part 6

3.9K 135 8
                                    

"Maaf ? kamu salah apa?"

Nara yang sepertinya sudah bisa menerima kehadiran makhluk itu lalu menyendarkan tubuhnya di dinding, ia bisa melihat dengan jelas makhluk itu melayang ke arah peralatan dapur.

Ctek!

Makhluk itu menghidupkan kompor gas dan mengambil panci kecil lalu meletakkan air di atasnya.

"Yah, aku minta maaf karena sempat membuat dadamu terluka," ucapnya saat ia menggerakkan kepalanya ke arah Nara dan mendekat ke arahnya.

Nara terdiam, hanya matanya yang membesar saat pria tampan itu kini hanya berjarak 1 meter darinya.

"Kamu kelihatannya sudah nggak takut lagi sama aku, beneran nih nggak papa kalau kamu tinggal bersama hantu," tanya si hantu dengan senyum yang merekah.

Lagi-lagi Nara hanya terdiam dan memperhatikan wajah tampan yang begitu sempurna di hadapannya.

' Tolong ... bagaimana bisa aku takut dengan makhluk se-tampan ini ... apalagi wajahnya, ya ampun ... kenapa mirip Cha Eun Woo sih!' batin Nara bergolak.

Hantu tampan itu malah tersenyum-senyum mendengar ucapan Nara dalam batinnya.

"Terima kasih Nara aku sudah dibilang tampan," ia tersenyum menggoda sebelum ia berbalik dan kembali bergerak ke depan kompor.

Wajah Nara memerah. Dari mana ia tahu jika Nara menyebutnya tampan, sedangkan dari tadi Nara hanya terdiam dan terhipnotis oleh ketampanannya?

"Aku bisa mendengar semua isi kepalamu, Nara. Karena aku adalah hantu, makhluk halus yang bisa mendengar semua ucapan orang-orang di sekitar,"

Nara mengangguk pelan, matanya masih tetap menatap dan terpesona oleh ketampanan hantu di hadapannya itu.

Ia berandai-andai jika di hadapannya itu bukan seorang hantu, melihat kepiawaiannya dalam mengolah masakan dan bergerak ke sana kemari dengan pesonanya.

Sesekali hantu tampan itu menyibak rambutnya yang jatuh, menepiskan anak-anak rambutnya ke samping, menggulung kemeja yang ia pakai, hingga menunjukkan gurat-gurat di tangan putihnya.

Nara pun tersadar dari kekagumannya saat makhluk itu dengan bangganya menunjukkan sepiring mie goreng beserta telur di atasnya.

"Ayo, makan, Nara," ia mengulurkan sepiring mie goreng itu ke arah Nara, dan tanpa ragu Nara menerimanya.

"Terima kasih ... mmm ... siapa namamu?" tanya Nara seraya melangkah mengikuti makhluk itu ke arah karpet berukuran 1 x 1,5 meter yang berada tak jauh dari ranjangnya.

"Sini, duduk dulu di sini," hantu tampan itu menepuk karpet hijau bermotif kotak-kotak,menyuruh Nara duduk di sebelahnya.

Nara menurut. Ia duduk bersila di sampingnya dan mulai menyuap mie goreng yang rasanya sangat nikmat itu.

"Eumhhh, oishii," mata Nara berbinar begitu mie bercampur telor dadar itu masuk ke mulutnya dan ia kunyah perlahan.

Hantu tampan itu menatap ke arahnya dan tertawa melihat Nara.

"He-he-he, kamu lucu Nara,"

Nara langsung menggerakkan kepalanya dan menatap ke arah hantu yang saat ini sedang tertawa di sampingnya. Wajah tampan itu semakin terlihat menggemaskan di mata Nara.

Tiba-tiba wajah Nara terasa panas dan memerah, mengingat apa yang telah terjadi padanya dan keganjilan-keganjilan yang menimpanya.

Mungkinkah makhluk ini yang sudah memeluknya erat dan juga mengecup lehernya? atau ada makhluk lainnya?

Hantu tampan yang semula tertawa itu tiba-tiba terdiam dan menatap dalam Nara. Untuk beberapa saat mereka sama-sama terdiam dengan mata yang saling bersitatap.

My Handsome GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang