BAGIAN 3

282 31 3
                                    

HAPPY READING!

.
.

Hati-hati banyak typo bertebaran!!

.
.
.

Beberapa langkah kaki tampak terdengar jelas disepanjang koridor menuju arah kantin. Banyak pasang mata terpikat melihat kearahnya.

Siapa yang tidak kagum? Melihat lima murid baru di sekolah mereka bagaikan dewa yunani yang sedang menyamar. Sangat tampan dan cantik.

"Ekhem!" Deheman terdengar, membuat seorang gadis yang sedang memainkan ponselnya dengan reflek langsung menengok ke sumber suara.

"Kantin di mana?" Tanyanya. Gadis itu sontak menganga. Merasa tak percaya bahwa pria di depannya ini bertanya pada dirinya. Detak jantungnya berpacu dengan cepat, matanya dibuat terpaku oleh ketampanan pria di hadapannya ini.

Namun bukannya menjawab, gadis itu justru jatuh pingsan secara tiba-tiba tepat di depan sang pria yang membuat siswa-siswi di sana langsung mengerubungi dan membawanya ke Unit Kesehatan Sekolah.

"Loh kok malah pingsan si?" Kesalnya sendiri.

"Muka lu serem bang, makanya dia pingsan." Seseorang menepuk pundaknya dengan senyuman yang mengejek.

"Diem lu bontot!" Sarkasnya.

Seorang murid laki-laki yang tak sengaja lewat di depan mereka mendengar percakapannya. "Kalian nyari kantin?" Tanyanya.

"Kalian tinggal lurus aja abis itu belok kiri." Unjuknya, kemudian berjalan kembali meninggalkan the ANJAY yang masih berdiam diri di tempat.

.
.
.

Koridor tampak ramai siswa siswi Galaxy Internasional School yang baru saja berdatangan. Ada juga yang sedang berbincang-bincang tentang lima murid baru di sekolah mereka. Sepanjang perjalanan, terdapat seorang gadis yang sepertinya terlihat sedang mencari-cari seseorang.

Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri, dengan netra hitamnya yang terus menelisik keberadaan orang itu.

"Duh, tuh murbar ke mana si?" Gerutu seorang gadis dengan langkah yang tergesa-gesa dan netra yang menelusuri setiap penjuru koridor.

Tak lupa juga dengan kedua teman laki-lakinya yang sedari tadi mengikutinya dari belakang.

"Menurut lo aja, Pril. Kalo ada murid baru trus dateng ke sekolah, tuh murid bakal ke mana." Cetus Arga diiringi gelengan kepala. Ia benar-benar tak habis pikir dengan temannya satu ini.

"Ke ruang Kepala Sekolah lah!" Jawabnya.

"Tuh tau!"

Langkah kaki itu semakin cepat, seakan berkejaran dengan waktu yang terus berputar. Membuat Arga dan Arkan semakin kesusahan untuk menyusulnya.

"Gue tau lo kepo, Pril. Tapi pelan-pelan napa! Gue cape banget inih!" Ucap Arkan berusaha menetralkan napasnya yang tersengal-sengal.

April menghentikan langkahnya kemudian menoleh ke arah belakang. Menemukan kedua laki-laki itu sedang terduduk di lantai dengan santainya.

"Baru juga jalan begini, udah cape. Gimana kalo gue nyuruh lo lari maraton?" Sinis April.

"Emang siape lo nyuruh-nyuruh gue?" Sahut Arkan tak mau kalah.

"Ck! Udah ayo buruan, nanti kalo tuh murbar ilang gimana?" Ajak April.

"Ogah ah! Mager. Lo aja Sono sendiri!" Tolak Arkan.

A.N.J.A.YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang