HaliSol

1.7K 88 17
                                    

*kebanyakan diambil dari sudut pandang Solar*

Sudah sejak beberapa menit yang lalu Solar berputar-putar mengelilingi Ruang keluarga, membuat elemen lain yang melihatnya ikut merasakan pusing.

Bukan hanya itu, Blaze bahkan ikut berjalan kesana kemari seolah sedang mencemaskan sesuatu.

"Bisakah kalian berdua berhenti? Aku pusing melihatnya" ucap Ice mengajukan protes.

"Jangan diliat kalau gitu" balas Solar acuh.

"Solar dan Blaze kenapa?" Dengan inisiatif hati nurani yang begitu baik, Thorn memutuskan bertanya.

"Aku mencemaskan Supra dan Frosty, Thorn..."

Gempa menggeleng pelan melihat tingkah saudaranya, Hei! Ini bahkan masih siang, sementara Solar dan Blaze tidak henti-hentinya mencemaskan dua pemuda itu.

Karna jengah, Taufan memutuskan mengajak Thorn untuk keluar saja. Ia juga bosan melihat drama rumah tangga yang tiada habisnya.

"Blaze tenang" Ice menepuk pundak Blaze, menyuruhnya untuk tenang dan duduk disampingnya.

Blaze menurut, padahal ia tau Frosty akan baik-baik saja. Namun entah kenapa ia tetap cemas.

"Solar" Halilintar memanggil, memberi isyarat pada adik bungsunya untuk berhenti berputar-putar.

Alih-alih menurut, Solar memilih melenggang pergi menuju kamarnya sendiri.

Solar tak setres kok, tenang saja. Solar juga tahu Supra pasti baik-baik saja. Ia hanya kalut, ia takk pernah mengalami perasaan ini sebelumnya. Perasaan khawatir kepada seorang anak? Ah entahlah.

Saat Solar sedang asik tenggelam didalam pikirannya, Hali. Kakak sulungnya, garis bawah calon suaminya. Sial, Solar selalu saja memerah jika memikirkan fakta itu. Dari banyaknya manusia kenapa harus seorang Halilintar Thunder yang menjadi pasangannya?

Bayangkan saja. Menikah dengan saudara sendiri tak pernah ada dalam daftar hidup Solar, bahkan tak pernah terbesit satu pun pikiran diotak Solar untuk menjalin kisah romantis dengan seseorang.

Solar akui Halilintar itu tampan, kelewat tampan malah. Tapi itulah mengapa Solar sangat menghindari kakak sulungnya itu.
Terutama masalah persaingan popularitas yang tak ada habisnya, Solar bahkan tak segan segan membuat gerakan anti Halilintar international.

Satu lagi, fans Halilintar itu gila, bahkan melebihi gila. Dan itulah salah satu alasan Solar sangat-sangat tidak ingin berdekatan dengan kakak sulungnya. Ia tak ingin ketularan gila.

Baiklah itu lebay. Tapi sungguh, hidup Solar baik-baik saja sampai pemuda tampan bernama Supra dan pemuda manis bernama Frostfire datang lalu membeberkan fakta bahwa ia akan menikah dengan saudaranya sendiri, terlebih itu kakak sulungnya. Apa sih yang dilakukan Halilintar sampai-sampai Solar mau bersanding dengan manusia irit bicara sepertinya?! Terlebih ia menjadi pihak bawah. Double shit!

Tolong bawa Solar pergi dari mimpi buruk ini!!

Walaupun Solar sering merasa bangga terhadap Supra. Tetap saja ini semua terasa janggal.....

"Solar? Hei?"

Kesal karena panggilannya tak kunjung dibalas, Halilintar menepuk bahu Solar cukup keras "hei sol sepatu"

Solar mengernyit mendengar panggilan dari kaka sulungnya, jelek sekali. Solar bersumpah itu nama panggilan terjelek yang pernah ia dengar.

"Apa masalahmu sih?!"

Antar waktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang