Bab 3

19 12 56
                                    

"Ayo satu putaran lagi!"

Seorang laki - laki berteriak pada teman lelakinya yang kini sedang berlari mengelilingi lapangan. Siang menjelang senja, saat matahari sedang bersemangat untuk membakar apapun dengan cahayanya.

Dia, Kevin, harus berlari atau Alex akan menyuruhnya untuk push up dengan dua karung tepung di atas pungung.

Kejam!

Padahal Kevin dalah teman Alex, dan mereka sudah cukup lama bersama.

"Aku sudah tidak kuat!" keluh Kevin di putaran keduapuluh.

"Tidak ada! Ini sudah latihan yang paling ringan!"

Alex, menyahut dengan suara yang keras dan tegas, hingga beberapa orang yang ada di lapangan merinding mendengarnya.

Beberapa diantara mereka juga merasa kasihan dengan Kevin, pemuda itu harus memiliki personal training yang paling kejam dan beringas.

Dan ini baru minggu pertama, Kevin tiba - tiba menyesal karena mengajukan nama Alex pada orang tuanya.

Kevin sebenarnya tidak terlalu gemuk, namun orang tuanya takut kalau Kevin menjadi gemuk dan obesitas karena hobi makannya. Kevin beberapa kali sempat bolos, dan menyebabkan pertengkaran besar antara mereka.

Dan di saat itulah Kevin mengajukan nama Alex untuk menjadi personal tarining-nya, Kevin berjanji kalau dia tidak akan kabur lagi.

Padahal Kevin mengajukan nama Alex agar ia dapat kong-kali-kong dengan Alex.

Namun Kevin lupa kalau Alex itu orangnya tegas, kalau A ya A, dia bukan orang yang bisa diajak main - main.

Setelah putaran ke 25 Kevin langsung merubuhkan dirinya ke tanah. Aroma rumput langsung menusuk hidungnya.

"Bagus pertahankan performamu tadi," puji Alex lalu duduk bersila di samping Kevin.

"Berarti aku boleh libur besok ya?" tanya Kevin berharap.

"Tidak ada liburan!" sahut Alex menjitak kepala Kevin.

DRRT!!!

Suara denting ponsel Alex menyita perhatian mereka.

"Halo?"

****

Sebuah mobil Roll Royce tiba di hotel Chateau de la Villeedubois. Seorang pelayan datang dan membukakan pintu mobil.

Pemuda dengan tuxedo berwarna coklat gelap dan dasi merah yang tak terpasang rapi keluar dengan wajah yang setengah masam. Di belakangnya satu orang pelayan membawakan tasnya.

"Sialan orang - orang tua itu! Haish...! mereka itu lebih ribut dari mobil buntut!" ucap pemuda itu dengan kesal.

"Selamat datang tuan muda!"

Dua orang pelayan langsung menyapanya begitu ia tiba di lantai tiga. Seorang dari mereka membukakan pintu.

Pemuda itu langsung duduk di sofa, dengan mulut yang terus mendumal-betapa menyebalkannya orang - orang yng ia temui hari ini. Sedangkan pelayan - pelayan yang ada di sana segera menata barang bawaan si majikan.

Seorang pelayan perempuan masuk sambil membawa alkohol dan hidangan pencuci mulut. Sadar bahwa majikannya sedang tidak dalam susana hati yang baik-pelayan itu segera pergi tanpa mengatakan apapun.

"Ya Louise, kau harus tahan untuk satu tahun ke depan," ucapnya menasehati diri sendiri.

Ia menengok ke arah jendela, pemandangan taman langsung tertangkap inderanya.

"Sepertinya bagus jika aku mengadakan pesta lamuannya di sini," gumam Louise

"Laptop!" ucapnya dan seorang pelayan langsung meletakkan laptop milik Louise di atas meja.

Louise membuka laptopnya dan berniat untuk menyelesaikan perkejaannya yang tertunda karena menemui orang - rang yang menurutnya tidak penting.

TING!

Bunyi notifikasi dari Skype menyita perhatiannya, dengan cepat Louise membuka group chat yang beranggotakan teman - teman se-gengnya sewaktu kecil.

<<Group:Tiktakt00e>>

>JudithE

Hi Guys! Apa kabar? Ada yang luang musim panas nanti? Ayo kita liburan!

Rasa kesal yang tadi menggerogoti Louise langsung menghilang begitu saja.  Ajakan liburan dari Judith mampu mematik semangat dalam diri Louise.

Ia bahkan sangat terkejut karena Lily, temannya yang sangat jarang keluar itu membalas pesan Judith dan bersedia untuk ikut liburan. Padahal Lily hampir tidak pernah datang saat mereka membuat janji temu.

"HAHAHAHAHA!"

Louise tertawa senang, membuat dua orang pelayan yang setia di dalam kamarnya terkejut melihat perubahan Mood Louise.

>CharmLouise

Aku setuju! Musim panas nanti kita berkumpul di villa John!

Setelah mengirim pesan di group chat. Loise segera menelepon seseorang.

****

Tidak ada yang menyenangkan selain bergelung di dalam selimut.

Dan itulah yang kini sedang ia lakukan.

Setelah menyelesaikan revisi laporan keuangan yang diberikan padanya dua jam yang lalu. John memutuska untuk kembali masik ke dalam selimut. Rambut coklatnya yang berantakan serta kantong mata di bawah mata hijaunya membuatnya tampak seperti orang yang dikejar – kejar realita.

John membuka laptopnya, berniat untuk mencari musik yang enak untuk ia dengarkan sambil tiduran.

Namun notifikasi yang ada di dalam Group-chat Skype membuatnya terusik. Dan mau tak mau John harus membukanya.

>John

Baiklah aku akan menyiapkan villanya untuk musim panas nanti

>JudithE

Bagus! Guys kapan kalian ada waktu luang bulan Juni nanti?

>McKevin

Minggu kedua, ujianku baru selesai minggu pertama

>CharmLouise

Kapan pun aku siap! Oh ya! Aku akan membawa beberapa koki

>JudithE

Kurasa itu tidak perlu...

>CarmillaStarrkids

Benar! Kau pikir ini pesta bangsawan apa? Ini liburan! Hanya kita berdelapan! Aku tidak mau ya melihat banyak pelayan berkeliaran di sana sini!

>CharmLouise

Aku hanya ingin yang terbaik untuk liburan ini! apa salahnya?!

John membaca balasan – balasan Carmilla dan Louise, pesan mereka memenuhi grup. John membacanya satu persatu meski merasa malas.

Ia juga tidak ingin liburan nanti, toh menurutnya liburan itu merepotkan. Ia harus berpisah dengan kasur kesayangannya.

John tidak terlalu suka kegiatan di luar ruangan. Apalagi mereka akan liburan di Villa, sudah pasti ada banyak hal yang akan mereka lakukan, bukan sekedar malas – malasan di Villa.

>Lily

Aku setuju – setuju saja

Satu pesan itu juga menjadi penyebab kenapa John harus datang.

Ada banyak perasaan yang tercampur aduk di dalam dirinya ketika membaca pesan itu. Dan untuk merapikan benang kusut yang tiba – tiba terjalin. John harus pergi. 

Sang PengadilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang