part 4

4.7K 152 0
                                    

"Lagi-lagi mie simpananku hilang, ini diambil manusia atau diambil setan, sih," umpat Lila, penghuni kamar kos 006 yang berada cukup jauh dari kamar kosan Nara.

Gadis berkulit hitam manis itu kembali mencari-cari mie instan simpanannya yang ada di dalam lemari baju.

"Padahal sudah ku umpetin di lemari baju, tapi kenapa bisa hilang juga sih. Apa jangan-jangan...,"

Tok-tok-tok!

Ucapannya terhenti saat terdengar suara ketukan di pintu kamarnya. Gadis dengan tinggi 160 cm itu menatap sesaat ke arah pintu, dan perlahan berdiri dari duduknya.

Ia melangkah dengan malas ke arah pintu dan membukanya. Alisnya terpaut saat melihat seorang gadis sedang tersenyum simpul di hadapannya.

"Mau apa Lu, pasti mau minjem duit, kan?" terkanya seraya tersenyum sinis.

Gadis itu hanya terkekeh geli dan menjawab," tahu aja Lu, Lil. Pinjem duit dong, kiriman Gua belum nyampe,"

"Ah, kebiasaan Lu Sas. Giliran minjem duit aja sama Gua, waktu punya duit Lu sama Rina," decak Lila kesal.

"Eh, nggak gitu dong friend. Itu Rina yang traktir, seriusan," gadis yang bernama Sasi itu mengangkat tangannya dan menunjukkan dua jemarinya hingga membentuk huruf v.

"Gua ga ada duit, Sas. Tanggal tua Gua lagi bokek-bokeknya. Ini aja mie simpanan gua hilang dua. Padahal sudah Gua simpan di dalam lemari, loh, Gua kunci lagi," Lila berbicara sembari memelototkan matanya, hingga membuat kelopak mata lawan bicaranya pun melebar.

"Hah? seriusan Lu? telor ayam simpanan Gua juga hilang 2 loh, perasaan Gua telor itu ada 5 sekarang tinggal 3, aneh bin ajaib, padahal cuma Gua tinggal kencing," ujar gadis bermata bulat itu berapi-api.

"Iya, loh, seriusan Gua. Kalau itu manusia, pasti bukan cuma mie yang diambil, harusnya itu barang berharga tapi ... barang berharga Gua juga nggak punya selain HP," Lila tersenyum kecut.

"Terus HP Lu aman?"

"Aman sih, alhamdulillah cuma mie dua biji doang yang hilang,"

" Ya udah deh, Gua coba pinjem ke teman yang lain, urusan telur mah Gua nggak mau mikir deh, tiba-tiba merinding aja gitu," ucap Sasi dengan bersedekap, memeluk tubuhnya yang tiba-tiba merinding.

"Heem, lama-lama di kosan sering buat merinding sih, apalagi kemarin, waktu Gua ngelewatin lorong, Gua kayak dengar suara orang mandi loh di kamar 003 itu,"

"Beneran Lil, Lu jangan ngomong sama yang lain loh. Kalau kedengaran sama ibu Atin, fix Lu bakalan ditendang keluar dari kosan ini. Kosan mana lagi yang murah terus fasilitas lengkap seperti kosan ini," Sasi memperingati.

Lila yang diajak bicara terdiam beberapa saat, lalu mengangguk pelan.

"Benar juga Lu Sas. Gua nggak bisa bayangin kalau sempat diusir terus mencari kosan lain, di komplek ini cuma kosan ini sih yang paling murah, terus nggak ribet lagi. Nunggak juga Ibu Atin sabar orangnya,"

"Nah, Lu tahu. Yang penting ... kita ga di ganggu. Itu aja. Lu mau dengar cerita nggak, kenapa kamar 003 itu nggak ada yang betah dan selalu pindah hanya dalam waktu semalam?" Sasi mendekatkan tubuhnya ke arah Lila dan menyender di dinding, membuat Lila langsung mengernyitkan dahi dan merapatkan tubuh ke arah Sasi.

Sasi lalu berbisik dan mendekatkan wajahnya ke telinga Lila," Gua dengar nih dari tetangga sebelah, dulu itu ada pemuda yang meninggal di sini, bukan karena bunuh diri, tapi meninggal karena kebanyakan makan mie dan suka begadang,"

Wushhh!

Seolah apa yang diucapkan oleh Sasi itu adalah sebuah pantangan, tiba-tiba saja Sasi dan juga Lila seperti merasakan angin yang cukup kencang menghembus tepat di wajah mereka, membuat kedua orang itu langsung bergidik dan saling bertatapan.

My Handsome GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang