorang gadis dengan rambut pendeknya, dibuat melotot tak percaya. Ia menutup mulutnya yang terbuka lebar dengan kedua telapak tangannya. "ITUKAN MURID BARU YANG TADI, DEMI APA GUE SEKELAS SAMA DIA?!" Batinnya girang.

"Halo semuanya, perkenalkan nama gue Jihan Putri Dirgantara, kalian bisa panggil gue Jihan. Gue pindahan dari Bogor, salam kenal semuanya!" Sapa Jihan dengan ramah. Dan tentu saja mereka juga menyapa nya dengan ramah.

"Kalo boleh tau, hobi kamu apa?" Salah satu siswi di sana menyeletuk memberi pertanyaan seraya mengangkat tangan kanannya.

"Hobi gue bereksperimen dan meratapi nasib," balasnya dengan senyum ramah.

Guru itu dibuat geleng-geleng kepala untuk yang pertama kalinya oleh si murid baru.

"Emm—boleh saya duduk, Pak?" Tanyanya pada guru itu.

Guru yang bernama lengkap Asep Budiono, atau biasa dipanggil Asep itu mengedarkan pandangannya kearah masing-masing meja mereka.

"Baik kamu duduk dengan Riska, Riska tunjuk tangan." Titah Pak Asep pada seorang siswi bernama Riska.

Mendengar namanya dipanggil, gadis itu sontak mengangkat jari telunjuknya, walau sedikit gemetar. Dan Jihan duduk di bangku kosong yang telah disediakan.

"Halo Riska!" Sapa Jihan hangat.

Sedangkan Riska masih terpaku pada aura yang dipancarkan oleh teman sebangkunya yang baru ini, ditambah wajah Jihan yang cantik mampu membuat siapa saja menjadi insecure jika melihatnya.

"Ris?" Teguran Jihan namun tak mendapat respon apapun dari sang pemilik nama.

Riska tak bergeming sedikitpun. Ia hanya diam dengan mulut yang terbuka. Hal itu membuat Jihan mengernyitkan keningnya bingung. Orang-orang di sini pad kenapa sih? Aneh banget tingkah lakunya?

"DEMI APA SI YA LORD?! DIA DUDUK DI SEBELAH GUE?!" Teriak Riska heboh, dan kini semua mata tertuju padanya.

"Ekhem! S-sorry, duduk aja, Han." Riska menarik kursi yang berada di sebelahnya dan mempersilahkan Jihan untuk duduk.

A.N.J.A.YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang