Ramai, riuh, gaduh, bising, dan entah kata apa lagi yang mampu mendeskripsikan suasana sekolah saat tiba waktunya pulang.
Layaknya suasana kelas pada umumnnya. Para siswa berhamburan keluar dari dalam ruangan, ingin segera melanjutkan rutinitas sehari-hari, yaitu bersantai ria diatas ranjang.
Namun, ada saja beberapa siswa siswi yang masih asik bercengkrama ditempat masing-masing, seakan berpikiran 'pulang mah bisa nanti'
Tak jauh beda dari keadaan Frostfire saat ini. Disaat yang lain sudah berebutan keluar, ia masih saja santai duduk dibangku miliknya, menunggu sang sepupu selesai membereskan alat tulis.
"Apa kau mau langsung pulang, Sup? Elemental lain sepertinya sudah menunggu, mengingat kau sangat lama membereskan alat tulis." Tanya Frostfire, sekaligus mencibir.
Supra menoleh, menatap seperkian detik Frostfire kemudian mengangguk. Mengabaikan cibiran makhluk mungil disampingnya. Toh, ia tak mau jadi penunggu sekolah.
"Halo remaja remaja dari masdep, lama banget ga keluar-keluar." Seru Blaze tiba-tiba masuk, disusul elemental yang lain.
"Tadi ngisi formulir ekskul dulu."
Frostfire menyampirkan tas ranselnya dibahu, menatap Blaze dengan binar meyakinkan, menunjukkan 'mereka tak melakukan hal yang aneh aneh' kok.
"Kami tak melakukan hal lain kak Blaze, aku berani bersumpah."
Ice menyenggol bahu Blaze, menyuruh agar mempercayai dua pemuda dihadapannya. "Berhenti membayangkan hal yang tidak-tidak, Supra bukan seperti kakak sulungmu... Ya, setidaknya tak terlalu mirip."
Blaze reflek menatap Halilintar, kemudian beralih menatap Supra, dan beralih lagi menatap Halilintar. Terus begitu sampai ia yakin dan menganggukkan kepala. "Itu juga kakakmu Ice."
"Kurasa bukan."
Sementara yang dibicarakan menatap tak terima, apa apaan maksudnya itu?!
'aku juga tak mau dimiripkan denganmu dad' ―SHS (suara hati Supra)
"Omong-omong dimana kak Solar?"
"Solar dan Thorn sudah pulang sedari tadi Frost, Solar bilang ia tak enak badan."
Para elemental reflek memandang sang kakak sulung, menatap dengan penuh selidik.
"Jangan jangan ini asal usul Supra lahir." Celetuk Taufan, semakin menatap curiga pada Halilintar.
Walau rasa curiganya cukup besar, Gempa berusaha mengembalikan pembicaraan agar tak menjalar kemana-mana. "Mungkin Solar memang sakit, imunnya menurun atau apalah, kita membahas yang lain saja."
"Kau akan mengikuti ekskul apa Frost?" Tanya Gempa, sambil melangkah keluar kelas. Tentu saja mereka tak akan terus-terusan berbicara didalam kelas.
"Oh? Aku belum memutuskan harus mengikuti ekskul apa, terlalu banyak pilihan. Kalau boleh, aku ingin memilih semuanya, kalau saja aku tak mendapatkan jitakan dari seseorang."
Yang dimaksud aka 'Supra' memutar bola matanya malas ―sudah menjadi kebiasaan, yang entah menurun dari siapa. "Pilih salah satu saja Frost, kita tak akan selamanya disini."
Lagi-lagi hanya dibalas cengiran khas oleh Frostfire. "Iya baginda, hamba mengerti." Ucapnya sambil memberikan gestur hormat.
Lorong-lorong sekolah yang mulai sepi menjadi pemandangan utama bagi para elemental. Tapi tak masalah karna berbagai candaan dan tawa membuat ramai suasana perjalanan mereka.
"Nevada!"
Frostfire reflek menoleh, memandang pemuda yang memanggil namanya. Otaknya berputar sesaat, mengingat-ngingat kalau saja pemuda didepannya ini pernah berbicara dengannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/313470365-288-k184413.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Antar waktu
Novela JuvenilBagaimana jika Frostfire dan Supra terjebak dimasa orang tua mereka? bagaimana mereka akan menjelaskan semuanya? Apakah akan ada sebuah rasa yang tumbul akibat ulah mereka........? Dan akibat apa saja yang akan dihasilkan oleh mereka? SHIP 👇 Halili...